Model Pendugaan Bencana Tanah Longsor

Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui bahwa wilayah dengan kategori zona kerentanan gerakan tanah tinggi memiliki luas 8972 Ha atau 3 dari total luas Kabupaten Bogor, zona kerentanan gerakan tanah menengah yang merupakan kategori dengan wilayah terluas yaitu 118650 Ha 39,63, zona kerentanan gerakan tanah rendah 86085 Ha 28,75, zona kerentanan gerakan tanah sangat rendah 59209 Ha 19,77, sungai 1187 Ha 0,4 dan diluar zona 25325 Ha 8,46. Zona kerentanan gerakan tanah tinggi merupakan wilayah yang paling berpotensi terjadinya tanah longsor mengingat tingginya frekuensi gerakan tanah di wilayah tersebut. Sedangkan wilayah yang berada diluar zona menandakan wilayah tersebut tidak berada pada zona geologi aktif sehingga frekuensi gerakan tanah sangat jarang terjadi.

4.2 Analisis Kerawanan Tanah Longsor

4.2.1 Model Pendugaan Bencana Tanah Longsor

Pendugaan kawasan bencana tanah longsor dilakukan dengan menggunakan model pendugaan yang bersumber pada penelitian BBSDLP 2009. Berdasarkan model tersebut parameter yang digunakan untuk menduga kawasan rawan longsor meliputi parameter curah hujan, jenis batuan, jenis tanah, kemiringan lahan, penutupan lahan dan kerentanan gerakan tanah. Semua parameter tersebut diklasifikasi berdasarkan skor kemudian diberi bobot sesuai kontribusinya masing-masing dan kemudian ditumpangsusunkan overlay. Parameter curah hujan mendapat bobot 20, jenis batuan 25, jenis tanah 10, kemiringan lahan 20, penutupan lahan 10 dan kerentanan gerakan tanah 15 dengan formula sebagai berikut : SKOR TOTAL = 0,2FCH+0,25FJB+0,2FKL+0,1FPL+0,1FJT+0,15FKT Keterangan : FCH = Faktor Curah Hujan FJB = Faktor Jenis Batuan FKL = Faktor Kemiringan Lereng FPL = Faktor Penutupan Lahan FJT = Faktor Jenis Tanah FKT = Faktor Kerentanan Gerakan Tanah 0,25;0,2;0,1 = Bobot Nilai Berdasarkan hasil analisis 6 parameter kerawanan tanah longsor dengan menggunakan model pendugaan BBSDLP 2009 diperoleh 3 kriteria kerawanan tanah longsor yaitu rendah, sedang dan tinggi. Tingkat kerawanan tanah longsor yang tersebar di Kabupaten Bogor terbentuk setelah penggabungan overlay semua parameter. Interval kelas kerawanan longsor dibuat berdasarkan nilai rata-rata Mean dan standar deviasi SD jumlah skor akhirdengan penentuan selang skor : Kerawanan sedang : Nilai rata-rata Mean ± standar deviasi SD Kerawanan rendah : Nilai minimum - = Skor Kerawanan sedang Kerawanan tinggi : = Skor Kerawanan sedang – Nilai maksimum Berdasarkan hasil analisis skor total hasil tumpang susun overlay parameter yang ada di lokasi penelitian diperoleh klasifikasi kelas kerawanan dengan interval skor masing-masing tingkat kerawanan dimana semakin tinggi total skor maka semakin tingggi tingkat kerawanan tanah longsor di wilayah tersebut seperti tercantum pada Tabel 14. Tabel 14 Interval skor kelas kerawanan tanah longsor Kelas Kerawanan Interval Skor Rendah 105-299 Sedang 300-424 Tinggi 425-500 Sumber : Peta Kerawanan Tanah Longsor Kabupaten Bogor

4.2.2 Distribusi Kawasan Rawan Tanah Longsor