Tabel 21 Konsentrasi ∑PAH pada air laut di beberapa wilayah dunia.
Lokasi Konsentrasi µgl
Referensi Pantai Alexandria, Mesir
Subsurface 47 Microlayer 245
Nemr dan Aly 2003
Wilayah Pelabuhan Makau, Selatan Cina
701.42- 1 872.95 Luo et al. 2004
Daerah estuari
Teluk Saronikos, Yunani
425-459 Valavanidis et al.
2008 Perairan Kamal Muara,
Teluk Jakarta 0.5964-0.6733
Augustine 2008 Daerah
estuari Blanca,
Argentina 0-4
Arias et al. 2009 Teluk dalam, daerah Selatan
Cina Permukaan 73.3
Dasar 66.1 Qiu et al. 2009
Perairan laut Kota Tarakan 6.36-380
Studi ini
4.2.3 Status Ekotoksikologi PAH
Mengetahui total kandungan PAH pada tubuh ikan, dapat menentukan tingkat kontaminasinya berdasarkan rasio. Pada semua ukuran tubuh ikan, total
kandungan PAH dalam tubuh ikan Nomei adalah 1000 ngg. Berdasarkan ratio kandungan tersebut diketahui status ikan Nomei adalah terkontaminasi sangat
tinggi Tabel 22.
Tabel 22 Status kontaminasi PAH pada ikan Nomei. No
Klasifikasi ∑PAH
ngg Ikan
kecil Ikan
sedang Ikan
besar 1
Tidak terkontaminasi 10
2 747 1 582
2 470 2
Nilai kontaminasi kecil 99-100
3 Nilai kontaminasi sedang
100-1000 4
Nilai kontaminasi tinggi 1000
Varanasi et al. 1993 dalam Gomes et al. 2010
Melihat dari total kandungan PAH pada ikan Nomei, terlihat bahwa level terbesar akumulasinya berturut-turut adalah pada ikan ukuran kecil 2747 ngg,
ikan besar 1582 ngg dan ikan sedang 2470 ngg. Bila dibandingkan dengan ∑PAH pada beberapa jenis ikan dibeberapa wilayah di dunia, konsentrasi PAH di
tubuh ikan Nomei sangat tinggi Tabel 23.
Tabel 23 Konsentrasi ∑PAH beberapa jenis ikan di beberapa wilayah dunia.
Jenis Konsentrasi ngg
Referensi Red mullet Mullus barbatus
Escartin dan Porte 1996
Daerah Tarragona 2 580
Daerah Barcelona 2 206
Daerah Delta Rhone 1 920
Daerah Couronne 1 390
Daerah Cortiou 6 110
Daerah Porto Torres 2 201
Sea comber Serranus cabrilla Daerah Tarragona
1 360 Daerah Besos
2 550 Daerah Cortiou
3 130 Daerah Le Planier
3 160 Daerah Cap Feno
960 Daerah Cap Muro
550 Daerah Porto Vecchio
260 Laut Adriatik, Italia
Perugini et al. 2007 Red mullet Mullus barbatus
16.52 Atlantic mackerel Scomber
scombrus 63.33
European fying squid
Todarodes sagittatus 14.74
Blue whiting Micromesistius poutasso
55.53 European hake Merluccius
merluccius 44.14
Daerah estuari Blanca, Argentina Arias et al. 2009
Odontesthes sp 1 095
Daerah mangrove Teluk Guanabara, wilayah Tenggara
Brazil Gomes et al. 2010
Mugil liza 9.8-41
Micropogonias furnieri 11-39.5
Cetengraulis edentatus 26.7-47.9
Centropomus parallelus 12.4
Perairan laut Selatan, daerah Baron Yogyakarta
Lukitaningsih dan Ari 2010
Petek Chrorinomus lyson 0.9-310.9
Kuniran Upeneus moluccensis
1.9-1 072.5 Layur Triciurus sp
0.4-411.5 Blanak Mugil sp
0.1-165.2
Tabel 23 lanjutan Perairan laut Selatan, daerah
Kretek Yogyakarta Petek Chrorinomus lyson
0.29-338.2 Kuniran Upeneus
moluccensis 0.56-1 606.8
Layur Triciurus sp 0.3-134.4
Blanak Mugil sp 0.2-411.3
Perairan laut Selatan, daerah Glagah Yogyakarta
Petek Chrorinomus lyson 0-50.5
Kuniran Upeneus moluccensis
0.1-366.5 Layur Triciurus sp
0.24-116.5 Blanak Mugil sp
0.6-218.6 Perairan laut Kota Tarakan
Studi ini Ikan
Nomei Horpodon
nehereus 1 582-2 747
ERL effect range low dan ERM effect range median rasio dapat menentukan kualitas lingkungan PAH di sedimen. Besaran konsentrasi PAH pada
sedimen mempunyai dampak secara biologi terhadap organisme laut yang berasosiasi dengan sedimen. Konsentrasi ERM dan ERL berdasarkan konsentrasi
total berat molekul rendah 136 ngg pada Stasiun 1, 50 ngg pada Stasiun 2 dan 45.83 ngg pada Stasiun 3. Konsentrasi PAH dengan berat molekul tinggi yang
hanya terdeteksi pada Stasiun 3 adalah 66.31 ngg dimana konsentrasi tersebut dibawah ERL. Berdasarkan
∑ PAH konsentrasi nya 136 ngg pada Stasiun 1, 50 ngg pada Stasiun 2 dan 122 ngg pada Stasiun 3 juga berada dibawah ERL. Dari
semua hasil tersebut, secara umum dapat disimpulkan status konsentrasi PAH di sedimen tidak mengancam kehidupan organisme air Tabel 24.
