Wilayah dengan kemiringan lahan 0-8 datar memiliki areal penyebaran terluas dengan 165372 Ha 55. Wilayah dengan kemiringan lahan 8-15
landai memiliki luas areal penyebaran sebesar 45058 Ha 15. Wilayah dengan kemiringan lahan 15-25 terjal memiliki luas areal penyebaran sebesar 43166
Ha 14. Wilayah dengan kemiringan lahan 25-45 curam memiliki luas areal penyebaran sebesar 42269 Ha 14. Wilayah dengan kemiringan lahan 45
sangat curam merupakan wilayah yang memiliki areal penyebaran paling kecil yaitu sebesar 3564 Ha 1, wilayah ini umumnya berada di tepi pegunungan
ataupun daerah aliran sungai yaitu di sekitar tebing sungai. Wilayah dengan lereng 45 sangat curam merupakan wilayah yang
sangat berpotensi untuk terjadinya tanah longsor. Dalam bencana tanah longsor, faktor kemiringan lahan sangat berpengaruh, semakin tinggi dan semakin tegak
lereng maka kemungkinan terjadinya longsoran semakin tinggi. Hal tersebut berkaitan dengan kestabilan lereng, semakin curam lereng maka lereng akan
mengalami tekanan beban yang lebih besar sehingga makin tidak stabil untuk menahan beban di atasnya dari pengaruh gravitasi bumi.
4.1.6 Penutupan Lahan
Penutupan lahan di Kabupaten Bogor terbagi kedalam sembilan tipe yaitu : hutan, kebun, ladangtegalan, permukiman, rawa, sawah, semakbelukar,
tambakempang dan tubuh air Bappeda 2010. Tipe dan distribusi penutupan lahan di Kabupaten bogor dapat dilihat pada Tabel 12 dan Gambar 7.
Tabel 12 Tipe dan distribusi penutupan lahan
Tipe Penutupan Lahan Luas Ha
Hutan 43726
Kebun 64366
LadangTegalan 33797
Permukiman 40773
Rawa 91
Sawah 61651
SemakBelukar 52512
TambakEmpang 21
Tubuh Air 2489
Total Ha 299428
Sumber : Peta Penutupan Lahan Kabupaten Bogor
Gambar 7 Peta Penutupan Lahan Kabupaten Bogor.
Tipe penutupan lahan berupa hutan memiliki luasan 43726 Ha atau 14,6 dari luas Kabupaten Bogor. Kawasan hutan lebih terkonsentrasi di bagian selatan
Kabupaten Bogor dan menempati daerah-daerah dengan kemiringan lereng datar hingga sangat curam. Kawasan hutan ini sangat vital dalam menjaga lingkungan
disekitarnya dari bahaya tanah longsor. Tipe penutupan lahan berupa permukiman memiliki luasan 40773 Ha
13,62. Kawasan permukiman lebih terkonsentrasi di bagian utara dan tengah Kabupaten Bogor. Namun kawasan ini dapat ditemukan hampir diseluruh wilayah
baik pada kemiringan lereng mendatar sampai sangat curam. Hal ini dikerenakan pesatnya perkembangan penduduk dan tekanan pembangunan yang demikian
tinggi di Kabupaten Bogor yang membawa konsekuensi terhadap pemenuhan sarana prasarana dasar, infrastruktur dan jenis kegiatan baru lainnya. Sehingga
akan banyak membutuhkan kawasan-kawasan hunian baru yang pada akhirnya kawasan hunian tersebut akan terus berkembang dan menyebar hingga mencapai
wilayah-wilayah marginal yang tidak selayaknya dihuni. Banyaknya ruko ataupun permukiman penduduk yang didirikan di sepanjang sempadan sungai serta villa-
villa yang dibangun di kawasan puncak pada lereng-lereng curam yang seharusnya menjadi kawasan lindung merupakan salah satu contoh nyata.
Tipe penutupan lahan lainnya yaitu berupa kebun 64366 Ha 21,5, ladangtegalan 33797 Ha 11,29, tipe penutupan lahan berupa rawa 91 Ha
0,03, tipe penutupan lahan berupa sawah 61651 Ha 20,59, tipe penutupan lahan berupa semakbelukar 52512 Ha 17,54, tambakempang 21 Ha 0,01
dan tipe penutupan lahan berupa tubuh air 2489 Ha 0,83. Tipe penutupan lahan berupa kebun dan sawah merupakan tipe penutupan
paling luas yaitu 64366 Ha 21,5 dan 61651 Ha 20,59, sedangkan tambakempang merupakan tipe penutupan lahan paling kecil yaitu 21 Ha
0,01. Penutupan lahan di suatu wilayah erat hubungannya dengan kondisi ekonomi dan tipe masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut. Berdasarkan uarain
tersebut dapat dilihat bahwa sebagian besar mata pencaharian masyarakat Kabupaten Bogor berasal dari hasil mengelola kebun dan sawah mereka.
Menurut Rahmat 2010 kondisi penutupan lahan sebagai faktor penyebab tanah longsor berkaitan dengan kestabilan lahan, kontrol terhadap kejenuhan air
serta kekuatan ikatan partikel tanah. Tipe penutupan lahan memiliki kontribusi yang berbeda-beda tergantung pada sifat dan kondisi penutupan lahan tersebut
seperti bentuknya berupa bangunan atau tanaman, jenis tanaman, sifat tanaman, luasan penutupan lahan serta lokasi dimana penutupan lahan itu berada adalah hal-
hal yang berpengaruh dalam penentuan kerawanan wilayah. Lahan yang ditutupi hutan dan perkebunan relatif lebih bisa menjaga
stabilitas lahan karena sistem perakaran yang dalam sehingga bisa menjaga kekompakkan antar partikel tanah serta partikel tanah dengan batuan dasar dan
bisa mengatur limpasan dan resapan air ketika hujan. Sedangkan tegalan dan sawah memiliki vegetasi yang tidak bisa menjaga stabilitas permukaan karena
bersifat tergenang, serta memiliki sistem perakaran yang dangkal sehingga kurang menjaga kekompakkan partikel tanah. Pada lahan dengan tipe penutupan lahan
demikianlah tanah longsor seringkali terjadi.
4.1.7 Kerentanan Gerakan Tanah