Distribusi Kawasan Rawan Tanah Longsor

Berdasarkan hasil analisis 6 parameter kerawanan tanah longsor dengan menggunakan model pendugaan BBSDLP 2009 diperoleh 3 kriteria kerawanan tanah longsor yaitu rendah, sedang dan tinggi. Tingkat kerawanan tanah longsor yang tersebar di Kabupaten Bogor terbentuk setelah penggabungan overlay semua parameter. Interval kelas kerawanan longsor dibuat berdasarkan nilai rata-rata Mean dan standar deviasi SD jumlah skor akhirdengan penentuan selang skor : Kerawanan sedang : Nilai rata-rata Mean ± standar deviasi SD Kerawanan rendah : Nilai minimum - = Skor Kerawanan sedang Kerawanan tinggi : = Skor Kerawanan sedang – Nilai maksimum Berdasarkan hasil analisis skor total hasil tumpang susun overlay parameter yang ada di lokasi penelitian diperoleh klasifikasi kelas kerawanan dengan interval skor masing-masing tingkat kerawanan dimana semakin tinggi total skor maka semakin tingggi tingkat kerawanan tanah longsor di wilayah tersebut seperti tercantum pada Tabel 14. Tabel 14 Interval skor kelas kerawanan tanah longsor Kelas Kerawanan Interval Skor Rendah 105-299 Sedang 300-424 Tinggi 425-500 Sumber : Peta Kerawanan Tanah Longsor Kabupaten Bogor

