serta daerah laut yang dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan manusia di daratan Bengen 2004.
Daratan dan proses-proses yang terjadi di daratan misalnya aliran air besar dengan zat partikel yang dibawanya menuju laut akan mempengaruhi salinitas,
turbiditas, kesuburan dan kecerahan perairan pantai. Iklim setempat seperti curah hujan akan mempengaruhi salinitas dan angin yang kencang akan menyebabkan
berkembangannya arus dan gelombang laut. Pengaruh dari faktor setempat ini akan menyebabkan sifat atau keadaan oseanografi menjadi lebih kompleks dan
unik bagi suatu daerah perairan pantaipesisir yang berlainan dari sifatpola umum di laut lepas yang banyak ditentukan baik oleh pengaruh musim maupun pengaruh
samudera yang berdekatan. Wilayah pesisir dan laut juga rentan terhadap dampak pencemaran akibat
aliran limbah dari daratan melalui sungai, saluran yang menuju ke laut ocean outfallpembuangan langsung ke laut. Secara fisik, kondisi pesisir dan laut lepas
di pengaruhi oleh siklus hidrologi, hidrodinamika, topografi wilayah pesisir dan laut, zonasi dan intensitas kegiatan pemanfaatan sumberdaya alam serta teknologi
yang dipakai dalam kegiatan tersebut. Kondisi ini mempengaruhi sifat, pola dan intensitas pencemaran yang mungkin terjadi akibat kegiatan sosial ekonomi di
wilayah pesisir dan laut. Ketika masuk ke perairan pesisir dan laut, limbah akan berinteraksi dengan
air laut dan menghasilkan perilaku limbah yang khas. Perilaku tersebut bisa berupa menguap, terlarut, terdispersi, dsb. Hal ini selanjutnya akan berpengaruh
pada konsentrasi limbah dan intensitas serta besaran dampak terhadap lingkungan yang mungkin ditimbulkan Mukhtasor 2007.
2.9 Ikan Nomei Horpodon nehereus
Tarakan adalah salah satu pulau yang berada di Propinsi Kalimantan Timur yang mempunyai luas wilayah ± 657.33 km
2
, dengan luas kawasan pesisir pantai ± 70 km
2
. Luas laut Pulau Tarakan 406.53 km
2
61.85. Salah satu potensi sumberdaya hayati perairan yang ada di Pulau Tarakan adalah ikan Nomei
Horpodon nehereus, dikenal dengan nama lokal ikan Pepija atau Lembe-Lembe
Gambar 7. Ikan Nomei merupakan ikan komersial yang banyak dipasarkan dalam bentuk ikan kering yang menjadi satu makanan khas Kota Tarakan.
Gambar 7 Ikan Nomei Horpodon nehereus dengan nama lokal ikan Pepija atau Lembe-Lembe.
Ikan Nomei hidup di perairan lepas pantai yang dalam pada sedimen lumpur berpasir sepajang tahun. Namun ikan ini juga berkumpul di wilayah yang luas di
daerah delta sungai untuk mencari makan pada musim angin monsun. Ikan ini adalah predator yang agresif dan sangat pendar. Mempunyai 6 telur pada sekali
bertelur dalam setahun. Ikan Nomei mempunyai kebiasaan makan sebagai karnivora dengan udang-udangan yang merupakan sumber makanan. Menurut
Pillay 1953 ikan ini juga memakan ikan, detritus, larva megalopa dan tumbuhan Gambar 8.
Daging ikan Nomei seperti jeli, tubuhnya terkandung banyak sekali air dan merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri. Mulut yang menganga,
gigi besar, mata kecil dan badan yang lembut, ikan Nomei mirip dengan Chauliodontidae yang mencirikan ikan laut dalam Haneda 1950. Jenis makanan
ikan Nomei berbeda berdasarkan musim seperti yang ditunjukkan pada Gambar 9.
Gambar 8 Persentasi jenis makanan yang ditemukan pada perut Horpodon nehereus Pillay 1953.
Gambar 9 Histogram yang menunjukkan variasi bulanan volume beberapa jenis
makanan yang dimakan ikan Nomei berdasarkan perbedaan bulan Pilay 1953. a Udang dan udang-udangan, b Ikan Nomei, c Ikan
yang lain, d Larva megalopa, e Bahan tumbuhan, f Detritus. Jum
la h or
ga ni
sm e
Bulan
a
b c
d
e f
3 BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-Juli 2010 untuk pengambilan cuplikan di perairan laut Kota Tarakan, dan bulan Juli-Desember 2010 untuk
analisis cuplikan di laboratorium. Cuplikan dianalisis di Laboratorium Kualitas Air Universitas Borneo Tarakan dan Laboratorium Pangan Universitas Islam
Negeri UIN Syarif Hidayatullah Tanggerang Selatan.
3.2 Bahan dan Alat