kelayakan finansial, dan 2 sudut pandang pemerintah dalam arti “good goverment” tidak hanya melihat dari segi keuntungan semata, tetapi cenderung
pada apakah industri tersebut sesuai untuk dikembangkan pada lokasi tersebut terkait dengan ketersediaan sumberdaya, efektif dan efisien dalam upaya
pembangunan ekonomi berkelanjutan dan apakah memberikan nilai tambah yang optimal dari segi finansial maupun ekonomi.
Menurut Kotler 1997, pengidentifikasian faktor internal dapat memberikan gambaran kondisi suatu daerah atau usaha. Setidaknya ada dua bagian pada
faktor internal yang dapat menentukan posisi kelayakan dan persaingan yaitu kekuatan dan kelemahan, sedangkan analisis terhadap lingkungan eksternal
diperlukan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat memberikan peluang dan ancaman bagi pengembangan suatu usaha. Faktor eksternal berupa peluang
pasar merupakan gelanggang yang menarik untuk melakukan kegiatan industri di mana hanya industri yang mampu bersaing yang dapat bertahan dan
berkembang. Faktor eksternal disamping memberikan peluang, juga dapat memberikan ancaman, misalnya jika terjadi penurunan harga dan perubahan
nilai mata uang pada tingkat kondisi yang tidak diharapkan.
2.1.1.1. Konsep Kelayakan Usaha
Daya dukung faktor internal pada suatu daerah seperti ketersediaan input produksi, kebijakan pemerintah yang mendukung dan pasar lokal sangat
berpengaruh terhadap kelayakan usaha di tempat tersebut, atau dapat dikatakan kelayakan usaha di suatu daerah merupakan gambaran daya dukung faktor
internal daerah terhadap usaha tersebut. Umumnya ada dua jenis analisa yang dipakai dalam menilai kelayakan suatu usaha yaitu analisa ekonomi dan analisa
finansial. Dalam analisa ekonomi yang diperhatikan adalah manfaat yang diberikan oleh suatu usaha terhadap perekonomian secara keseluruhan
the social return, sedangkan dalam analisa finansial yang diperhatikan adalah manfaat diberikan oleh suatu usaha bagi pihak-pihak terlibat langsung dalam
usaha tersebut the privat return. Fokus analisa yang berbeda menyebabkan kedua analisa ini juga memiliki penilaian yang berbeda terhadap beberapa unsur
yaitu: harga, subsidi, pajak, upah tenga kerja, dan bunga modal, seperti yang terlihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Perbedaan Penilaian Beberapa Unsur dalam Analisis Ekonomi dan Finansial
Perbedaan Unsur
Analisis Ekonomis Analisis Finansial
1. Harga Harga yang dipakai adalah
harga bayangan shadow price
Harga yang dipakai adalah harga pasar market price
setempat.
2. Subsidi Subsidi merupakan biaya.
Besarnya subsidi menambah manfaat usaha
3. Pajak Pajak tidak
diperhitungkan dalam biaya industri.
Besarnya pajak diperhitungkan sebagai biaya
usaha.
4. Bunga modal
Besarnya bunga modal biasanya tidak diperhitungkan
sebagai biaya. Bunga modal dibedakan atas:
- Bunga yang dibayarkan kreditor dianggap sebagai
biaya. - Untuk bunga modal tidak
dianggap sebagai biaya 5. Upah
tenaga Kerja
Upah yang digunakan adalah upah bayangan shadow
wages Upah yang digunakan adalah
upah yang berlaku setempat. Sumber : Gittinger, 1985., Kadariah, 1985 dan Gray et al., 1992
Keterangan: harga yang mencerminkan opportunity cost-nya Menurut Gittinger 1985 dan Gray et al. 1992, cara penilaian industri
jangka panjang yang banyak diterima sehubungan dengan analisis kelayakan ekonomi dan finansial adalah analisis aliran kas yang didiskonto atau Discounted
Cash Flow Analysis DCF dengan memakai kriteria investasi. Asumsi kunci yang dipakai dalam dalam analisa DCF adalah uang yang berada sekarang lebih
berharga daripada jumlah uang yang sama di masa yang akan datang oleh karena itu nilai uang untuk waktu akan datang dihitung dengan metode
compounding, sedangkan untuk mengkonversi nilai uang masa depan kenilai sekarang menggunakan metode discounting pada tingkat bunga sosial atau
Social Discount Rate SDR yang sama, sedangkan jenis kriteria investasi yang umum dipakai yaitu: 1 Net Present Value NPV, 2 Internal Rate of Return
IRR, 3 Net Benefit-Cost Ratio Net BC dan Pay Back Period PBP. Menurut Aliluddin 2006, pada dasarnya kriteria investasi tersebut diatas
konsisten satu sama lain, artinya jika dievaluasi dengan kriteria NPV dan kriteria lainnya akan menghasilkan rekomendasi yang relatif sama, tetapi informasi
spesifik yang dihasilkan akan berbeda. Oleh karena itu dalam prakteknya masing-masing kriteria sering dipergunakan secara bersamaan dalam rangka
mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif dari perilaku suatu investasi usaha.
2.1.1.2. Konsep Daya Saing