4.2.2 Distribusi Kawasan Rawan Tanah Longsor

Hasil analisis kerawanan tanah longsor dibagi kedalam tiga kelas kerawanan longsor yaitu wilayah dengan tingkat kerawanan rendah, sedang dan tinggi dengan Gambaran distribusi spasial dapat dilihat pada Gambar 9. Berdasarkan hasil tumpangsusun antara peta tingkat kerawanan tanah longsor dengan wilayah administrasi kecamatan Kabupaten Bogor dapat dilihat bahwa setiap kecamatan memiliki tingkat kerawanan serta luasan yang berbeda-beda seperti terlihat pada Tabel 15. Tabel 15 Luas dan distribusi tingkat kerawanan tanah longsor Kecamatan Luas Daerah Rawan Luas Kecamatan Ha Rendah Ha Sedang Ha Tinggi Ha Babakan Madang 1466 7463 315 9238 Bojong Gede 2830 2830 Caringin 4928 2843 7757 Cariu 4828 3666 81 8572 Ciampea 348 2960 21 3304 Ciawi 3630 1087 4717 Cibinong 4616 4 4620 Cibungbulang 956 2904 6 3845 Cigombong 2845 1998 4838 Cigudeg 2335 15551 129 17761 Cijeruk 2550 2198 4729 Cileungsi 7034 7034 Ciomas 15 1770 29 1814 Cisarua 7062 333 7394 Ciseeng 3963 168 4129 Citeureup 2656 4176 49 6881 Dramaga 663 1924 50 2637 Gunung Putri 6046 49 6095 Gunung Sindur 4895 67 4952 Jasinga 3647 10167 512 14308 Jonggol 6637 5825 1035 13489 Kemang 2909 458 3367 Klapanunggal 3780 5779 89 9607 Leuwiliang 78 7828 1256 9161 Leuwisadeng 527 2668 347 3540 Megamendung 5539 704 6243 Nanggung 754 12551 2891 16079 Pamijahan 17 7138 5415 12557 Parung 2574 2574 Parung Panjang 4085 3053 7132 Rancabungur 1836 430 2267 Rumpin 6870 6800 70 13736 Sukajaya 740 10595 4391 15646 Sukamakmur 1279 14278 1772 17016 Sukaraja 2705 1567 81 4352 Tajurhalang 3095 3095 Tamansari 9 2310 1114 3433 Tanjungsari 5052 10160 735 15946 Tenjo 5748 2849 8598 Tenjolaya 2569 1574 4135 Total Ha 94991 173309 31127 299428 Sumber : Peta Kerawanan Tanah Longsor Kabupaten Bogor Gambar 9 Peta Kerawanan Tanah Longsor Kabupaten Bogor. Berdasarkan hasil analisis Peta Kerawanan Tanah Longsor maka di Kabupaten Bogor terdapat wilayah-wilayah yang memiliki : a. Kelas Kerawanan Longsor Rendah Kelas kerawanan longsor rendah merupakan wilayah yang memiliki tingkat kerawanan rendah untuk terjadinya tanah longsor. Wilayah ini berada pada kisaran kemiringan lereng mulai dari datar kemiringan 0-8 sampai landai kemiringan 8-15. Kemungkinan terjadinya tanah longsor pada wilayah ini rendah, tanah longsor dalam ukuran kecil mungkin dapat terjadi pada tebing lembah sungai, tergantung kepada sifat tanah, batuan pembentuk, penutupan lahan dan kerentanan gerakan tanah. Areal seluas 94991 Ha atau 31,7 dari luas Kabupaten Bogor tergolong kedalam kelas kerawanan longsor rendah. Penyebarannya sebagian besar berada di sebelah utara Kabupaten Bogor meliputi 33 kecamatan seperti terlihat pada Tabel 15. Kecamatan Cileungsi merupakan kecamatan yang memiliki areal penyebaran kelas kerawanan longsor rendah terluas yaitu sebesar 7034 Ha. b. Kelas Kerawanan Longsor Sedang Kelas kerawanan longsor sedang merupakan wilayah yang secara umum memiliki tingkat kerawanan sedang untuk terjadinya tanah longsor. Tanah longsor besar maupun kecil dapat terjadi terutama di daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing pemotongan jalan dan pada lereng yang mengalami ganguan. Tanah longsor lama masih mungkin dapat aktif kembali terutama oleh curah hujan yang tinggi dalam waktu yang lama dan erosi yang kuat. Wilayah ini umumnya berada pada kisaran kemiringan lereng mulai dari datar kemiringan 0-8 sampai dengan curam kemiringan 25-45. Areal seluas 173309 Ha atau 57,8 dari luas Kabupaten Bogor tergolong kedalam kelas kerawanan longsor sedang. Kelas kerawanan ini merupakan kelas kerawanan dengan areal penyebaran terluas dibandingkan kelas lainnya. Penyebarannya sebagian besar berada di bagian tengah dan selatan Kabupaten Bogor meliputi 36 kecamatan seperti terlihat pada Tabel 15. Kecamatan Cigudeg merupakan kecamatan yang memiliki areal penyebaran kelas kerawanan longsor sedang terluas yaitu sebesar 15551Ha. c. Kelas Kerawanan Longsor Tinggi Kelas kerawanan longsor tinggi merupakan wilayah yang secara umum memiliki tingkat kerawanan tinggi untuk terjadinya tanah longsor. Tanah longsor berukuran besar sampai sangat kecil telah sering dan akan cenderung sering terjadi. Tanah longsor lama dan baru masih ada dan aktif akibat curah hujan yang tinggi dan erosi yang kuat. Wilayah ini berada pada kisaran kemiringan lereng terjal kemiringan 15-25 sampai dengan sangat curam kemiringan 45. Areal seluas 31127 Ha atau 10,396 dari luas Kabupaten Bogor tergolong kedalam kelas kerawanan longsor sedang. Kelas kerawanan ini merupakan kelas kerawanan dengan areal penyebaran terkecil dibandingkan kelas lainnya. Penyebarannya sebagian besar berada di bagian selatan Kabupaten Bogor meliputi 28 kecamatan seperti terlihat pada Tabel 15. Kecamatan Pamijahan merupakan kecamatan yang memiliki areal penyebaran kelas kerawanan longsor tinggi terluas yaitu sebesar 5415 Ha. Daerah pada kelas kerawanan ini harus selalu diwaspadai karena sewaktu-waktu dapat terjadi tanah longsor, terutama saat memasuki musim hujan.

4.3 Analisis Tata Ruang