Estrogen Progesteron Hormon ovarium

14

2.5.1 Estrogen

Estrogen yang terdapat secara alamiah adalah 17β-estradiol, estron dan estriol. Hormon-hormon ini terutama disekresikan oleh sel granulosa folikel ovarium, korpus luteum dan plasenta. Ganong, 2008. FSH maupun LH diperlukan untuk sintesis dan sekresi estrogen oleh folikel, tetapi hormon-hormon ini bekerja pada sel-sel yang berbeda dan pada tahapan jalur pembentukan estrogen yang berbeda pula. Sel granulosa maupun sel teka berpartisipasi dalam pembentukan estrogen. Perubahan kolesterol menjadi estrogen memerlukan sejumlah langkah berurutan, dengan langkah akhir adalah perubahan androgen menjadi estrogen. Sel-sel teka banyak menghasilkan androgen tetapi kapasitas mereka merubah androgen menjadi estrogen terbatas. Sel-sel granulosa, di pihak lain, mudah mengubah androgen menjadi estrogen tetapi tidak mampu membentuk androgen sendiri. LH bekerja pada sel-sel teka untuk merangsang pembentukan androgen, sementara FSH bekerja pada sel-sel granulosa untuk meningkatkan perubahan androgen menjadi estrogen. Karena kadar basal FSH yang rendah sudah cukup mendorong perubahan menjadi estrogen, maka kecepatan sekresi estrogen oleh folikel terutama bergantung pada kadar LH dalam darah, yang terus meningkat selama fase folikel Sherwood, 2001. Estrogen sintetis yang ditemukan dalam kontrasepsi hormonal di Amerika Serikat yaitu etinil estradiol dan mestranol. Sebagian besar kontrasepsi oral kombinasi berisi estrogen pada dosis 20 sampai 50 mcg etinil estradiol, dan pada transdermal dirilis 20 mcg etinil estradiol perhari Dipiro, dkk., 2008.

2.5.2 Progesteron

15 Progesteron disekresi oleh ovarium terutama dari korpus luteum selama fase pertengahan kedua siklus menstruasi, kecuali di ovarium, hormon ini juga disintesis di testis, korteks adrenal dan plasenta Gunawan, 2009. Hormon ini merupakan zat antara yang penting dalam biosintesis steroid di semua jaringan yang menyekresi hormon steroid. Progesteron memiliki waktu paruh yang singkat dan diubah menjadi pregnanediol di hati, yang kemudian dikonjugasi dengan asam glukoronat dan diekskresikan di dalam urin Ganong, 2008. Kadar progesteron pada pria adalah 0,3 mcgmL sedangkan pada wanita kadarnya sekitar 0,9 mcgmL selama fase folikular siklus haid. Sekresi progesteron mulai meningkat sampai mencapai kadar puncak sekitaar 18 mcgmL pada fase luteal yang disekresikan oleh korpus luteum Ganong, 2008. Jenis progesteron sintetik yang digunakan sebagai kontrasepsi, yaitu yang berasal dari 19 nortesteron dan yang berasal dari 17 alfa-asektosi-progesteron. Progesteron yang berasal dari 17 alfa-asektosi-progesteron akhir-rkhir ini di Amerika Serikat tidak dipergunakan lagi untuk kontrasepsi oleh karena pada binatang percobaan pil yang mengandung zat ini, bila dipergunakan pada waktu yang lama dapat menimbulkan tumor mamma. Derivat 19 nortesteron yang banyak digunakan untuk pil kontrasepsi adalah noretinodrel, norethindron asetat, etinodiol asetat, etinodiol diasetat, dan norgestrel Wiknjosastro, dkk., 2009.

2.6 Siklus haid