4.3. Evaluasi Pelatihan Teknis Dasar-Dasar Investigasi
Evaluasi pelatihan teknis dasar-dasar investigasi dilakukan dengan menggunakan media kuesioner, yang diberikan pada saat setelah pelatihan
dilaksanakan. Pertanyaan yang diberikan terbagi menjadi dua bagian yaitu untuk pengukuran evaluasi perilaku dan pengukuran evaluasi hasil kinerja eks-peserta
pelatihan. Lembar kuesioner evaluasi perilaku dan evaluasi hasil berturut-turut dapat dilihat pada Lampiran 1 dan Lampiran 2.
4.3.1. Evaluasi Perilaku
Evaluasi perilaku dilaksanakan berdasarkan pada perubahan perilaku kerja dari peserta pelatihan, sebelum dan setelah pelatihan dilaksanakan.
Dalam evaluasi perilaku pada pelatihan Teknis Dasar-Dasar Investigasi ini, diharapkan peserta dapat mengalami perubahan perilaku terutama
manajerialnya. Kinerja yang dinilai meliputi kemampuan Sikap Bertindak Attitude, Komunikasi Communication, Kepemimpinan Leadership,
Partisipasi Participation dan Mengorganisir Kemampuan Organizing Ability.
Perhitungan jumlah responden yang mengalami perubahan perilaku terdapat pada Lampiran 3 dan grafik jumlah persentase responden yang
mengalami perubahan perilaku setelah pelatihan dalam Komisi Pengawas Persaingan Usaha dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Persentase jumlah responden yang mengalami perubahan perilaku
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Sikap Bertindak
Komunika si
Kepemim pinan
Partisipasi Mengorga nisir
Kemampu an
Indikator 77
90 90
71 81
Ju m
la h
Setelah menghitung total perubahan perilaku pada masing-masing bidang kemampuan dari setiap peserta, diperoleh nilai pada kemampuan
Sikap Bertindak attitude, sebanyak 77 peserta mengalami perubahan dari segi sikap atau sebanyak dari 24 peserta mengalami perubahan perilaku
sikapnya antara sebelum dan setelah pelatihan. Pada kemampuan komunikasi communication dan kepemimpinan leadership, jumlah peserta yang
mengalami perubahan mencapai 90 atau sebanyak 28 peserta. Untuk kemampuan partisipasi participation, perubahan kemampuan eks-peserta
mencapai 71 atau sebanyak 22 peserta dari total 31 orang. Sedangkan pada mengorganisir kemampuan organizing ability, telah terhitung sebanyak
81 eks peserta yang mengalami perubahan perilakunya atau sebanyak 25 peserta. Hal ini dimungkinkan karena mereka mampu mengaplikasikan
kemampuan manajerial personal mereka ke dalam lingkungan kerjanya. Hasil uji beda perilaku berdasarkan sikap bertindak dari rata-rata
peserta teknis dasar-dasar investigasi sebelum dan setelah mendapatkan pelatihan dapat dilihat pada output hasil uji di Tabel 3 dan Tabel 4.
Berdasarkan α = 5 two tailed dan sample yang digunakan n = 31 orang
untuk kemampuan sikap attitude dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak sehingga Ha diterima karena nilai –t hitung -t table -7.816 -2.042 ,
yakni adanya perbedaan rata-rata perilaku sikap antara sebelum dan setelah pelatihan. Dari perhitungan yang telah di uji dapat diketahui bahwa rata-rata
nilai uji persepsi setelah pelatihan lebih tinggi.
Tabel 3. Korelasi uji berpasangan sikap bertindak
N Correlation
Sig.
Pair 1 Sikap Sebelum Pelatihan Sikap Setelah Pelatihan
31 .683
.000
Pegawai Komisi Pengawas Persaingan Usaha yang mengemban salah satu jabatan profesi dan kemudian mendapatkan penugasan pada jabatan-
jabatan profesi lain dengan golongan yang setara Rotasi Jabatan, memungkinkan pegawai yang bersangkutan apabila memenuhi persyaratan
yang dibutuhkan oleh jabatan profesi yang dituju. Misalkan seorang Investigator Madya mendapatkan penugasan sebagai Analis Madya, maka
Investigator Madya tersebut diharapkan sudah memiliki persyaratan yang dibutuhkan untuk menduduki jabatan sebagai analis madya. Dimana diantara
persyaratan tersebut adalah memiliki kompetensi yang sesuai dengan jabatan baru, seperti : pendidikan formal, pengalaman bidang, pelatihan dan perilaku
sikap.