PAH mempunyai waktu tinggal yang singkat ketika berada pada kolom perairan, yang biasanya dapat menyebabkan efek kronis Irwin 1997. Konsentrasi
komponen PAH di perairan dapat menjelaskan efek PAH yang terlarut terhadap organisme laut. Konsentrasi fenantrena pada Stasiun 1 adalah 6.35 µgl dan
Stasiun 3 248 µgl masih dibawa level kronis maupun akut. Diduga konsentrasi fenantrena masih aman untuk biota perairan. Pada Stasiun 3 fluorantena 132 µgl
berada di atas level akut yaitu pada beberapa jenis ikan menyebabkan kematian,
sehingga diduga konsentrasi fluorantena sangat berbahaya bagi biota perairan khususnya ikan Tabel 25.
Tabel 24 Status kontaminasi PAH di sedimen terhadap organisme laut berdasarkan konsentrasi ERL dan ERM pada setiap stasiun.
No Komponen
ERL ngg
ERM ngg
Stasiun sedimen 1
ngg Stasiun
sedimen 2 ngg
Stasiun sedimen 3
ngg 1
BMR 550
3 160 136
50 45.83
2 BMT
1 700 9 600
tt tt
66.31 3
Total PAH 4 000
45 000 136
50 112
Woodhead et al. 1999, O’connor dan john 2000, Burton 2002. ERL : effect range low; ERM : effect range median; tt : tidak terdeteksi; BMR : berat molekul
rendah; BMT : berat molekul tinggi
Tabel 25 Rangkuman sensitifitas sifat kronis pada organisme air tawar dan laut terhadap fluorantena EPA600R-02013.
Spesies PAH
Durasi hari
NOEC µgl
OEC µgl
Efek yang diamati relatif terhadap
kontrol Nilai
kronis µgl
Cladoceran, Daphnia
magna Fluorantena
21 6.9-17
35 Pengurangan panjang
17 24.5
73 Pengurangan panjang
25, beberapa ikan dewasa 37
148 Tidak ada yang
bertahan Fathead
minnow, Pimephales
promelas Fluorantena
32 3.7-
10.4 21.7
Ikan yang bertahan berkurang 67,
Pengurangan pertumbuhan 50
15.02
Mysid, Americamysis
bahia Fluorantena
28 3592
43 Ikan yang bertahan
berkurang 26.7, terjadi pengurangan
ikan muda 91.7 15.87
621 Tidak ada yang
bertahan Mysid,
Americamysis bahia
Fluorantena 31
0.41- 11.1
18.8 Ikan yang bertahan
berkurang 23, tidak terjadi reproduksi
14.44
NOEC :No Observed Effect Concentration; OEC: observed effect concentrations
Konsentrasi ∑PAH 6.36 µgl pada Stasiun 1 berada bawah level akut,
diduga tidak membahayakan biota perairan. Konsentrasi ∑ PAH 380 µgl pada
Stasiun 3 berada diatas level akut, diduga ∑
PAH sangat berbahaya bagi kehidupan biota perairan. Berdasarkan konsentrasi tersebut maka kandungan PAH
di perairan pada Stasiun 1 tidak berbahaya terhadap biota perairan, sedangkan pada Stasiun 3 sangat berbahaya terhadap biota perairan Tabel 26.
Tabel 26 Konsentrasi individu PAH di air pada setiap stasiun.
No Komponen Akut µgl
Kronis µgl Stasiun air 1
µgl Stasiun air 3
µgl 1
Fenantrena 970
710 6.36
248 2
Fluorantena 40
16 tt
132 3
Total PAH 300
tn 6.36
380
Irwin 2007 tn : tidak ada nilai; tt : tidak terdeteksi
5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan