Dinamika Korupsi, Pembangunan Manusia dan Investasi di Delapan

IV. KORUPSI DAN PEMBANGUNAN EKONOMI

Selanjutnya pada bab ini akan memberikan uraian secara rinci terkait dengan aspek-aspek korupsi, pembangunan manusia dan investasi di delapan negara kawasan ASEAN tahun 2000-2009, analisis determinasi atau hal-hal yang menjadi penyebab timbulnya tindakan korupsi di sektor publik, dan kemudian akan dilanjutkan dengan analisis dari dampak korupsi terhadap pembangunan manusia dan investasi di delapan Negara kawasan ASEAN. Analisi deskriptif digunakan dalam pembahasan penelitian ini. Metode deskriptif untuk menjawab dinamika korupsi, pembangunan manusia, dan investasi di delapan negara Kawasan ASEAN. .

4.1 Dinamika Korupsi, Pembangunan Manusia dan Investasi di Delapan

Negara Kawasan ASEAN. Dewasa ini, tidak ada negara yang aktivitas perekonomiannya bebas dari campur tangan pemerintah sekalipun sistem yang dianut adalah liberal atau kapitalis. Dalam menjalankan Kebijakan publik untuk mendukung pembangunan ekonomi, peran-peran pemerintah tidak selalu berhasil. Secara sistematis sering terjadi kegagalan pemerintah government failure. Kegagalan pemerintah melahirkan tindakan korupsi di sektor publik. Pemerintah justru menjadi pemburu rente rent seeker bahkan menjadi predator untuk pembangunan ekonomi suatu negara. Pemerintah cenderung menyalahgunakan jabatan publik untuk keuntungan pribadi Transparency International, 2012. Rent Seeking Behavior pemerintah sering kali dikaitkan dengan korupsi. korupsi dalam sektor publik diartikan sebagai penyalahgunaan jabatan publik untuk mencari keuntungan pribadi Transparency International, 2012. Kepentingan pribadi lebih didahulukan daripada kepentingan nasional sehingga praktik-praktik korupsi banyak terjadi di pemerintahan negara-negara dunia ketiga Todaro dan Smith, 2006. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa korupsi banyak terjadi di negara miskin dan negara sedang berkembang atau terjadi pada gaya kepemimpinan yang otoriter Sasana, 2004. Tabel 4.1 Sepuluh Negara Paling Korup di Dunia No Negara CPI Score 2010 GDP per kapita 2009 konstan 2000 US Tipologi Sistem Politik 2010 1 Equatorial Guinea 1.9 400 Regim Otoriter 2 Burundi 1.9 112 Demokrasi Terbatas 3 Chad 1.8 265 Regim Otoriter 4 Sudan 1.7 536.5 Regim Otoriter 5 Turkmenistan 1.6 1827 Regim Otoriter 6 Uzbekistan 1.6 893 Regim Otoriter 7 Iraq 1.5 743 Demokrasi Terbatas 8 Afghanistan 1.4 n.a Regim Otoriter 9 Myanmar 1.4 n.a Regim Otoriter 10 Somalia 1.1 n.a Regim Otoriter Sumber : The 2010 Corruption Perception Index, Transparency International Report 2010 World Development Indicator and Global Development Finance, World Bank 2010 Ensiklopedia Bebas, Wikipedia 2010 Hasil survei tahun 2010 yang dilakukan oleh lembaga freedom house dari Amerika Serikat menunjukan bahwa kesepuluh negara seperti Equatorial Guinea, Burundi, Chad, Turkmenistan, Uzbekistan, Iraq, Afghanistan, Myanmar, dan Somalia Tabel 4.1 sebagian besar bahkan hampir seluruhnya masih menggunakan sistem politik regim otoriter Autoritharian Regim dan Demokrasi Terbatas Restricted Democration serta termasuk dalam negara berkembang. Skor persepsi korupsi di sepuluh negara tersebut cenderung mendekati angka satu bahkan level korupsi di sektor publik pada negara Somalia dan Myanmar cenderung tidak terdeteksi. Hal ini membuktikan