Dalam konteks kerjasama antar negara ASEAN, Hal ini tentunya juga akan menghambat kerjasama ASEAN Economy Community AEC atau Masyarakat
Ekonomi ASEAN yang telah disepakati untuk tahun 2015 terutama dalam bidang penciptaan stabilitas investasi riil dalam negeri dan peningkatan kualitas sumberdaya
manusia. Pada akhirnya, pemerintah atau negara akan gagal menciptakan social walfare dan pembangunan manusia bagi masyarakat ASEAN.
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah dinamika korupsi, pembangunan manusia, investasi, di delapan
Negara ASEAN ? 2. Fakto-faktor apa yang menentukan korupsi dan bagaimana pengaruhnya terhadap
tingkat pembangunan manusia dan investasi di delapan Negara Kawasan ASEAN?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Menganalisis dinamika pembangunan manusia, investasi, dan korupsi di negara- negara anggota ASEAN.
2. Menganalisis penyebab korupsi dan pengarunya terhadap investasi dan pembangunan manusia di negara-negara ASEAN.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik bagi penulis ataupun bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan. Manfaat yang diharapkan tersebut antara
lain adalah : 1. Bagi pemerintah atau instansi pengambil keputusan terkait diharapkan tulisan ini
dapat memberikan masukan dan bahan pertimbangan baik dalam perencanaan maupun pengambilan keputusan terkait pentingnya meminimalkan rent seeking
behavior guna mencapai social walfare bagi publik di wilayah ASEAN. 2. Bagi pembaca diharapkan dapat memberikan masukan-masukan dan menjadi
sumber informasi bagi penelitian selanjutnya.
3. Bagi penulis diharapkan dapat menjadi wadah untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan terutama bidang ilmu ekonomi serta menambah pengalaman dan
wawasan dalam penelitian.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup serta keterbatasan dalam penelitian ini adalah : 1. Periode tahun analisis yang digunakan hanya dari tahun 2000 sampai 2009
dikarenakan keterbatasan beberapa data tahun sebelum tahun 2000 dan setelah 2009.
2. Peneliti mengambil negara ASEAN delapan Filiphina, Thailand, Singapura, Vietnam, Indonesia, Malaysia, Laos, dan Kamboja karena negara-negara tersebut
sebagian besar merupakan negara berkembang dan mempunyai permasalahan yang sama terutama dalam pemberantasan korupsi. Brunei dan Myanmar tidak
diikutsertakan karena keterbatasan data penelitian. 3. Penelitian ini untuk mengidentifikasi penyebab korupsi variabel tak bebas analisis
satu dilihat dari sisi ekonomi dan politik proksimasi variabel demokrasi serta beberapa variabel pendukung sesuai acuan literatur penelitian.
4. Ukuran Indeks Pembangunan Manusia yang dipakai dalam analisis masih menggunakan dimensi dan komponen lama, bukan dimensi dan komponen baru.
Hal ini disebabkan ketidaklengkapan data untuk ukuran Indeks Pembangunan Manusia IPM yang baru.
5. Analisis pada pengaruh Indeks Kebebasan Ekonomi Economic Freedom Index terhadap korupsi tidak menyertakan Labour Freedom Index karena keterbatasan
data. Walaupun data Labour Freedom hanya tersedia dari tahun 2005-2012 tetapi Economic
Freedom Index
pada analisis
determinan korupsi
tetap mengkompositkan kebebasan tenaga kerja dari tahun 2005 sampai 2009.
6. Indeks Persepsi Korupsi IPK yang dikeluarkan oleh Transparency International hanya berdasarkan survei yang dilakukan kepada para pelaku bisnis dan perkara
korupsi yang dibawa ke pengadilan. Korupsi bersifat tersembunyi dan sulit untuk mengukur secara langsung.
II. TINJAUAN PUSTAKA