IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1. Kondisi Fisik Wilayah
Provinsi Maluku merupakan daerah kepulauan yang terdiri dari 559 pulau. Secara astronomis wilayah Provinsi Maluku terletak antara 2.30º - 9º Lintang
Selatan dan 124º - 136º Bujur Timur, dengan wilayah yang membatasi yaitu: Laut Seram disebelah utara, Samudra Indonesia dan Laut Arafura disebelah selatan,
Provinsi Papua disebelah timur dan Laut Sulawesi disebelah barat Lampiran 1. Luas wilayah Provinsi Maluku adalah 581.38 ribu km
2
, terdiri dari luas lautan 527.19 ribu km
2
dan daratan 54.18 ribu km
2
. Sesuai UU RI No. 40 Tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Seram Bagian Timur SBT, Seram Bagian
Barat SBB dan Kepulauan Aru, maka secara administratif Provinsi Maluku terbagi atas 8 KabupatenKota, 57 Kecamatan, 843 Desa dan 30 Kelurahan.
Daratan Provinsi Maluku seluas 54.18 ribu km
2
atau 5.42 juta hektar terdiri dari tiga bagian yakni: 1 tanah datar sebesar 14.6 persen, 2 tanah berombak
sebesar 28.2 persen dan 3 tanah bukit dan pegunungan sebesar 57.2 persen. Tanah dataran tinggi hampir tidak ada, topografi Provinsi Maluku terlihat seperti
deretan pegunungan yang membentang di tengah-tengah pulau dengan ketinggian mencapai 3.06 ribu meter. Oleh karena itu kondisi wilayah Maluku
cenderung memiliki banyak lereng, dengan demikian dapat dipastikan bahwa tanaman perkebunan sangat sesuai untuk diusahakan pada kondisi topografi
seperti itu, karena selain berfungsi sebagai tananaman budidaya juga berfungsi hidrologis sebagai pencegah erosi.
Wilayah Provinsi Maluku dipengaruhi oleh iklim tropis dan iklim musim, karena terdiri dari pulau-pulau dan dikelilingi oleh lautan yang luas. Ditinjau dari
segi iklim, Provinsi Maluku tergolong pada tipe curah hujan 61, 63 dan 64 dengan
curah hujan cukup tinggi khususnya di Pulau Seram dan Ambon Alfons, 1992., seperti dikutip Dinas Pertanian Tanaman Pangan, 1998. Pada tahun 2005 rata-
rata jumlah hari hujan di Provinsi Maluku sebanyak 20.2 hari, dengan temperatur berkisar antara 22.2ºC - 31.5ºC. Kondisi ini sesuai untuk pengembangan usaha
pertanian khususnya tanaman perkebunan. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya luas daratan Provinsi Maluku
adalah 5.42 juta hektar, lahan tersebut sebagian besar masih berupa lahan potensial. Luas lahan potensial yang tersedia untuk sub-sektor kehutanan
sebesar 2.28 juta hektar, untuk sub-sektor perkebunan sebesar 1 393 juta hektar dan seterusnya seperti yang terlihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Luas Lahan Potensial per Sub-sektor di Provinsi Maluku Luas
Sub-sektor Hektar ribu
Persentase Kehutanan 2
274.49 47.84
Perkebunan 1 392.71
29.29 Wanatani 129.14
2.72 Tanaman pangan lahan kering
718.47 15.11
Tanaman pangan lahan basah 57.12
1.20 Perikanan Tambak
146.42 3.08
Hutan Pantai 36.21
0.76 Total 4
754.55 100.00
Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Maluku, 2005 Kondisi tofografi Provinsi Maluku yang relatif bergunung merupakan salah
satu faktor mengapa tanaman perkebunan sangat berpotensi untuk dikembangkan. Menurut Dinas Badan Pertanahan Nasional Provinsi Maluku
2005, luas pencadangan lahan untuk pertanian dan perkebunan di Provinsi Maluku adalah sebesar 2.2 juta hektar di mana sebagian besar lahan tersebut
sangat sesuai untuk tanaman perkebunan. Pada tahun 2004 pemanfaatan lahan potensial untuk tanaman perkebunan mencapai 168.93 ribu hektar dari lahan
potensial yang tersedia. Ini berarti masih ada sebesar 89 persen lahan yang potensial untuk perkebunan yang belum dimanfaatkan, seperti yang terlihat pada
Gambar 4.
1392.71
168.925 1223.79
0.00 200.00
400.00 600.00
800.00 1000.00
1200.00 1400.00
1600.00
Lahan Potensial
Lahan yang telah
dimanfaatkan Lahan yang
belum dimanfaatkan
Lua s
la ha
n
Gambar 4. Perbandingan Potensi Lahan, Lahan yang telah dimanfaatkan dan Lahan yang belum dimanfaatkan untuk Sub-sektor Perkebunan.
4.2. Kondisi Penduduk