-
menerima pasokan air tawar yang cukup dari darat.
-
terlindung dari gelombang besar dan arus pasang surut yang kuat. Air bersalinitas payau 2-22 per mil hingga asin hingga 38 per mil.
Dahuri et al. 1996 menyatakan, terdapat parameter lingkungan yang menentukan kelangsungan hidup dan pertumbuhan mangrove, yaitu:
1 suplai air tawar dan salinitas, dimana ketersediaan air tawar dan konsentrasi kadar garam salinitas mengendalikan efisiensi metabolik dari ekosistem
hutan mangrove. Ketersediaan air tawar tergantung pada : a frekuensi dan volume air dari sistem sungai dan irigasi dari darat
b frekuensi dan volume air pertukaran pasang surut c tingkat evaporasi ke atmosfer
2 pasokan nutrien: pasokan nutrien bagi ekosistem mangrove ditentukan oleh berbagai proses yang saling terkait,meliputi input dari ion-ion mineral an-
organik dan bahan organik serta pendaurulangan nutrien. Secara internal melalui jaringan makanan berbasis detritus detriatal food web.
Bengen 2000 mengemukakan bahwa vegetasi hutan mangrove di Indonesia memiliki keanekaragaman jenis yang tinggi, namun demikian hanya
terdapat kurang lebih 47 jenis tumbuhan yang spesifik hutan mangrove. Paling tidak di dalam hutan mangrove terdapat salah satu jenis tumbuhan sejati dominan
yang termasuk ke dalam 4 famili, yaitu Rhizophoraceae Rhizophora sp., Bruguiera
sp., dan Ceriops sp. Sonneratiaceae Sonneratia sp., Avicenniaceae Avicennia sp., dan Meliaceae Xylocarpus sp..
2.1.3. Zonasi Mangrove
Zonasi hutan mangrove terbagi atas daerah yang paling dekat dengan laut dengan substrat agak berpasir, areal seperti ini didominasi Avicennia sp., pada
area yang sempit, berlumpur tebal dan teduh Avicennia sp. tidak dapat tumbuh dengan baik. Spesies yang berasosiasi dalam zona berlumpur seperti ini
didominasi Sonneratia sp. Bengen 2000. Zona yang lebih mengarah ke darat umumnya didominasi oleh Rhizophora sp. Pada zona ini sering juga ditemukan
Bruguiera sp. dan Xylocarpus sp. Zona berikutnya didominasi oleh Brugueira sp.
yang tumbuh pada habitat dengan sedimen berupa tanah liat. Sedangkan zona
transisi, yaitu zona antara hutan mangrove dengan hutan dataran rendah biasa ditumbuhi oleh Nypa fruticans dan beberapa spesies palem lainnya Kusmana
et al . 2003
Pembagian zonasi habitat mangrove berhubungan dengan adaptasi pohon mangrove terhadap kadar oksigen tanah yang rendah dengan bentuk perakaran
yang khas, adaptasi terhadap kadar garam yang tinggi dengan variasi bentuk daun serta adaptasi terhadap tanah yang kurang stabil dan adanya pasang surut Nampak
pada struktur akar yang terbentuk sangat ekstensif membentuk jaringan horisontal yang melebar untuk memperkokoh pohon, menahan sedimen dan meningkatkan
penyerapan unsur hara. Menurut Santoso dan Dasminto 2002 dalam Darmawan 2002, zonasi tumbuhan mangrove berbeda dari satu tempat ke tempat
lainnya,tergantung dari kondisi tanah dan kadar garamnya. Zona terdepan mangrove terdekat dengan garis pantai umunya
di tumbuhi oleh jenis Avicennia. Berbeda dengan zona terdepan mangrove di Tanjung Bara yang di mulai dari dominasi jenis S. alba. Jenis mangrove
lainnya yang ditemui adalah R. apiculata dan C. tagal. Hal ini dapat disebabkan adanya pengaruh beberapa faktor lingkungan. Menurut Saparinto 2007, jenis
Sonneratia sp. dapat tumbuh pada tingkat salinitas 44‰, R. apiculata 65‰, dan
Ceriops sp 72‰. Selanjutnya kisaran suhu optimum untuk pertumbuhan yang
baik pada mangrove jenis Rhizophora sp, Ceriops sp adalah pada suhu 26 – 28
o
C. Kondisi umum sebaran vegetasi mangrove yang cukup rapat menunjukkan adanya
pengaruh faktor lingkungan yang baik terhadap jenis mangrove di Tanjung Bara.
2.1.4. Satwa Hutan Mangrove