Ikan mengakumulasi bahan kontaminan khususnya PAH melalui kulit, tapi sebagian besar melalui insang Irwin 1997. Secara umum, meskipun antara PAH
dengan berat molekul rendah dan berat molekul tinggi terserap relatif cepat pada spesies perairan seperti ikan, metabolisme dan depurasinya juga cepat. PAH dapat
masuk ke semua jaringan tubuh yang terdapat lemak. Biasanya terserap di ginjal, hati dan lemak. Jumlah yang kecil tersimpan pada limpa, kelenjar ginjal dan
indung telur.
2.6 PAH Sebagai Indikator Sumber Pencemar
Senyawa PAH dapat digunakan sebagai salah satu indikator status lingkungan. Distribusi dan fate dari PAH sebagai bahan kontaminasi organik di
sedimen ekosistem perairan sangat perlu diperhatikan karena mempunyai efek mutagenik dan karsinogenik. Konsentrasi PAH dalam tingkat tertentu di air laut
dan sedimen dapat bersifat toksik terhadap organisme laut bentik dan pelagik, sehingga keberadaannya perlu diperhatikan.
Sifatnya yang tidak mudah larut, dapat menghilang dengan cepat di perairan, mampu meningkatkan konsentrasi dan berat molekulnya sendiri, mudah
terakumulasi dan terabsorpsi pada biota dan sedimen, menunjukkan perlunya perhatian khususnya pada lingkungan perairan pesisir. Pendugaan sumber PAH
dilakukan dengan menggunakan rasio dari beberapa individu PAH Tabel 8.
Tabel 8 Rasio individu PAH sebagai penduga sumber. Diagnostik ratio
Pirolitik Petrogenik
BMRBMT Low
high ∑MPPHE
1 1
FLAFLA+PYR 0.5
0.5 Double ratio PHEANT, FLAANT dan
PHEANT, FLAPYR 10 1
15 1
BMR : berat molekul rendah; BMT : berat molekul tinggi; MP : metilfenantrena; PHE : fenantrena; FLA : fluorantena; PYR : pirena; ANT : antrasena
Rasio dari FLAPYR dapat mengindikasikan asal sumber dari PAH. Sumber petrogenik diindikasikan oleh rasio FLAPYR 1 dan nilai 1 mengindikasikan
sumber pirolitik Sicre et al. 1987, diacu dalam Ke et al. 2002. Menentukan sumber pencemar PAH dalam air dapat menggunakan rasio FLAFLA+PYR.
Jika rasionya adalah 1, dapat diduga sumber pencemar berasal dari petrogenik. Rasio FLAFLA+PYR 0.40 mengindikasikan sumber pencemar PAH berasal
dari sumber petroleum oli, mesin diesel, batu bara, dsb, rasio antara 0.4-0.5 mengindikasikan sumber dari pembakaran bahan bakar fosil kendaraan dan
minyak mentah dan rasio 0.5 berasal dari pembakaran rumput, kayupembakaran batu bara Zhang et al. 2006; Arias et al. 2009.
Sumber dari PAH dari sedimen dapat diperoleh berdasarkan rasio total antara isomer metilfenantrena terhadap fenantrena MPP. Rasio MPP 1
menunjukkan sumber dari pirogenik dan MPP 1 menunjukkan sumber dari petrogenik Blumer dan Youngblood 1975, diacu dalam Yim et al. 2007;
Boonyatumanond et al. 2006. Pendugaan sumber PAH pada biota dapat menggunakan rasio fenantrena,
ANT, fluorantena dan pirena yaitu rasio antara PHEANT, FLAANT dan FLAPYR. Rasio PHEANT 10 dan FLAPYR 1, mencirikan sumber pirogenik
dan rasio PHEANT 15 dan FLAPYR 1 mencirikan sumber petrogenik Steinhauer dan Boehm 1992; Budzinski et al. 1997; Baumard et al. 1998, diacu
dalam Yim et al. 2007. Fluorantena dan pirena adalah penanda khusus untuk sumber pirolisispembakaran yang tidak sempurna. Di lain pihak pada emisi hasil
pembakaran bahan bakar sepert mesin diesel, profilnya predominan oleh fenantrena, fluorantena dan pirena Li et al. 2003; Wang et al. 2009, diacu dalam
Arias et al. 2009. Beberapa PAH seperti fenantrena berasal dari sumber petrogenik dan
pirogenik mixed sources Irwin 1997. Rasio jumlah berat molekul rendah BMR dengan berat molekul tinggi BMT adalah bila nilainya kecil
menggambarkan sumber dari pirolitik dan bila nilainya besar bersumber dari petrogenik Budzinski et al. 1997, Sicre et al. 1987, Mostafa et al. 2009. Sumber
petrogenik secara umum alkil PAH lebih banyak dari pada non alkil dari PAH utama dan sebaliknya merupakan sumber petrogenik.
Sumber dari petroleum biasanya berupa krisena, fluorena, naftalena, fenantrena, antrasena dan dibenzo thiopen DbT. Sumber dari oli motor berupa
naftalena, benzoapirena, fluorena dan fenantrena. Petroleum lebih besar menyumbang PAH jenis berat molekul rendah seperti naftalena, asenaftena dan
fluorin, dan juga alkil PAH seperti metilnaftalen. Pembakaran pirolitik menyumbang PAH jenis berat molekul tinggi lebih besar seperti fenantrena,
fluorantena, pirena dan benzoapirena, juga termasuk sedikit PAH jenis berat molekul rendah seperti naftalena Irwin 1997.
2.7 Toksisitas