Karakteristik Habitat dan Flora Mangrove

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hutan Mangrove 2.1.1. Definisi Hutan Mangrove Nybakken 1992 menyatakan hutan mangrove adalah sebutan umum yang digunakan untuk menggambarkan suatu varietas komunitas pantai tropik yang didominasi oleh beberapa spesies pohon-pohon yang khas atau semak yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh pada habitat perairan asin. Hutan mangrove meliputi pohon-pohon dan semak yang tergolong ke dalam 8 famili, dan terdiri atas 12 genera tumbuhan berbunga : Avicennia, Sonneratia, Rhizophora , Bruguiera, Ceriops, Xylocarpus, Lummitzera, Laguncularia, Aegiceras , Aegiatilis, Snaeda, dan Conocarpus Bengen 2000. Bengen 2000 mendefinisikan mangrove sebagai komunitas vegetasi pantai tropis yang didominasi oleh beberapa jenis pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur. Supaya tidak rancu, digunakan istilah “mangal” apabila berkaitan dengan komunitas hutan dan “mangrove” untuk individu tumbuhan. Hutan mangrove oleh masyarakat sering disebut pula dengan hutan bakau atau hutan payau. Namun menurut Khazali 1996, penyebutan mangrove sebagai bakau nampaknya kurang tepat karena bakau merupakan salah satu nama kelompok jenis tumbuhan yang ada di mangrove.

2.1.2. Karakteristik Habitat dan Flora Mangrove

Karakteristik hutan mangrove dapat dilihat dari berbagai aspek seperti floristik, iklim, temperatur, salinitas, curah hujan, geomorphologi, hidrologi dan drainase. Secara umum, karakteristik habitat hutan mangrove digambarkan sebagai berikut Bengen 2000 : - umumnya tumbuh pada daerah intertidal yang jenis tanahnya berlumpur, berlempung atau berpasir. - daerahnya tergenang air laut secara berkala, baik setiap hari maupun tergenang pada saat pasang purnama. Frekuensi genangan menentukan komposisi vegetasi hutan mangrove. - menerima pasokan air tawar yang cukup dari darat. - terlindung dari gelombang besar dan arus pasang surut yang kuat. Air bersalinitas payau 2-22 per mil hingga asin hingga 38 per mil. Dahuri et al. 1996 menyatakan, terdapat parameter lingkungan yang menentukan kelangsungan hidup dan pertumbuhan mangrove, yaitu: 1 suplai air tawar dan salinitas, dimana ketersediaan air tawar dan konsentrasi kadar garam salinitas mengendalikan efisiensi metabolik dari ekosistem hutan mangrove. Ketersediaan air tawar tergantung pada : a frekuensi dan volume air dari sistem sungai dan irigasi dari darat b frekuensi dan volume air pertukaran pasang surut c tingkat evaporasi ke atmosfer 2 pasokan nutrien: pasokan nutrien bagi ekosistem mangrove ditentukan oleh berbagai proses yang saling terkait,meliputi input dari ion-ion mineral an- organik dan bahan organik serta pendaurulangan nutrien. Secara internal melalui jaringan makanan berbasis detritus detriatal food web. Bengen 2000 mengemukakan bahwa vegetasi hutan mangrove di Indonesia memiliki keanekaragaman jenis yang tinggi, namun demikian hanya terdapat kurang lebih 47 jenis tumbuhan yang spesifik hutan mangrove. Paling tidak di dalam hutan mangrove terdapat salah satu jenis tumbuhan sejati dominan yang termasuk ke dalam 4 famili, yaitu Rhizophoraceae Rhizophora sp., Bruguiera sp., dan Ceriops sp. Sonneratiaceae Sonneratia sp., Avicenniaceae Avicennia sp., dan Meliaceae Xylocarpus sp..

2.1.3. Zonasi Mangrove