2.3. Kerangka Pemikiran Penelitian
Analisis daya dukung faktor internal dan eksternal terhadap pengembangan usaha PMC dalam penelitian ini menggunakan 2 pendekatan
yaitu pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Dalam analisis dengan pendekatan kuantitatif digunakan analisis kelayakan usaha dan analisis daya saing,
sedangkan dalam analisis dengan pendekatan kualitatif digunakan analisis pengidentifikasian faktor internal dan eksternal.
Analisis kelayakan usaha secara umum sering dipakai dalam menentukan layak dan tidak layaknya suatu usaha untuk dikembangkan. Suatu usaha
dikatakan layak untuk dilaksanakan jika hasil analisis kelayakannya yaitu berupa nilai kriteria investasi yang meliputi nilai NPV, Net BC, IRR dan Pay Back Period,
memenuhi syarat kelayakan. Namun seiring era liberalisasi perdagangan kemudian ditemui bahwa kriteria kelayakan usaha ternyata tidak dapat memberi
informasi yang cukup dalam upaya pengembangan usaha terkait peluang dan ancaman yang dapat diraih dan dihadapi, dalam kasus ini analisis daya saing
memegang peranan penting. Dalam analisis daya saing suatu produk khususnya pada daerah yang
dikelompokan berada antara tahap awal dan pertumbuhan pembangunan ekonomi, unsur harga seringkali diasumsikan identik dengan hasil dari daya
saing. Terkait fenomena tersebut ada 2 pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur daya saing yaitu pendekatan keunggulan komparatif dengan metode
Domestic Resources Cost Coeficient k dan keunggulan kompetitif dengan metode Privat Cost Ratio PCR.
Jika hasil kelayakan dan daya saing cukup memuaskan seharusnya usaha akan menunjukkan trend perkembangan yang baik, namun jika yang terjadi
sebaliknya maka pengidentifikasian faktor internal dan eksternal menjadi penting untuk dilakukan karena dapat memberikan informasi yang lebih komprehensif
sebagai jawaban dari ketidaksesuaian. Analisis pengidentifikasian faktor internal dan ekternal dapat menjelaskan fenomena yang ditidak dapat dijelaskan secara
kuantitatif. Analisis pengidentifikasian faktor internal dapat memberikan gambaran kondisi suatu daerah atau usaha secara deskriptif, dimana ada dua
bagian pada faktor internal yang dapat menentukan posisi kelayakan dan persaingan yaitu kekuatan dan kelemahan, sedangkan analisis terhadap
lingkungan eksternal diperlukan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat memberikan peluang dan ancaman bagi pengembangan suatu usaha.
Upaya pengembangan usaha PMC yang efektif dan efisien sangat memerlukan strategi pengembangan yang kompeten, dimana strategi ini hanya
dapat diperoleh melalui proses analisa, perumusan dan evaluasi dari faktor internal dan eksternal yang dimiliki suatu wilayah dan strategi-strategi yang telah
dan belum dijalankan. Dengan kata lain hasil dari analisis daya dukung faktor internal dan eksternal terhadap pengembangan usaha PMC dapat dipakai dalam
merumuskan dan mengevaluasi strategi-strategi yang dapat dijalankan dalam upaya pengembangan usaha. Dalam kasus ini ada 2 analisa yang dipakai yaitu
1 analisis linier programing, untuk mencari strategi yang dapat mengoptimali penggunaan sumberdaya dan 2 analisis matriks I-E untuk menilai dan
menentukan strategi yang dapat dijalankan dalam program pengembangan usaha PMC di Provinsi Maluku, dimana skema keterkaitan berbagai faktor dan
alat analisa dapat dilihat pada Gambar 2.
Analisis Daya Dukung Lingkungan Internal-Eksternal dengan Tahapan:
1. Analisis Kelayakan Usaha 2. Analisis Daya Saing
3. Analisis Matriks IFE-EFE Target Pengembangan
Usaha PMC Nasional
Potensi Perkebunan Cengkeh Provinsi Maluku
Pengembangan Usaha PMC
Daya Saing Minyak Cengkeh Maluku
Kelayakan Usaha PMC
Maluku
Faktor Internal – Eksternal Pengembangan Usaha
PMC di Provinsi Maluku
Strategi Pengembangan Usaha
PMC di Provinsi Maluku
Prioritas Strategi Pengembangan
Usaha PMC Analisis Strategi Pengembangan
denganTahapan: 1. Analisis Linier Programming
2. Analisis Maktriks I - E Masalah: Permintaaan
Penurunan Ekspor pangsa pasar Permintaan domestik meningkat
Perkembangan industri lanjutan Perkembangan Usaha PMC lambat
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian Prospek Pengembangan Usaha Penyulingan Minyak Cengkeh di Provinsi Maluku
III. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian berlokasi di Kabupaten Maluku Tengah Malteng dan Kabupaten Seram Bagian Barat SBB Provinsi Maluku. Pemilihan lokasi dilakukan secara
sengaja purposive sampling dengan pertimbangan Provinsi Maluku merupakan salah satu daerah sasaran pengembangan usaha PMC nasional, sedangkan
Kabupaten Maluku Tengah dan Seram Bagian Barat merupakan kabupaten yang memiliki potensi tanaman cengkeh terbesar di Provinsi Maluku. Pelaksanaan
Pengumpulan data untuk keperluan penelitian ini dilakukan pada bulan Juli
sampai dengan Oktober 2007. 3.2. Metode Pengambilan Contoh
Pada penelitian ini pengambilan contoh pada tingkat kecamatan, responden penentu faktor internal dan eksternal dan responden pengusaha PMC
dengan alat suling nonstainless dilakukan secara purposive sampling. Kecamatan yang dipilih adalah Kecamatan Leihitu, Salahutu dan Amahai pada
Kabupaten Maluku Tengah dan Kecamatan Kairatu dan Taniwel pada Kabupaten Seram Bagian Barat karena memiliki usaha PMC terbanyak. Pengambilan
responden penentu faktor internal dan eksternal adalah sebanyak 9 sembilan orang yang dianggap ahlipaham tentang permasalahan yang akan dikaji yaitu
dari kalangan akademis, LSM, instansi terkait dan salah satu pengusaha PMC. Pengambilan contoh untuk pengusaha PMC dengan jenis alat nonstainless
usaha PMCns sebanyak 5 RTU dengan KAS 100 kilogram, sedangkan pengambilan contoh pengusaha PMC dengan jenis alat suling stainless usaha
PMCs dilakukan secara stratified random sampling dimana penyuling dibedakan berdasarkan KAS yaitu 30, 40, dan 100 kilogram masing-masing sebanyak 5