32 menilai lingkungan tidak bersih. Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan
kebersihan lingkungan sekitar green building cukup terjaga. Sebaran responden menurut tingkat kebersihan dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11 Sebaran persepsi kebersihan masyarakat dekat green building
Keindahan lingkungan dinilai dari tumbuhan. Sebanyak 31 orang 51,67 dari total responden meniliai keindahan lingkungan sekitar green building cukup
indah, 13 orang 21,67 responden menilai keindahan lingkungan indah, 13 orang 21,67 responden menilai keindahan lingkungan kurang indah, dan 3
orang 5 responden menilai keindahan lingkungan tidak indah. Tidak ada satupun responden yang menilai bahwa lingkungan sangat indah. Secara umum
persepsi responden terhadap keindahan green buiding baik. Sebaran responden menurut keindahan dapat dilihat pada Gambar 12.
Gambar 12 Sebaran persepsi keindahan masyarakat dekat green building Konsep green building sebagai bangunan yang ramah lingkungan belum
diketahui oleh responden. Hanya 5 responden yang mengetahui konsep green
3,33
38,33 48,33
10 0 Sangat bersih
Bersih Cukup bersih
Kurang bersih Tidak bersih
21,67
51,67 21,67
5 Sangat indah
Indah Cukup indah
Kurang indah Tidak indah
33 building. Pengetahuan responden terhadap green building hanya sebatas green
building sebagai konsep bangunan ramah lingkungan. namun secara umum responden memiliki persepsi yang baik terhadap green building. Sebanyak
43,33 responden menilai lingkungan sekitar green building cukup nyaman, 48,33 responden menilai lingkungan sekitar green building cukup bersih, dan
51,67 menilai lingkungan sekitar green building cukup indah. Hasil tersebut
menunjukkan keberadaan green building tidak mengganggu kenyamanan masyarakat
dan tidak merusak kebersihan serta keindahan lingkungan.
6.2.2 Persepsi pengelola terhadap green building
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan pengelola green building PT. XYZ, tujuan pembangunan green building adalah untuk menghemat energi
listrik, membina lingkungan yang bersih dan nyaman, mengurangi tingkat polusi di tempat kerja dan lingkungan sekitarnya, serta memberi pandangan baru pada
karyawan dan lingkungan sekitar atas konsep green building untuk lingkungan dalam jangka panjang. Green building memberikan manfaat pada lingkungan
yaitu mengurangi polusi dan emisi CO
2.
Keberadaan green building tidak hanya memberikan manfaat bagi lingkungan tetapi juga memberikan manfaat bagi
perusahaan diantaranya menghemat biaya listrik dan air yang berimplikasi pada pengurangan biaya operasional perusahaan serta menghasilkan insentif pajak bagi
perusahaan untuk mengekspor hasil produksinya. Pembangunan green building didukung oleh mitra kerja PT. XYZ karena dapat meningkatkan kesehatan
karyawan sehingga produktivitas pun meningkat. Green building PT. XYZ mendapatkan poin maksimal pada kriteria lokasi
berkelanjutan, efisiensi air, serta material dan sumberdaya namun pada kriteria energi dan atmosfer, kualitas udara di dalam ruangan, serta inovasi desain tidak
mendapatkan poin maksimal. Green building berfokus pada efisiensi energi namun PT. XYZ hanya memperoleh 5 dari total 24 poin pada kategori energi dan
atmosfer. Perolehan tersebut perlu ditingkatkan namun jumlah poin yang diperoleh telah memenuhi kriteria untuk memperoleh sertifiksi silver.
Terdapat beberapa kendala dalam pembangunan green building diantaranya sulitnya komunikasi antara konsultan, pemilik, dan kontraktor sehingga
34 membutuhkan waktu yang lama, sulitnya mengumpulkan data dan material yang
sesuai dengan standar yang ditetapkan USGBC, harga material yang lebih mahal dibandingkan material untuk membangun gedung kovensional, serta waktu
pengiriman material yang cukup lama karena Subang merupakan kota kecil. Sejauh ini kekurangan green building adalah biaya pembangunan yang mahal.
