Persepsi pengelola terhadap green building

38 dibandingkan pendingin udara konvensional, serta lampu LED hemat energi. Efisiensi energi pada gedung Kementerian PU diperoleh dengan pemasangan sistem pencahayaan yang dapat dikontrol dan dilengkapi dengan sensor pencahayaan serta sistem pemantul cahaya yang dapat mengurangi intensitas panas yang masuk. Menurut Lockwood 2006 dalam Nalewaik dan Venter 2009 Pada tahun pertama operasional green building di Amerika Serikat dapat mengurangi konsumsi energi sebesar 42 melalui desain bangunan berkelanjutan yang diterapkan, pengurangan peralatan elektronik, penggunaan cahaya matahari, ventilasi alami, penggunaan photovoltaic sebagai sumber daya, serta pengurangan penggunaan energi. Berdasarkan uraian tersebut terlihat bahwa efisiensi energi pada green building dipengaruhi oleh beberapa aspek. Pertama, sasaran efisiensi energi perlu ditentukan pada awal proyek. Pada proses desain perlu dilakukan simulasi energi untuk memperoleh desain yang menghasilkan kinerja terbaik. Efisiensi energi pada green building dicapai dengan membuat desain pengorganisasian ruangan yang memperhatikan pencahayaan matahari, arah angin, peninggian langit-langit, serta pemilihan arsitektur dan furnitur yang dapat membantu bias cahaya matahari. Kedua, penerapaan teknologi dalam proses pembangunan dan operasional gedung juga dapat merubah kinerja bangunan. Teknologi yang digunakan adalah teknologi terbaik untuk mencapai bangunan hemat energi. Teknologi yang dimaksud adalah teknologi yang dapat mengurangi penggunaan energi dalam bangunan seperti menggunakan lampu dan pendingin udara hemat energi yang dilengkapi dengan sensor agar dapat padam secara otomatis ketika tidak digunakan. Ketiga adalah sistem manajemen bangunan. Manajemen pengelola green building perlu memiliki komitmen untuk mengoperasionalkan green building sesuai standar agar tujuan efisiensi energi dapat tercapai. Efisiensi energi yang tinggi dapat dicapai dengan mengintegrasikan desain, teknologi, dan sistem operasional green building. Hal tersebut sesuai dengan EECCHI 2011 bahwa keberhasilan penggunaan energi secara efisien sangat dipengaruhi oleh kebiasaan, perilaku, kedisiplinan, kesadaran mengenai hemat 39 energi, serta melakukan perawatan dan perbaikan pada teknologi penggunan energi. Pencapaian efisiensi energi pada green building PT. XYZ merupakan prestasi bagi pengelola, kontraktor, dan konsultan yang terlibat di dalam pembangunan green building. Hal tersebut dikarenakan Subang merupakan kota dengan suhu yang panas namun green building PT.XYZ dapat mengurangi pemakaian energi untuk penyejuk udara. Efisiensi energi akan lebih tinggi pada saat musim hujan, karena pada saat musim hujan beban pendingin udara tidak maksimal sehingga konsumsi listrik berkurang.

6.5 Efisiensi Air

Efisiensi air pada green building PT. XYZ diperoleh melalui penggunaan material keran yang mengeluarkan debit air yang lebih kecil, menerapkan teknologi inovatif untuk mengolah air limbah, perancangan dan pembuatan lansekap yang hemat air, serta adanya ground tank yang dapat menampung air hujan. Air hujan yang ditampung kemudian dapat digunakan untuk keperluan menyiram tanaman. Nilai efisiensi air diestimasi dengan membandingkan konsumsi air per orang per hari dengan standar konsumsi air di kota kecil. Konsumsi air di green building selama dua bulan adalah 359 m 3 sama dengan 359.000 liter. Konsumsi air per bulan adalah 179500 liter per bulan. Green building dihuni selama 24 hari per bulan sehingga konsumsi air per hari adalah sebesar 7.479,17 liter per hari. Green building PT. XYZ dihuni oleh 224 orang karyawan sehingga konsumsi air per orang dapat diestimasi dengan membandingkan konsumsi air per hari dengan jumlah penghuni green building. Green building PT. XYZ dihuni selama 10 jam per hari, maka standar konsumsi air pada green building adalah: .