7
panjang 10-30 cm dan diameter 3-5 cm dalam keadaan kering, patahan akar berserat, tidak ada rasa dan bau yang khas Srivastava, 2011.
Sebelumnya tanaman pacing dimasukkan ke dalam suku Zingiberaceae, dimana suku ini merupakan terna perenial dengan rimpang yang biasanya
mengandung minyak menguap sehingga berbau aromatik. Daun tunggal tersusun dua baris, mempunyai tiga bagian yaitu helaian daun, tangkai daun dan upih daun,
selain itu juga lidah-lidah. Bunga terpisah-pisah tersusun dalam bunga majemuk tunggal atau berganda, kebanyakan banci, zigomorf atau asimetrik. Buahnya buah
kendaga yang berkatup tiga, atau berdaging tidak membuka. Biji bulat atau berusuk, mempunyai salut biji, endosperm banyak Tjitrosoepomo, 2010.
2.1.3 Sistematika tumbuhan
Sistematika dari tanaman pacing menurut Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Zingiberales
Suku : Costaceae
Genus : Cheilocostus C.D. Specht
Spesies :
, Cheilocostus speciosus J.Koenig C.D. Specht
2.1.4 Nama daerah
Nama daerah tanaman pacing antara lain pacing tawar, tepung tawar Sunda; pacing tawa Jawa; binto Madura; tawa-tawa Sumatera Barat; tobar-
tobar Batak; tabar-tabar Bangka; tubu-tubu Ambon; Hariana, 2013.
2.1.5 Nama asing
8
Nama asing dari tanaman pacing antara lain Zhang liu tou Cina Hariana, 2013, crape ginger Inggris; Keukand India Srivastava, dkk., 2011.
2.1.6 Kandungan kimia
Kandungan kimia tanaman pacing diantaranya diosgenin, tigogenin, dioscin, gacilin Hariana, 2013. Daun pacing juga mengandung senyawa steroida,
tanin dan fenolik Devi dan Urooj, 2009. 2.2
Ekstraksi
Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Metode
ekstraksi menurut Depkes 2000 yang sering digunakan yaitu maserasi, perkolasi, refluks, sokletasi, digesti, infundasi dan dekoktasi.
1. Maserasi
Maserasi adalah proses penyarian simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur kamar
dengan prinsip pencapaian konsentrasi pada keseimbangan Depkes, 2000. 2.
Perkolasi Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai
sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan Depkes, 2000. 3.
Refluks Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur didihnya, selama
waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik Depkes, 2000.
4. Sokletasi
9
Sokletasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru menggunakan alat soklet dimana ekstraksi terjadi secara kontinu dengan adanya pendingin balik
Depkes, 2000. 5.
Digesti Digesti adalah maserasi dengan pengadukan secara terus menerus pada
temperatur 40-50 ˚C Depkes, 2000.
6. Infundasi
Infundasi adalah metode ekstraksi yang dilakukan dengan menyari simplisia nabati dengan air pada suhu 90
˚C selama 15 menit. Hasil infundasi desebut dengan infus Depkes, 1995.
7. Dekoktasi
Dekoktasi adalah proses penyarian simplisia dengan pelarut air selama 30 menit atau lebih pada temperatur sampai titik didih air. Dekoktasi biasanya
digunakan untuk bahan tumbuhan yang lebih keras Depkes RI, 2000. Hasil dari ekstraksi disebut dengan ekstrak. Ekstrak adalah sediaan kering,
kental atau cair dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, di luar pengaruh cahaya matahari langsung Depkes RI, 2008.
a. Ekstrak kering
Ekstrak kering merupakan sediaaan berbentuk serbuk yang dibuat dari ekstrak tumbuhan yang diperoleh dari penguapan bahan pelarut dan pengeringan
Voigt, 1995. b.
Ekstrak kental Ekstrak kental memiliki konsistensi yang liat dalam keadaan dingin dan
tidak dapat dituang serta kandungan airnya berjumlah sampai 30 Voigt, 1995.
10
c. Ekstrak cair
Ekstrak cair adalah sediaan dari simplisia nabati yang mengandung etanol sebagai pelarut atau sebagai pengawet Depkes RI, 2000.
2.3 Keluarga Berencana KB