Tabel 2. Tingkat Reliabilitas Metode Alpha Cronbach
Alpha Tingkat Reliabilitas
0,00 – 0,20 Kurang Reliabel
0,20 – 0,40 Agak Reliabel
0,40 – 0,60 Cukup Reliabel
0,60 – 0,80 Reliabel
0,80 – 1,00 Sangat Reliabel
3.6.3 Uji Beda T Compare Means
a
.
Evaluasi Perilaku dan Evaluasi Produktivitas Hasil Dalam menilai evaluasi pelatihan ini jawaban-jawaban responden
terhadap variabel dinilai dengan menggunakan Skala Likert. Skala likert menurut Simamora 2004 banyak digunakan karena skala ini
memberikan peluang kepada responden untuk mengekspresikan perasaan mereka dalam bentuk persetujuan terhadap suatu pertanyaan.
Menurut Simamora 2004 skala yang dipakai adalah : 1 = Sangat tidak setuju
2 = Tidak setuju 3 = Kurang setuju
4 = Setuju 5 = Sangat setuju
Dalam menentukan daerah jawaban yang digunakan rumus umum menurut Sugiono 2004, yaitu jumlah responden x jumlah pertanyaan x
bobot nilai pilihan jawaban. Setelah ditentukan daerah jawaban maka nilai total skor ditempatkan pada daerah jawaban. Total skor didapatkan
dari total jumlah jawaban x bobot nilai pilihan jawaban. Perubahan perilaku dan produktivitas kerja peserta pelatihan
dievaluasi dengan membandingkan keadaan sebelum dan sesudah pelatihan. Analisis terhadap perubahan hasil yang diperoleh dilakukan
dengan menggunakan metode Compare Means Paired Samples T Test Menurut Purwanto 2011, uji t ini dipakai untuk membandingkan
dua kelompok dalam satu variable bertujuan untuk mengetahui
besarnya pengaruh masing – masing variable independent secara individual parsial terhadap variable dependent. Uji T-Paired uji beda
dua sampel berpasangan yang digunakan untuk menentukan ada tidaknya perbedaan rata-rata dua sampel bebas. Dua sampel yang
dimaksud disini adalah sampel yang sama namun mengalami proses pengukuran maupun perlakuan yang berbeda. Uji t dirumuskan sebagai
berikut :
d � =
∑ di
n i=1
n
.........................................................................................4
�� = �
∑ di
−d�
2
�����
n i=1
n −1
................................................................................5
t
- hitung =
d �
Sd √n
�
Keterangan : .................................................................................... 6
�̅ : Rata – rata nilai d
i :
S Selisih Pre – Post
d :
N : Sampel Standar deviasi
Hipotesis yang digunakan pada uji T ini adalah sebagai berikut : H
H : Tidak ada perbedaan rata-rata nilai sikap dan atau hasil antara
sebelum dan setelah pelatihan
a
Dalam penelitian ini menggunakan alat bantu pengolah data SPSS. Untuk m
enentukan tingkat signifikan α yaitu sebesar 5 dapat dilakukan dengan berdasarkan nilai probabilitas, dengan cara
pengambilan keputusan adalah : : Ada perbedaan rata-rata nilai sikap dan atau hasil antara sebelum
dan setelah pelatihan
• Jika nilai probabilitas 0.05 maka H • Jika nilai probabilitas 0.05 maka H
diterima
Atau dengan cara melihat table t : ditolak
• Jika -t table t hitung t table, maka H • Jika -t hitung -t table atau t hitung t table , maka H
diterima ditolak.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Instansi 4.1.1. Profil Komisi Pengawas Persaingan Usaha
Komisi Pengawas Persaingan Usaha KPPU adalah Komisi negara independen yang dibentuk UU No.51999 tentang Larangan Praktek
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Bebas dari pengaruh dan kontrol pemerintah maupun pihak manapun, KPPU memiliki wewenang
menyusun peraturan pelaksanaan, melakukan pemeriksaan terhadap pihak yang diduga melakukan pelanggaran terhadap UU No.51999, membuat
putusan dan mengenakan sanksi hukum yang mengikat terhadap pelaku pelanggaran undang-undang tersebut.
Di samping itu, KPPU berwenang memberikan saran dan pertimbangan kepada Pemerintah berkaitan dengan kebijakan yang mempengaruhi
persaingan usaha dalam bentuk kajian proses pembentukan peraturan, evaluasi kebijakan, atau rekomendasi diberlakukannya kebijakan.
KPPU bertanggung jawab secara langsung kepada Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat DPR. KPPU yang dibentuk pada tanggal 7 Juni 2000
terdiri dari 11 sebelas anggota, termasuk ketua dan wakil ketua yang ditunjuk dengan persetujuan DPR dengan masa kerja 5 lima tahun. Untuk
periode 2006-2011, KPPU beranggotakan 11 sebelas Komisioner. Dalam menjalankan tugasnya Komisioner dibantu oleh Sekretariat.
Terdapat 1 satu kantor pusat KPPU di daerah Jakarta dan 6 enam Kantor Perwakilan Daerah KPD KPPU di daerah Medan, Surabaya,
Balikpapan, Makassar, Batam dan Manado. KPPU mengawasi dan melaksanakan UU No.5 1999 pelaksanaan penegakan hukum terkait dengan
larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat yang bertujuan untuk membentuk perekonomian Indonesia yang efisien dengan menciptakan
iklim usaha yang kondusif, yang memberikan kepastian hukum bahwa setiap pelaku usaha memiliki kesempatan yang sama dalam berusaha. Selain itu,
KPPU juga melakukan pencegahan praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.