Metode Pengembangan Model Model Dinamika Simpanan Karbon dari Perubahan Tata Guna Lahan Kawasan Hutan di Sulawesi Selatan

5 Lahan RHL di Daerah Aliran Sungai DAS super kritis, pembangunan Hutan Tanaman Industri HTI dan Hutan Tanaman Rakyat HTR, HPH Restorasi Ekosistem dan Hutan Rakyat Kemitraan dengan industri perkayuan. Tujuan pemodelan adalah membuat model dinamika simpanan karbon dari perubahan tata guna lahan di Provinsi Sulawesi Selatan. Model yang dibuat diharapkan dapat memberi gambaran mengenai simpanan karbon yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan. Batasan dari model dinamika yang dikembangkan dalam penelitian ini yaitu pada hal-hal yang menyangkut deforestasi, degradasi hutan, dan peningkatan simpanan karbon enhancing carbon stock yang terfokus di Provinsi Sulawesi Selatan, yaitu a. Deforestasi berdasarkan tingkat penurunan tutupan kawasan hutan menjadi bukan hutan, yaitu tambang, kebun, dan pemukiman untuk transmigrasi. b. Degradasi hutan berasal dari aktivitas pemanenan kayu di IUPHHK-HA, kebakaran hutan, pembalakan liar, dan perambahan hutan. c. Enhancing carbon stock terdiri dari pembangunan hutan tanaman IUPHHK- HT dan IUPHHK-HTR di wilayah yang telah terdegradasi dan aktivitas penanaman pohon di dalam dan luar kawasan hutan yang meliputi kegiatan penghijauan dan reboisasi. Jenis tanaman untuk IUPHHK-HT adalah Acacia mangium; sedangkan IUPHHK-HTR, kegiatan penghijauan, dan reboisasi adalah Falcataria moluccana. d. Sumber data yang digunakan terbatas dari data statistik Kementerian Kehutahan RI tahun 1999 sampai 2011 dan data statistik Dinas Kehutanan Sulawesi Selatan tahun 2007 sampai 2011.

3.2 Konseptualisasi Model

Pemodelan sistem dalam penelitian ini dilakukan dengan menyusun model dalam beberapa bagian. Model yang disusun terdiri dari bagian model perubahan tata guna lahan, bagian model degradasi hutan, dan bagian model enhancing carbon stock. Model konseptual dalam penelitian ini dideskripsikan melalui hubungan sebab akibat berikut ini. Gambar 2 Model konseptual yang dikembangkan 6 Gambar 2 menggambarkan komponen-komponen yang dapat mempengaruhi simpanan karbon. Simpanan karbon mengalami penurunan apabila terjadi perubahan tutupan hutan menjadi non hutan yaitu kebun, pemukiman, dan tambang. Selain itu, kebakaran hutan, pemanenan kayu, pembalakan liar, dan perambahan hutan secara ilegal turut menjadi penyebab penurunan simpanan karbon. Upaya rehabilitasi hutan berupa kegiatan penanaman dapat menghambat laju penurunan simpanan karbon.

3.3 Spesifikasi Model

3.3.1 Bagian model Perubahan Tata Guna Lahan

Luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 1999 yaitu seluas 6 290 364 ha dengan luas kawasan hutan termasuk luas kawasan konservasi perairan seluas 3 879 771 ha SK Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 890Kpts-II1999. Kawasan hutan daratnya sebesar 3 299 005 ha. Pada tahun 2004, Sulawesi Barat memekarkan diri dari Provinsi Sulawesi Selatan. Luas wilayah pemekaran Provinsi Sulawesi Barat sebesar 1 678 719 ha, termasuk di dalamnya kawasan hutan darat seluas 1 158 442 ha BPKH Wil.VII 2007. Pemekaran wilayah ini mengakibatkan terjadinya penurunan luas wilayah Sulawesi Selatan hingga menjadi 4 611 645 ha dengan luas kawasan hutan dengan luas kawasan hutan darat sebesar 2 118 992 ha tidak termasuk kawasan konservasi laut SK Menteri Kehutanan No.434Menhut-II2009. Selain akibat pemekaran wilayah, penurunan luas kawasan hutan di Provinsi Sulawesi Selatan juga berasal dari aktivitas penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan di luar sektor kehutanan. Dinamika luas kawasan hutan ini digambarkan dalam bagian model perubahan tata guna lahan yang disajikan dalam Gambar 3. Gambar 3 Bagian model perubahan tata guna lahan