Hasil dentifikasi tumbuhan Hasil karakterisasi simplisia dan EEDP

33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dentifikasi tumbuhan

Hasil identifikasi tumbuhan dilakukan di Herbarium Bogoriense, dimana dari hasil pemeriksaan didapatkan bahwa tanaman yang digunakan adalah Pacing Cheilocostus speciosus J.Koenig C.D. Specht., dari suku Costaceae.

4.2 Hasil karakterisasi simplisia dan EEDP

Hasil pemeriksaan makroskopik daun pacing segar didapat bahwa daun pacing memiliki bentuk yang bulat lonjong dengan bagian ujung yang meruncing, berwarna hijau tua, bagian atas licin sedangkan bagian bawah berbulu halus, pangkal daun pendek dan upih daun memeluk batang. Simplisia daun pacing menggulung dan berwarna kuning kecokelatan. Hasil pemeriksaan mikroskopik simplisia daun pacing diperoleh adanya stomata tipe parasitik, trikoma tipe uniseluler dan multiseluler, hablur kristal kalsium oksalat berbentuk prisma dan berkas pembuluh dengan penebalan spiral. Hasil karakterisasi dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil karakterisasi simplisia dan EEDP NO. Karakteristik Hasil Pemeriksaan Simplisia Ekstrak 1 Kadar air 4,98 8,73 2 Kadar sari larut air 6,52 - 3 Kadar sari larut etanol 17,85 - 4 Kadar abu total 25,79 20,43 5 Kadar abu tidak larut asam 0,83 0,61 Hasil karaakterisasi menunjukkan bahwa kadar air simplisia daun pacing adalah 4,98 dan kadar air EEDP diperoleh 8,73 ini sesuai dengan persyaratan 34 kadar air simplisia daun yaitu 5. Penentuan kadar air dilakukan untuk memberi batasan minimal atau rentang kadar air di dalam ekstrak, sebab kadar air yang tinggi dapat mempengaruhi kestabilan sediaan obat, mempercepat pertumbuhan bakteri dan jamur yang dapat merusak sediaan obat dan terjadi penguraian senyawa yang terkandung di dalam sediaan. Untuk melihat gambaran awal jumlah senyawa yang terkandung di dalam pelarut dilakukan penetapan kadar sari. Dalam hal ini, dilakukan penetapan kadar sari larut air dan larut etanol. Hasil penetapan kadar sari larut air adalah 6,52 dan kadar sari larut etanol adalah 17,85. Penetapan kadar abu bertujuan untuk memberikan gambaran kandungan mineral internal dan eksternal yang berasal dari proses awal sampai terbentuknya ekstrak. Kadar abu yang tinggi menunjukkan adanya zat anorganik logam-logam Ca, Mg, Fe, dan Pb. Kadar logam berat yang tinggi dapat mempengaruhi kesehatan, sehingga perlu dilakukan penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam untuk memberikan jaminan bahwa ekstrak tidak mengandung logam berat tertentu melebihi nilai yang ditetapkan karena berbahaya toksik bagi kesehatan. Hasil penetapan kadar abu total diperoleh kadar abu total simplisia adalah 25,79 dan kadar abu total EEDP adalah 20,43. Setiap simplisia mempunyai kadar abu total yang berbeda-beda. Hasil penetapan kadar abu tidak larut asam dari simplisia diperoleh 0,83, sedangkan kadar abu tidak larut asam dari EEDP diperoleh 0,61, hasil ini masih memenuhi standar secara umum kadar abu tidak larut asam yaitu 1. 35

4.3 Hasil pemeriksaan metabolit sekunder