Kondisi Penduduk GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

1392.71 168.925 1223.79 0.00 200.00 400.00 600.00 800.00 1000.00 1200.00 1400.00 1600.00 Lahan Potensial Lahan yang telah dimanfaatkan Lahan yang belum dimanfaatkan Lua s la ha n Gambar 4. Perbandingan Potensi Lahan, Lahan yang telah dimanfaatkan dan Lahan yang belum dimanfaatkan untuk Sub-sektor Perkebunan.

4.2. Kondisi Penduduk

Penduduk merupakan komponen yang penting bahkan menjadi pusat pertimbangan dalam setiap kegiatan pembangunan. Berdasarkan hasil registrasi penduduk yang tersebar pada 8 KabupatenKota di Provinsi Maluku, pertambahan penduduk pada tahun 2005 sedikit meningkat dengan angka pertumbuhan sebesar 2.38 persen. Hal ini karena kondisi keamanan di daerah ini sudah mulai kondusif mengakibatkan arus masuk penduduk menjadi bertambah. Walaupun demikian secara trend laju pertumbuhan penduduk terus menurun. pada periode tahun sensus, seperti yang terlihat pada Tabel 7. Tabel 7. Jumlah Penduduk di Provinsi Maluku Per KabupatenKota KabupatenKota 1980 1 ribu 1990 1 ribu 2000 1 ribu 2004 2 ribu 2005 2 ribu Maluku Tenggara Barat 166.16 129.99 149.79 158.79 160.06 Maluku Tenggara 128.88 158.25 192.95 141.19 147.18 Maluku tengah 379.99 495.00 562.01 328.65 341.83 Buru 64.01 97.67 125.09 133.40 136.38 Kepulauan Aru 70.47 73.51 Seram Bagian Barat 144.00 148.78 Seram Bagian Timur 78.73 79.42 Ambon 208.89 276.95 206.21 257.77 262.96 Maluku 879.95 1 157.87 1 200.06 1 313.02 1 350.15 Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Maluku, 2006 Catatan: Termasuk dalam Kabupaten Maluku Utara Termasuk dalam Kabupaten Maluku Tengah 1 Berdasarkan Sensus Penduduk 2 Berdasarkan Registrasi Penduduk 2003 Jumlah penduduk Provinsi Maluku pada tahun 2005 mencapai 1.35 juta jiwa yang mendiami wilayah seluas 54.18 ribu Km 2 , dengan kepadatan penduduk per Km 2 sekitar 25 orang. Angka pertumbuhan penduduk pada 8 KabupatenKota sangat bervariasi. Laju pertumbuhan Kabupaten Buru dan Maluku Tenggara mengalami penurunan selama tahun 2000-2005, sementara Kabupaten Maluku Tengah, Kabupaten Maluku Tenggara dan Kota Ambon, laju pertumbuhannya meningkat, Selain angka pertumbuhan yang bervariasi, penyebaran penduduk di Provinsi Maluku juga sangat tidak merata, berdasarkan hasil registrasi penduduk tahun 2005 penyebaran penduduk Kabupaten Maluku Tengah tercatat lebih tinggi dibanding Kabupaten yang lain yaitu sebesar 25.31 persen, sementara Kabupaten Aru hanya mencapai 5.44 persen. Secara umum Provinsi Maluku masih dikatakan sebagai daerah yang jarang penduduknya, namun untuk daerah Kota Ambon angka kepadatannya tertinggi yaitu mencapai 697 orang tiap Km 2 dan kepadatan terendah adalah Kabupaten Maluku Tenggara Barat dan Kabupaten Aru yaitu 11 orang tiap Km 2 . Rasio jenis kelamin Sex Ratio baik dari hasil Sensus penduduk 1971- 2000, maupun Registrasi Penduduk 2005 mencapai 103.18 Hal ini menunjukkan bahwa penduduk laki-laki lebih banyak daripada penduduk perempuan. Salah satu ukuran yang sering digunakan untuk mengetahui keadaan ekonomi penduduk adalah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK. Ukuran ini biasanya digunakan untuk mengetahui persediaan tenaga kerja. Gambaran TPAK di Provinsi Maluku selama 4 tahun terakhir relatif terus meningkat, karena kondisi daerah yang mulai membaik. Pada tahun 2004 angka TPAK untuk daerah KabupatenKota bervariasi, tiga KabupatenKota yaitu Maluku Tengah, Buru dan Ambon memiliki TPAK di bawah angka Provinsi, sedangkan 2 dua Kabupaten kota lainnya yaitu Maluku Tenggara Barat dan Maluku Tenggara memiliki TPAK di atas angka Provinsi, seperti yang terlihat pada Tabel 8. Tabel 8. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK Menurut Kabupaten Kota KabupatenKota 2001 2002 2003 2004 Maluku Tenggara Barat 60.73 79.69 62.71 70.00 Maluku Tenggara 52.25 73.74 61.05 65.53 Maluku tengah 38.87 69.75 50.28 57.74 Buru 37.40 79.60 51.24 60.83 Ambon 44.16 58.52 53.28 60.84 Maluku 44.44 70.42 54.00 61.43 Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Maluku, 2006 Catatan : Penduduk Usia 10 tahun ke atas Penyerapan tenaga kerja pada tiap sektor merupakan gambaran pentingnya sektor tersebut dalam aktivitas ekonomi. Penyerapan tenaga kerja menurut lapangan usaha menunjukan sektor pertanian masih dominan yaitu sebesar 60.99 persen, diikuti sektor jasa-jasa sebesar 14.55 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 8.31 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 6.51 persen, dan sektor industri sebesar 5.48 persen. sedangkan penyerapan tenaga kerja pada sektor pertambangan dan galian, listrik dan air minum, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor lainnya masing-masing kurang dari 1 persen, seperti yang terlihat pada Tabel 9. Tabel 9. Penduduk Usia 15 Tahun ke atas Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Tahun 2004 Lapangan Pekerjaan Utama Jumlah ribu Persentase 1. Pertanian 254.65 60.99 2. Pertambangan galian 2.17 0.52 3. Industri Pengolahan 22.88 5.48 4. Listrik dan air minum 1.14 0.27 5. Bangunan 10.15 2.43 6. Perdagangan, hotel dan restoran 34.71 8.31 7. Pengangkutan dan kominikasi 27.20 6.51 8. Keuangan, Persewaan dan jasa perusahaan 3.26 0.78 9. Jasa-jasa 60.75 14.55 10. Lainnya 0.63 0.15 417.55 100.00 Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Maluku, 2006 Penyerapan tenaga kerja di sektor industri pengolahan dapat dikatakan relatif kecil jika dibandingkan dengan sektor pendukungnya. Sektor industri pengolahan lambat berkembang karena berbagai faktor, salah satunya yaitu minimnya investasi sebagai akibat dari opini yang terbentuk tentang kondisi politik dan keamanan di Provinsi Maluku yang tidak kondusif. Walaupun untuk saat ini kondisi politik dan keamanan di Provinsi Maluku dapat dikatakan 100 persen pulih namun minat investor untuk beraktivitas di Provinsi Maluku masih tetap rendah.

4.3. Kondisi Perekonomian