Tabel 4. Tes uji berpasangan sikap bertindak
Paired Differences 95 Confidence
Interval of the Difference
Mean Std.
Dev Std.
Error Mean
Lower Upper
t df
Sig. 2-
taile d
Pair 1 Sikap
Sebelum Pelatihan -
Sikap Setelah
Pelatihan -2.226 1.586
.285 -2.807 -1.644
-7.816 30 .000
Hasil uji beda perilaku berdasarkan komunikasi communication dari rata-rata peserta teknis dasar-dasar investigasi sebelum dan setelah
mendapatkan pelatihan dapat dilihat pada output hasil uji di Tabel 5 dan Tabel 6. Sementara itu hasil yang diperoleh menggunakan
α = 5 two tailed, dengan sample yang digunakan n = 31 orang, maka dapat disimpulkan Ho
ditolak sehingga Ha diterima karena nilai –t hitung -t table -9.149 - 2.042 , yakni bahwa ada perbedaan rata-rata perilaku komunikasi antara
sebelum dan setelah pelatihan. Dari perhitungan yang telah di uji diketahui bahwa rata-rata nilai uji persepsi setelah pelatihan lebih tinggi.
Ketika seorang Investigator melakukan komunikasi dengan para pelaku usaha, baik ketika dalam penyelidikan perkara maupun persidangan,
keterampilan public speaking atau pembicaraan mereka di muka umum diharapkan dapat menjadi lebih baik. Karena dengan komunikasi yang baik
akan meningkatkan kepercayaan diri mereka ketika mengungkap semua informasi perkara yang perlu diketahui, menyampaikan secara tepat isi
pesan, mempersuasi pendengar hingga mendapatkan hasil sesuai yang diinginkan dalam persidangan majelis perkara.
Tabel 5. Korelasi uji berpasangan komunikasi
N Correlation
Sig.
Pair 1 Komunikasi Sebelum Pelatihan Komunikasi Setelah Pelatihan
31 .604
.000
Tabel 6. Tes uji berpasangan komunikasi
Paired Differences 95 Confidence
Interval of the Difference
Mean Std
Dev. Std.
Error Mean
Lower Upper
t df
Sig. 2-
tailed Pair 1
Komunikasi Sebelum
Pelatihan - Komunikasi
Setelah Pelatihan
-3.000 1.826 .328
-3.670 -2.330 -9.149
30 .000
Hasil uji beda perilaku berdasarkan kepemimpinan leadership dari rata-rata peserta teknis dasar-dasar investigasi sebelum dan setelah
mendapatkan pelatihan dapat dilihat pada output hasil uji di Tabel 7 dan Tabel 8. Sementara itu hasil yang diperoleh
menggunakan α = 5 two tailed, dengan sample n = 31 orang, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak
sehingga Ha diterima karena nilai –t hitung -t table -11.754 -2.042 , yakni dengan nilai tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata
dari perilaku kepemimpinan leadership eks-peserta antara sebelum dan setelah pelatihan. Dari perhitungan hasil uji yang dilakukan dapat diketahui
bahwa rata-rata nilai uji persepsi setelah pelatihan lebih tinggi.
Tabel 7. Korelasi uji berpasangan kepemimpinan
N Correlation
Sig.
Pair 1 Kepemimpinan Sebelum Pelatihan Kepemimpinan Setelah Pelatihan
31 .767
.000
Tabel 8. Tes uji berpasangan kepemimpinan
Paired Differences 95 Confidence
Interval of the Difference
Mean Std.
Dev Std.
