8 sedangkan areal pertambangan dianggap tidak memiliki simpanan karbon.
Sub-submodel simpanan karbon dari jenis penggunaan lahan. Penghitungan simpanan karbon dari penggunaan lahan digambarkan dalam suatu submodel yang
tersaji di Gambar 5.
Gambar 5 Sub-submodel simpanan karbon dari setiap jenis penggunaan lahan Simpanan karbon dari masing-masing jenis penggunaan lahan dijumlahkan
untuk mengetahui total simpanan karbon yang ada di lahan. Sub-submodel yang telah dibangun untuk menghitung simpanan karbon lahan kemudian disimulasikan
untuk kurun waktu tahun 1999 hingga tahun 2050. Hasil simulasi ini menunjukkan terjadinya penurunan Gambar 6.
Gambar 6 Hasil simulasi simpanan karbon dari perubahan penggunaan lahan Penurunan terbesar terjadi antara tahun 2005 dengan 2006 yang diakibatkan
oleh adanya pemekaran wilayah Sulawesi Barat. Perubahan simpanan karbon Gambar 6 berbanding lurus dengan perubahan luas kawasan hutan Gambar 4.
Simpanan karbon pada tahun 2006 sebesar 516.27 mega ton C dan pada tahun 2050 diduga akan berkurang hingga menjadi 452.54 mega ton C.
9:49 26 Sep 2013 Page 3
1999 2012
2025 2037
2050 tahun
1: 1:
1:
450000000 900000000
1: CstokLahan 1
1 1
1
Si m
p an
an k
ar b
o n
to n
C
9
3.3.2 Bagian Model Degradasi Hutan
a. Dinamika tegakan HPH Komponen yang terdapat dalam sub bagian model dinamika HPH yaitu
ingrowth, upgrowth, dan mortality. Ingrowth adalah pohon-pohon yang tumbuh ke dalam suatu kelas diameter setelah periode tertentu, upgrowth adalah pohon
yang hidup tetapi pindah ke kelas dimeter di atasnya selama periode waktu tertentu, sedangkan mortality menyatakan banyaknya pohon per hektar yang mati
pada setiap kelas diameter selama periode waktu tertentu Davis dan Johnson 1987. Besaran masing-masing komponen dalam model ini mengacu pada
persamaan yang diperoleh dari hasil penelitian Krisnawati 2001 yaitu:
Persamaan ingrowth: Ingrowth = 3.98+0.0269N
– 0.33LBDS Persamaan upgrowth:
Upgrowth = 0.214 – 0.00235LBDS + 0.00925Di – 0.00012D
2
Persamaan mortality: Mortality = 0.095
– 0.0001LBDS + 0.00115Di
Keterangan : LBDS = bidang dasar rata-rata pohon pada kelas diameter
N = jumlah pohon keseluruhan di HPH
D
i
= diameter rata-rata di kelas diameter i
State variable pada model ini adalah jumlah pohon di masing-masing kelas diameter. Perubahan jumlah pohon di kelasnya dipengaruhi oleh ingrowth,
upgrowth, mortality, dan penebangan. Sub bagian model dinamika tegakan di HPH dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7 Sub bagian model dinamika tegakan HPH
10 Dinamika tegakan HPH menggambarkan jumlah pohon pada masing-
masing kelas diameter dalam wilayah 1 ha lahan. Jumlah total pohon dari setiap kelas diameter kemudian dikalikan dengan perubahan luas HPH. Hasil simulasi
jumlah pohon di HPH dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8 Hasil simulasi jumlah pohon per hektar dalam 1 ha lahan HPH 1 dan jumlah pohon total di HPH 2
Gambar 8 menunjukkan jumlah pohon total di HPH mengalami penurunan hingga mencapai titik 0 pada tahun 2006. Hal ini terjadi karena banyak
perusahaan HPH yang mengundurkan diri untuk mengelola kawasan hutan di Sulawesi Selatan Ngakan et al. 2005. Sebenarnya kawasan hutannya masih ada,
hanya saja pengelolanya yang sudah tidak ada sehingga diasumsikan perubahan luas HPH sejak tahun 2006 mencapai angka 0. Perubahan luas HPH ini turut
berpengaruh pada jumlah pohon total di HPH.
Jumlah pohon digunakan untuk mengetahui simpanan karbon total di HPH. Simpanan karbon dalam HPH diduga dengan menggunakan pendekatan biomassa,
dalam hal ini biomassa di atas permukaan tanah above ground biomass. Menurut Brown 1997, ada dua pendekatan untuk menduga biomassa pohon, yaitu
pendekatan pertama berdasarkan pendugaan volume kulit sampai batang bebas cabang yang kemudian dirubah menjadi kerapatan biomassa tonha, sedangkan
pendekatan kedua secara langsung dengan menggunakan persamaan regresi biomassa atau lebih dikenal dengan persamaan allometrik. Pendugaan biomassa
dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kedua. Persamaan allometrik untuk menduga biomassa pohon di HPH menggunakan persamaan untuk jenis
tegakan campuran interval diameter 6-200 cm dari penelitian Basuki et al. 2009, yaitu:
LnY= -1.498 + 2.234 Ln X Keterangan:
Y= biomassa di atas permukaan tanah kgpohon X= nilai tengah diameter cm
Biomassa masing-masing kelas diameter diperoleh dengan mengalikan jumlah pohon dalam kelas diameter tertentu dari bagian model dinamika tegakan
dengan biomassa pohon. Biomassa setiap kelas diameter dijumlahkan untuk
9:57 26 Sep 2013 Page 3
1999 2012
2025 2037
2050 tahun
1: 1:
1:
2: 2:
2:
125 250
75000000 150000000
1: NHaHPH 2: NtotHPH
1
1 1
1 2
2 2
2 Juml
ah pohon
11 memperoleh biomassa total di HPH. Biomassa total per hektar inilah yang
digunakan untuk
memperoleh nilai
simpanan karbon
di HPH.
Pendugaan simpanan karbon di HPH digambarkan dalam sub bagian model yang dapat dilihat dalam Gambar 9.
Gambar 9 Sub bagian model simpanan karbon di HPH Simpanan karbon yang tersimpan dalam bentuk biomassa diketahui dengan
mengalikan biomassa total di HPH dengan perubahan luas HPH dan fraksi karbon dari biomassa tersebut. Fraksi karbon dari biomassa yang digunakan dalam
penelitian ini mengacu pada hasil konferensi IPCC 2006 yaitu sebesar 0.47. Hasil simulasi dari sub-submodel ini dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10 Hasil simulasi simpanan karbon ton C dari dinamika tegakan HPH di Provinsi Sulawesi Selatan
Hasil simulasi menunjukkan terjadinya penurunan hingga mencapai angka 0 pada tahun 2006. Pola penurunan simpanan karbon ini serupa dengan penurunan
jumlah pohon total di HPH. Penyebabnya juga masih sama, yaitu perubahan luas HPH dianggap 0 karena ketiadaan pengelola di areal konsesi.
10:01 26 Sep 2013 Page 3
1999 2012
2025 2037
2050 tahun
1: 1:
1:
62500000 125000000
1: CStokHPH
1
1 1
1 S
im pa
na n ka
rbon ton C