2 Skala usahaluas produksi, ditetapkan untuk mencapai suatu tingkatan skala ekonomis.
3 Mesin serta alat pembantu mesin, dengan melihat kriteria pemilihannya.
4 Proses produksi dan tata letak, termasuk bangunan dan fasilitas lainnya.
5 Penyediaan bahan baku. Menurut Umar 2003, kriteria yang harus dicapai pada
aspek teknis dan teknologis antara lain : 1 Mampu memilih strategi produksi, perencanaan produk dan
mutunya. 2 Mampu menentukan proses pemilihan teknologi yang tepat
guna, sehingga kinerja yang diharapkan dari teknologi tersebut jelas.
3 Mampu menentukan kapasitas produksi yang optimal. 4 Mampu menentukan letak pabrik bagi industri manufaktur
atau letak usaha bagi industri jasa. 5 Mampu menentukan tata letak di dalam pabrik atau tata letak
bagi industri jasa, seperti pada ruangan kantor. 6 Mampu menentukan perencanaan operasional.
7 Mampu mengetahui bagaimana rencana mengendalikan persediaan.
8 Mampu melakukan pengawasan terhadap mutu produk.
c. Aspek Manajemen
Tujuan analisis usaha dari aspek manajemen adalah untuk mengetahui apakah pembangunan dan implementasi usaha dapat
direncanakan, dilaksanakan dan dikendalikan, sehingga pada akhirnya rencana usaha dapat dikatakan layak atau tidak layak.
Hal yang perlu dianalisis dalam aspek manajemen adalah manajemen dalam operasi seperti bentuk organisasi, kebutuhan
SDM, jumlah tenaga kerja yang digunakan dan sistem penggajian.
Menurut Umar 2003, kriteria yang harus dicapai pada aspek manajemen mencakup :
1 Perencanaan. 2 Pengorganisasian.
3 Penggerakan. 4 Pengendalian.
d. Aspek Finansial
Menurut Mulyadi 1997, dalam menganalisis aspek finansial dapat menggunakan metode :
1 NPV atau Nilai Bersih Sekarang :
NPV =
=
+
n t
t k
ACFt
1
1 ± IO ..........................................1
Keterangan : ACFt
= arus kas tahunan setelah pajak pada periode t k
= tingkat diskonto yang tepat IO
= pengeluaran kas awal n
= periode analisis usaha Kriteria :
NPV 0 : usaha layak NPV 0 : usaha tidak layak
2 IRR atau Tingkat Pengembalian Internal :
IO =
=
+
n t
t IRR
ACFt
1
1 ..................................................2
Keterangan : ACFt
= arus kas tahunan setelah pajak pada periode t IRR
= tingkat pengembalian internal IO
= pengeluaran kas awal n
= periode analisis usaha Kriteria :
IRR tingkat pengembalian yang berlaku : usaha layak IRR tingkat pengembalian yang berlaku : usaha tidak layak
3 Net BC atau Rasio KeuntunganBiaya sama dengan PI
atau Indeks Keuntungan :
PI = IO
t k
ACFt
n t =
+
1
1 .......................................................3
Keterangan : ACFt
= arus kas tahunan setelah pajak pada periode t k
= tingkat diskonto yang tepat IO
= pengeluaran kas awal n
= periode analisis usaha Kriteria :
PI 1 : usaha layak
PI 1 : usaha tidak layak
4 BEP atau Titik Impas :
BEP = Biaya Tetap ..............................4
Harga – Biaya Variabel
5 PBP atau Masa Pengembalian Investasi :
PBP = Biaya Investasi Awal x 1 tahun ...........5 Arus Kas Masuk
Kriteria : PBP periode pembayaran maksimum : usaha layak
PBP periode pembayaran maksimum : usaha tidak layak
6 Analisis Sensitivitas
Perencanaan suatu
usaha pada
umumnya menggunakan perkiraan dalam menentukan semua biaya
yang dikeluarkan dan penerimaan yang akan diperoleh tiap tahun oleh suatu usaha. Peubah-peubah kebijakan yang
digunakan sebagai alat analisis sensitivitas pada penelitian ini adalah perubahan biaya operasional dan penurunan volume
penjualan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Sejarah Berdirinya Boss Parfum
Boss Parfum merupakan merupakan tempat kegiatan usaha berskala kecil dalam bidang isi ulang minyak wangi yang didirikan oleh Muhamad
Riza pada tahun 2007. Sebelum mendirikan Boss Parfum, awalnya pemilik melakukan usaha kecil-kecilan, yaitu dengan menjual Parfum secara
langsung direct selling kepada konsumen. Usaha ini dilakukan pada saat pemilik menyelesaikan gelar sarjananya di salah satu universitas swasta di
Kota Depok. Konsumen yang menjadi pengguna parfum ini umumnya adalah mahasiswa di Universitas tersebut. Dalam menjalankan usahanya,
parfum yang dijual berasal dari toko parfum milik pamannya yang terletak
di daerah Jakarta. Seiring dengan berjalannya waktu, pemilik Boss Parfum menyadari
bahwa parfum yang merupakan salah satu kebutuhan yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia dan pada saat itu jumlah toko isi ulang minyak
wangi di Kota Bogor belum terlalu banyak, hal ini berarti pesaing dalam usaha isi ulang minyak wangi masih sedikit, oleh karena itu pemilik
berinisiatif untuk mendirikan Boss Parfum. Awal mula pendirian Boss Parfum dimaksudkan untuk melayani
permintaan konsumen dengan cara menjual produk minyak wangi yang ditawarkan. Pada tahun 2008, pemilik mendaftarkan usahanya ke
Departemen Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Deperindagkop agar usaha ini memiliki kekuatan hukum dan terjamin legalitasnya. Hal ini sesuai
dengan kriteria UKM menurut Inpres No. 10 tahun 1998, dimana suatu usaha harus memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga,
izin usaha, izin tempat dan Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP. Boss Parfum
merupakan salah satu jenis perusahaan perseorangan, karena kepemilikannya dimiliki oleh satu orang, bermodal kecil, terbatasnya jenis
serta jumlah produksi, memiliki tenaga kerja atau buruh yang sedikit dan menggunakan alat produksi teknologi sederhana.