Error Mean
Lower Upper
t df
Sig. 2-
taile d
Pair 1 Kepemimpinan
SebelumPelatih an -
Kepemimpinan Setelah
Pelatihan -2.871 1.360
.244 -3.370 -2.372
-
11.754
30 .000
Sumber daya manusia sebagai modal lembaga yang utama menjadi kunci berhasil atau tidaknya lembaga KPPU dalam menjalankan tugas dan
fungsinya, sehingga dibutuhkan sumber daya manusia yang mandiri, memiliki sikap dan perilaku yang penuh dengan kesetiaan dan ketaatan,
bermoral , bermental baik, professional, dan sadar akan tanggung jawabnya. Kepemimpinan leadership merupakan bagian penting dari indikator
sikap yang harus dimiliki pegawai KPPU, ketika para investigator mulai berinteraksi dengan para pelaku usaha lewat cara mempengaruhi orang lain
ketika dalam persidangan maupun suatu perkara yang sedang ditangani, maka hasil yang diharapkan adalah dapat mencapai sasaran dalam keadaan
tertentu. Terutama ketika mereka bekerja dalam sebuah tim, bila kemampuan kepemimpinan yang mereka punya salah dapat mengakibatkan kelompok
kerja atau tim ini berjalan kearah yang salah dan fatal. Keseluruhan pegawai KPPU diharapkan dapat memiliki kemampuan menggerakkkan tim kerja
mereka sehingga bergerak kearah pencapaian tujuan organisasi. Hasil uji beda perilaku berdasarkan partisipasi participation dari rata-
rata peserta teknis dasar-dasar investigasi sebelum dan setelah mendapatkan pelatihan dapat dilihat pada output hasil uji di Tabel 9 dan Tabel 10.
Sementara itu hasil yang diperoleh menggunakan α = 5 two tailed, dengan
sample n = 31 orang, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak sehingga Ha diterima karena nilai –t hitung -t table -6.950 -2.042 , yakni bahwa ada
perbedaan rata-rata perilaku partisipasi eks-peserta antara sebelum dan
setelah pelatihan. Dari perhitungan hasil uji yang dilakukan dapat diketahui bahwa rata-rata nilai uji persepsi setelah pelatihan lebih tinggi.
Tabel 9. Korelasi uji berpasangan partisipasi
N Correlation
Sig.
Pair 1 Partisipasi Sebelum Pelatihan Partisipasi Setelah Pelatihan
31 .762
.000
Tabel 10. Tes uji berpasangan partisipasi
Paired Differences 95 Confidence
Interval of the Difference
Mean Std.
Dev Std.
Error Mean
Lower Upper
t df
Sig. 2-
taile d
Pair 1 Partisipasi
Sebelum Pelatihan -
Partisipasi Setelah
Pelatihan -1.806 1.447
.260 -2.337 -1.276
-6.960 30 .000
Pribadi staf KPPU terutama para investigator dalam kehidupan sehari- hari dituangkan dalam kepahaman mereka tentang kepribadian profesional
yang berarti mampu bersifat proaktif untuk meningkatkan kesadaran diri, serta memenuhi mimpi dan tujuan hidup dengan visi yang jelas terutama yang
berkaitan dengan instansi dan kegiatan tim kerja yang mereka laksanakan. Termasuk memiliki kepribadian yang unggul untuk mengambil tanggung
jawab atas emosi, kebiasaan dan keyakinan terhadap nilai-nilai kehidupan yang diperjuangkan. Kekuatan kerja sama tim yang saling membantu, saling
berkontribusi , saling berkolaborasi, saling mendukung dan saling bersinergi memudahkan pengoptimalan hasil yang diinginkan untuk bisa berkontribusi
secara optimal dan pentingnya integritas dalam membangun kebersamaan. Hasil Uji beda perilaku berdasarkan mengorganisir kemampuan
organizing ability dari rata-rata peserta teknis dasar-dasar investigasi
sebelum dan setelah mendapatkan pelatihan dapat dilihat pada output hasil uji di Tabel 11 dan Tabel 12. Sedangkan hasil yang diperoleh menggunakan
Hasil uji menggunakan α = 5 two tailed, dengan sample n = 31 orang, maka
dapat disimpulkan Ho ditolak sehingga Ha diterima karena nilai –t hitung -t table -9.047 -2.042 , yakni bahwa ada perbedaan rata-rata perilaku
mengorganisir kemampuan antara sebelum dan setelah pelatihan. Dari perhitungan hasil uji yang dilakukan dapat pula diketahui bahwa rata-rata
nilai uji persepsi setelah pelatihan lebih tinggi. Hal ini dapat diartikan bahwa adanya pelatihan memberikan andil dalam peningkatan nilai dari perubahan
sikap para karyawan Komisi Pengawas Persaingan Usaha.
