diukur. Tanpa adanya perubahan sikap, peningkatan pengetahuan maupun perbaikan keterampilan pada peserta training maka program dapat dikatakan
gagal. Penilaian evaluasi training ini ada yang menyebut dengan penilaian hasil output belajar. Oleh karena itu dalam pengukuran hasil belajar learning
measurement berarti penentuan satu atau lebih hal berikut: a pengetahuan apa
yang telah dipelajari?, b Sikap apa yang telah berubah?, c Keterampilan apa yang telah dikembangkan atau diperbaiki?.
2.4.3. Evaluasi Pelatihan Level 3 - Perilaku
Kirkpatrick 1996 mengemukakan teorinya yang terkenal mengenai evaluasi training melalui tulisannya di American Society for Training and
Development Journal. Terdapat 4 level untuk mengevaluasi pelatihan, diantaranya pada level 3 adalah perilaku. Evaluasi pada tingkat ini mengukur
sejauh mana peserta menerapkan dan mengimplementasikan pemahaman kompetensi yang diperolehnya tersebut setelah mengikuti pelatihan dalam
lingkungan pekerjaannya, khususnya perubahan dalam job behaviour ketiga domain kompetensi knowledge, skills dan attitudes.
Evaluasi pada level 3 mampu memberikan pemahaman kepada perusahaan atau penyelenggara pelatihan, apakah materi yang diberikan dapat diterapkan
atau diimplementasikan dengan baik dalam pekerjaan sehari-hari. Hal yang lebih penting lagi, evaluasi pada tahap ini dapat memberikan feedback yang berharga
bagi penyempurnaan pelaksanaan pelatihan secara keseluruhan dihubungkan dengan kenyataan yang ada sehingga pada akhirnya dapat memberikan kontribusi
yang nyata terhadap peningkatan karyawan. Menurut Kirkpatrick 1996 evaluasi ini perlu dilakukan karena bisa saja
perubahan yang dialami oleh eks-peserta pelatihan berupa meningkatnya pengetahuan, bertambahnya keterampilan atau berubahnya perilaku dalam
bekerja pada kenyataannya tidak membawa pengaruh besar ketika dicoba untuk diterapkan dalam pekerjaannya. Memperhatikan pentingnya penerapan
perubahan perilaku dalam praktek kerja sehari-hari, Kirkpatrick juga
menyarankan perlu diberikan bantuan, dorongan, serta penghargaan bagi eks- peserta pelatihan ketika dia kembali ke tempat kerjanya.
2.4.4. Evaluasi Pelatihan Level 4 - Hasil
Evaluasi level 4 diakui oleh Kirkpatrick 1996 sebagai evaluasi yang paling penting sekaligus paling sulit untuk dilakukan, yaitu sejauh mana pelatihan
yang dilakukan memberikan dampak atau hasil results terhadap peningkatan kinerja eks-peserta, unit kerja, maupun perusahaan secara keseluruhan.
Evaluasi level ini akan memberikan jawaban akhir mengenai apakah tujuan penyelenggaraan suatu pelatihan telah tercapai. Umumnya suatu pelatihan
diselenggarakan dengan tujuan memberikan dampak yang positif terhadap kinerja perusahaan, misalnya peningkatan hasil penjualan, peningkatan hasil produksi,
penurunan biaya produksi, peningkatan pelayanan nasabah dan sebagainya meskipun ada juga pelatihan yang tidak berdampak langsung terhadap kinerja
perusahaan, seperti pelatihan mengenai kepemimpinan, kerjasama antar pegawai dan sebagainya.
Kirkpatrick meyakini bahwa dampak pelatihan terhadap kinerja tidaklah mungkin dievaluasi dalam konteks analisis keuangan. Ada dua hal yang
mendasari keyakinannya tersebut, yaitu : 1.
Tidaklah mungkin mengukur hasil yang diperoleh dari pelatihan dalam satuan keuangan untuk kemudian dibandingkan dengan biaya yang
dikeluarkan untuk penyelenggaraan pelatihan tersebut. 2.
Jikapun hal pertama dapat dilakukan, analisis yang diperoleh tidak lalu menyimpulkan bahwa manfaat yang diperoleh merupakan hasil langsung
dari program pelatihan. Dengan kata lain, masih ada faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi
peningkatan kinerja yang terjadi dan tidak semata-mata merupakan hasil dari pelatihan. Hasil yang diperoleh seringkali merupakan sesuatu yang sangat sulit
untuk dikuantifisir.
2.4.5. Evaluasi Pelatihan Level 5 – Return On Training Investment ROTI