Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

diadakannya evaluasi. Oleh karena itu gaya dan format penyampaian laporan harus disesuaikan dengan penerima laporan.

2.7. Penelitian Terdahulu

Driwantara 2005 dengan penelitiannya mengukur ROI Return on Investment terhadap efektivitas suatu pelatihan mengatakan bahwa kegiatan pelatihan perlu dievaluasi untuk melihat sejauh mana program pelatihan yang telah dilaksanakan memiliki kontribusi kepada perusahaan. Beberapa alasan yang mendasar mengapa program pelatihan harus dievaluasi adalah untuk memastikan bahwa pelatihan benar-benar merupakan sarana atau tindakan dalam usaha memperbaiki kinerja dan produktivitas perusahaan, memastikan bahwa dana yang digunakan benar-benar dapat dipertanggungjawabkan, membantu dalam memperbaiki desain program pelatihan di masa yang akan datang, membantu dalam menentukan metode-metode pelatihan yang tepat. Ada beberapa kriteria yang dapat dijadikan dasar penilaian keberhasilan suatu pelatihan, diantaranya: jumlah peserta, suasana kondusif, reaksi peserta, pembelajaran, perubahan perilaku, perubahan kinerja, dan penghitungan ROI. Untuk dapat mengetahui adanya suatu peningkatan produktivitas maka perusahaan harus terlebih dahulu memiliki alat untuk mengevaluasi kinerja performance appraisal. Maka output hasil yang diharapkan untuk dimiliki oleh peserta pelatihan harus sudah tersusun secara rinci sehingga akan lebih mudah untuk dilakukan evaluasi. Contoh hal-hal yang bisa menjadi indikator akan peningkatan produktivitas salah satunya adalah perbaikan metode atau prosedur kerja sehingga menjadi lebih efisien. Pravitasari 2008 dalam penelitian berjudul Evaluasi Efektifitas Pelatihan Finance Officer Development Program Studi Kasus pada Kantor Pusat PT. Astra Agro Lestari Tbk, Jakarta, menggunakan alat analisis Metode Rank spearman dan uji sampel berpasangan wilcoxon. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa evaluasi reaksi peserta pelatihan juga menunjukan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pelatihan seperti instruktur, materi pelatihan, metode pengajaran dan fasilitas pelatihan memiliki hubungan yang sangat kuat dengan reaksi pelatihan. Evaluasi pembelajaran menunjukan perubahan pengetahuan yang dihasilkan setelah pelatihan yaitu terjadi perubahan yang lebih baik dalam pengetahuan peserta pelatihan. Peningkatan pengetahuan ditunjukkan oleh uji wilcoxon . Dari uji yang dilakukan terdapat perbedaan pengetahuan karyawan sebelum dan sesudah pelatihan.

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual

Berdasarkan hasil proses identifikasi potensi, KPPU memerlukan upaya-upaya yang lebih intensif guna memperkuat aspek internal sehingga memiliki landasan yang lebih kuat untuk pengembangan tugas dan fungsinya dengan cara tetap berkomitmen untuk memberikan kontribusinya dalam pembangunan nasional dengan mengoptimalkan perannya sebagaimana dimandatkan dalam UU No. 5 Tahun 1999 dengan tujuan akhir peningkatan kesejahteraan rakyat. Sebagai pedoman agar implementasi program dan kegiatan dapat direncanakan dan berjalan ke arah yang tepat, telah ditetapkan visi, misi, dan sasaran strategis untuk dapat menegakkkan hukum persaingan, menginternalisasikan nilai-nilai persaingan, dan membangun kelembagaan yang efektif dan kredibel. Dalam rencana strategis KPPU terdapat beberapa sub yang berkaitan dengan peningkatan pendidikan dan pelatihan sebagai penyokong terciptanya kelembagaan yang efektif dan kredibel dengan mengedepankan rencana strategis yang dimiliki bagian SDM yaitu tersedianya sumber daya manusia yang memadai secara kualitas dan kuantitas dengan memiliki wawasan yang luas, memiliki kompetensi dibidangnya, etika profesi yang baik, dan dapat bertanggung jawab terhadap apa yang di kerjakan akuntabel. Dengan pencapaian tersebut KPPU perlu melakukan pengembangan terhadap sumber daya manusianya, dimana salah satu bentuk pengembangan sumber daya manusia tersebut adalah dengan memberikan pendidikan dan pelatihan diklat kepada para pegawai. Langkah yang ditempuh dalam pemberian diklat ini bukan hanya meningkatkan kualitas pegawai dalam satu unit bidang kerja saja, namun juga berusaha memperluas wawasan pegawai akan tugas pokok dan fungsi dalam unit kerja lain yang mungkin akan ditempatinya. Pemberian diklat diformulasikan sedemikian rupa sehingga pegawai benar-benar memahami KPPU sebagai sebuah sistem yang