Tabel 11. Korelasi uji berpasangan organisir kemampuan
N Correlation
Sig.
Pair 1 Org. Kemampuan Sebelum Pelatihan
Org. Kemampuan Setelah Pelatihan
31 .767
.000
Tabel 12. Tes uji berpasangan organisir kemampuan
Paired Differences 95 Confidence
Interval of the Difference
Mean Std
Dev Std.
Error Mean
Lower Upper
t df
Sig. 2-
tailed Pair 1
Org. Kemampuan
Sebelum Pelatihan -
Org. Kemampuan
Setelah Pelatihan
-2.258 1.390 .250
-2.768 -1.748 -9.047
30 .000
Mengorganisir kemampuan baik individual maupun tim sangat diharapkan ketika mereka dihadapkan pada situasi pekerjaan dengan public
seperti keterampilan bertelepon, teknik bertanya, cara mengatasi masalah, cara menyelesaikan konflik, bahasa tubuh dan gaya komunikasi dengan jati
diri yang asli karena hal tersebut semua merupakan kemampuan individual seorang Investigator dalam KPPU. Pelatihan yang diharapkan dapat
mengakomodasi kebutuhan tentang pengembangan potensi diri sendiri sebagai Investigator.
Berdasarkan hasil uji perilaku pre-test dan post test pelatihan teknis dasar-dasar investigasi yang diperoleh, dapat terlihat perbedaan nilai rata-rata
dari setiap peserta. Untuk kemampuan sikap terjadi peningkatan sebesar 2,23 poin, kemampuan komunikasi meningkat 3 poin, kemampuan kepemimpinan
meningkat sebesar 2,87 poin, kemampuan partisipasi sebanyak 1,81 poin dan bidang mengorganisir kemampuan sebesar 2.26 poin. Grafik kenaikan nilai
rata-rata dari hasil evaluasi perubahan perilaku ditunjukkan pada Gambar 11.
Gambar 11. Kenaikan nilai rata-rata perilaku peserta sebelum dan setelah pelatihan
Tingginya nilai perubahan pada bidang komunikasi, disebabkan oleh kemampuan peserta dalam menyesuaikan transfer komunikasi yang diterima
dari pelatihan pada lapangan kerja nyata. Peserta pada dasarnya telah memiliki kemampuan komunikasi cukup baik, sehingga adanya pelatihan ini
membantu peserta lebih mengeksplorasi kemampuannya. Perubahan nilai lain yang mencolok terjadi pada kemampuan
kepemimpinan leadership, dengan ini dapat terlihat bahwa pelatihan telah mampu membimbing peserta kearah leadership yang lebih baik. Perubahan
kepemimpinan mereka, dapat diaplikasikan peserta kepada teman kerja,
2 4
6 8
10 12
14 16
18
Sikap Bertindak
Komunikas i
Kepemimp inan
Partisipasi Mengorga
nisir Kemampu
an Pre Test
14 14
13,71 14,58
13,35 Post Test
16,23 17
16,58 16,39
15,61
Ju m
la h
bawahan, ataupun atasannya. Sedangkan perubahan nilai pada bidang Sikap, Partisipasi dan Mengorganisir Kemampuan masing-masing menunjukan
peningkatan juga. Tabel perubahan nilai pada setiap peserta yang menunjukkan perubahan perilaku terdapat pada Lampiran 4. Dalam tabel
tersebut akan terlihat jelas nilai dari masing-masing eks-peserta yang mana yang mengalami perubahan baik dari segi kemampuan sikap, komunikasi,
kepemimpinan, partisipasi dan mengorganisir kemampuan.
4.3.2. Evaluasi Hasil