Biaya pembangunan dan sertifikasi yang mahal tidak menjadi hambatan bagi PT. XYZ karena manfaat jangka panjang yang akan diperoleh dengan adanya green
building akan lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Pemeliharaan dan pengelolaan green building PT. XYZ dilakukan oleh tim
maintenance yang bertugas memantau dan menjaga agar operasional green building tetap berjalan dengan baik. Pengelola green building menerapkan aturan-
aturan agar operasional green building sesuai standar diantaranya mengurangi penggunaan pendingin udara dan lampu di dalam ruangan, memaksimalkan
sumber pencahayaan alami yang berasal dari cahaya matahari, memberikan arahan kepada penghuni untuk membuang sampah pada tempatnya, serta
melarang penghuni gedung merokok didalam ruangan. Green building PT. XYZ dilengkapi dengan tempat parkir sepeda untuk mendorong penghuni untuk
menggunakan kendaraan yang ramah lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mempertahankan standar yang ada pada green building karena pengelola wajib
mengirimkan laporan tahunan terkait operasional gedung. Pengelola berharap dengan adanya green building, karyawan menjadi lebih produktif, lingkungan
menjadi lebih bersih dan sehat, serta mengurangi biaya operasional perusahaan.
6.3 Biaya pembangunan green building
Biaya pembangunan green building adalah sebesar Rp22.154.000.000. Biaya tersebut terdiri dari biaya persiapan, siteworks, structure works,
architecture works, Mechanical Electrical and Plumbing MEP works, dan provisional sum. Biaya persiapan terdiri dari biaya perizinan,
biaya pengujian material, biaya kondisi tertentu seperti fotografi progres dan biaya pekerjaan
sementara. Biaya siteworks terdiri dari biaya persiapan lokasi dan penggalian. Biaya structure works terdiri dari biaya sub struktur, biaya struktur lantai satu dan
lantai dua, biaya lantai, roof deck, dan atap. Biaya arsitekstur terdiri dari biaya
35 penyelesaian dinding, lantai, plafon,
pintu, jendela, biaya penutupan dan pelapisan,
peralatan saniter, atap, dan biaya penyelesaian tangga. Biaya MEP terdiri dari
pipa saluran air,
hidran, listrik, alarm kebakaran, data, telepon, sound system,
dan biaya lain-lain.
Biaya provisional sum terdiri dari tunjangan untuk pekerjaan eksternal, konstruksi, dan MEP work.
Salah satu yang membedakan biaya pembangunan green building dengan bangunan konvensional lainnya adalah adanya biaya sertifikasi green building,
yaitu sebesar Rp67.000.000. Setelah sertifikasi diperoleh tidak terdapat biaya tambahan yang harus dikeluarkan oleh pemilik terkait dengan sertifikasi. Uraian
biaya pembangunan green building PT. XYZ dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Biaya pembangunan green building
Uraian Jumlah Rp
Persiapan 2.575.200.000
Siteworks 20.399.540
Structure works 9.022.926.090
Arsitektur 5.582.808.816
MEP Mechanical, Electrical,an Plumbing works 1.412.344.700
Provisional sum 1.465.000.000
Sub total 20.078.679.146
PPN 10 2.007.867.915
Total 22.086.547.061
Pembulatan 22.087.000.000
Biaya sertifikasi 67.000.000
Total biaya 22.154.000.000
Sumber: PT. XYZ 2014
Berdasarkan hasil wawancara dengan kontraktor, biaya pembangunan gedung konvensional adalah sebesar Rp4.000.000 per m
2
sehingga biaya pembangunan gedung konvensional seluas green building PT. XYZ adalah
sebesar Rp13.800.000.000. Biaya pembangunan green building Rp8.354.000.000 60,54 lebih mahal jika dibandingkan dengan biaya pembangunan gedung
konvensional. Biaya pembangunan green building tidak menjadi masalah bagi pemilik
karena nilai manfaat yang diperoleh pemilik dari green building lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Biaya akan dianggap mengganggu
apabila nilai manfaat yang diperoleh lebih kecil. Green building diharapkan