kemampuan tenaga kerja dalam mengimplementasikan teknologi dan kemampuan mengantisipasi terhadap teknologi lanjutan
Umar, 2003.
c. Aspek Manajemen Operasional
Manajemen operasional merupakan suatu fungsi atau kegiatan manajemen yang meliputi perencanaan, organisasi,
staffing, koordinasi, pengarahan dan pengawasan terhadap operasi
perusahaan Umar, 2003. Menurut Husnan dan Muhammad 2000, analisis manajemen operasional meliputi deskripsi
pekerjaan yang akan dilakukan, persyaratan untuk melakukan pekerjaan tersebut dan struktur organisasi perusahaan.
Aspek manajemen operasional juga perlu mengkaji mengenai legalitas atau apek yuridis dari suatu perusahaan. Hal ini
dimaksudkan untuk meyakini, apakah secara yuridis perencanaan usaha yang telah dibuat dinyatakan layak atau tidak layak
dihadapan pihak yang berwajib dan masyarakat Umar, 2003.
d. Aspek Finansial
Aspek finansial
membicarakan tentang
bagaimana menghitung kebutuhan dana, baik kebutuhan dana untuk aktiva
tetap maupun dana untuk modal kerja. Analisis aspek finansial juga membicarakan mengenai sumber dana yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan
jumlah dana
tersebut, sekaligus
pengalokasiannya secara efisien, sehingga memberikan tingkat keuntungan yang menjanjikan. Beberapa hal yang dibahas dalam
analisis aspek finansial, antara lain penentuan kebutuhan dan pengalokasian dana, serta kriteria penilaian investasi Husnan dan
Muhammad, 2000. Penentuan suatu keputusan investasi dilihat dari kriteria
penilaian investasi. Kriteria penilaian investasi digunakan untuk menilai apakah suatu usaha layak untuk dilaksanakan apabila
dipandang dari aspek profitabilitasnya Husnan dan Muhammad, 2000. Pada umumnya ada beberapa metode yang biasa
dipertimbangkan untuk dipakai dalam penilaian aliran kas dari suatu investasi, yaitu metode Net Present Value NPV, Internal
Rate of Return IRR, Net BenefitCost Net BC, Break Even
Point BEP, Payback Period PBP dan analisis sensitivitas Gray
dkk, 1992.
1 NPV atau Nilai Bersih Sekarang
Nilai bersih sekarang sebuah proposal investasi sama dengan nilai bersih sekarang arus kas tahunan setelah pajak
dikurangi dengan pengeluaran awal investasi Keown dkk, 2001.
Nilai bersih sekarang usaha memberikan ukuran nilai bersih proposal investasi dalam nilai uang pada saat sekarang.
Oleh karena itu semua arus kas didiskontokan kembali ke masa sekarang, membandingkan selisih antara nilai sekarang arus kas
tahunan dan pengeluaran investasi menjadi tepat. Perbedaan antara nilai sekarang arus kas tahunan dan
pengeluaran awal menentukan nilai bersih atas penerimaan proposal investasi dalam nilai uang pada saat sekarang. Jika
NPV proyek lebih besar atau sama dengan nol, maka proyek tersebut diterima, dan jika ada nilai negatif muncul dalam
penerimaan proyek, maka proyek tersebut ditolak. Jika nilai bersih sekarang dari proyek nol, maka proyek tersebut
memberikan pengembalian yang sama dengan tingkat pengembalian yang disyaratkan dan harus diterima.
2 IRR atau Tingkat Pengembalian Internal
Tingkat pengembalian internal ialah tingkat diskonto yang menyamakan nilai sekarang arus kas bersih masa depan
proyek dengan pengeluaran awal proyek Keown dkk, 2001. Kriteria penilaiannya yaitu, jika nilai IRR yang didapat ternyata
lebih besar dari discount factor DF yang ditentukan, maka investasi dapat diterima.
3 Net BC atau Rasio KeuntunganBiaya sama dengan
Profitability Index PI
Rasio keuntunganbiaya atau indeks keuntungan adalah rasio nilai sekarang dari arus kas bersih pada masa depan
terhadap pengeluaran awalnya. Jika kriteria nilai bersih investasi sekarang memberikan ukuran kelayakan proyek
dalam nilai uang yang absolut, maka indeks keuntungan memberikan ukuran relatif dari keuntungan bersih masa
depannya terhadap biaya awal Keown dkk, 2001. Kriteria
keputusan dengan
menggunakan indeks
keuntungan adalah menerima proyek, jika Net BC lebih besar atau sama dengan 1,00 dan menolak proyek jika Net BC
kurang dari 1,00.
4 BEP atau Titik Impas
Titik impas adalah suatu kondisi pada saat tingkat produksi atau besarnya pandapatan sama dengan besarnya
pengeluaran perusahaan, sehingga pada saat itu perusahaan tidak mengalami keuntungan maupun kerugian Mulyadi,
1997.
5 PBP atau Masa Pengembalian Investasi
Setelah mendapat nilai sekarang dari keuntungan bersih, maka ditentukan pada tahun ke berapa total biaya investasi
dapat tertutupi oleh keuntungan. Semakin cepat tingkat pengembalian usaha, maka akan semakin baik Mulyadi, 1997.
6 Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas bertujuan untuk melihat apa yang akan terjadi dengan hasil analisis suatu usaha jika terjadi
kesalahan atau perubahan pada perhitungan biaya dan penjualan.
Setiap kemungkinan
yang terjadi
dilihat pengaruhnya terhadap usaha. Implikasi dari kondisi tersebut
harus diadakan analisis kembali untuk berbagai kemungkinan yang terjadi pada kondisi riil. Analisis usaha umumnya
berdasarkan pada nilai dari perkiraan-perkiraan yang dapat terjadi pada masa mendatang Sutojo, 1983.
2.2. Usaha Kecil Menengah UKM