bahwa dominasi peran pemerintah dan gaya kepemimpinan otoriter dan ketidakefektifan pemerintah menyebabkan kegagalan pemerintah seperti terjadinya korupsi. Tabel 4.2 Sepuluh Negara Paling Tidak Korup di Dunia No Negara CPI Score 2010 GDP per kapita 2009 konstan 2000 US Tipologi Sistem Politik 2010 1 Denmark 9.3 30548 Demokrasi 2 New Zealand 9.3 14712 Demokrasi 3 Singapore 9.3 28765 Demokrasi Terbatas 4 Finland 9.2 26496 Demokrasi 5 Sweden 9.2 30899 Demokrasi 6 Canada 8.9 25099 Demokrasi 7 Netherlands 8.8 26094 Demokrasi 8 Australia 8.7 25056 Demokrasi 9 Switzerland 8.7 37032 Demokrasi 10 Norway 8.6 40936 Demokrasi Sumber : The 2010 Corruption Perception Index, Transparency International Report 2010 World Development Indicator and Global Development Finance, World Bank 2010 Ensiklopedia Bebas, Wikipedia 2010 Tabel 4.2. menunjukkan bahwa negara maju seperti Denmark, New Zealand, Singapura, Finlandia, Swedia, Kanada, Belanda, Australia, Switzerland, dan Norway mempunyai tingkat korupsi yang paling rendah. Rata-rata skor persepsi korupsi di sepuluh negara tersebut mendekati angka 100 yakni cenderung bebas dari kejahatan korupsi di sektor publik. GDP perkapita di sepuluh negara tersebut cenderung lebih tinggi. Sebagian besar tipologi sistem politik menganut sistem demokrasi secara penuh dan telah matang kecuali negara Singapura yang masih menganut sistem demokrasi terbatas karena Singapura masih terikat dengan sistem negara persemakmuran Inggris. Peran pemerintah dalam perekonomiannya hanya sebatas pembuat kebijakan dan peraturan namun tetap mengawasi secara sungguh-sungguh jalannya pelaksanaan dan peraturan dengan harapan peran swasta dapat berjalan secara optimal serta menjaga agar kesejahteraan publik tetap tinggi. Kaufmann 2000 egara dengan ngka kor ps yang ngg cender ng mem l k nd ka or “control of corruption ” yang rendah dan sebal knya Sumber : Transparency International, 2012 Gambar 4.1 Klasifikasi Skor Persepsi Korupsi di Dunia Berdasarkan Tingkatan Warna tahun 2007 Gambar 4.1 menunjukkan sebagian besar negara-negara di benua Asia, Afrika, dan Amerika mempunyai tingkat persepsi korupsi yang cukup tinggi ditandai dengan warna merah. Jika skor persepsi korupsi di bawah angka 3 atau 30 dalam skala 0-100, maka tingkat korupsi di negara tersebut cukup tinggi. Apabila skor korupsi di atas angka 5 atau 50 dalam skala 0-100, maka tingkat korupsi di negara tersebut cenderung rendah. Sebagian besar negara-negara di kawasan ASEAN bertanda merah sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat persepsi korupsi di sektor publik masih cenderung tinggi. Sumber : The Haritage Foundation, 2012, diolah Gambar 4.2 Dinamika Freedom from Corruption Index di delapan Negara Kawasan ASEAN Tahun 2000-2009. Tingkat korupsi di sektor publik pada sebagian besar negara kawasan ASEAN cenderung stagnan atau tidak terlalu banyak berfluktuasi kecuali Kamboja dan Laos antara tahun 2006 dan 2007 lihat gambar 4.2. Tingkat korupsi di Singapura dari tahun 2000-2009 lebih kecil dan memiliki prestasi yang baik di sektor publik. Hal ini dapat dihubungkan oleh sumberdaya manusia pada sektor publik dan kualitas pemerintahan negara Singapura memiliki kualitas yang baik dibandingkan negara- negara ASEAN lainnya serta adanya beberapa pilar strategi pemberantasan korupsi di Singapura. Salah satu pilar tersebut adalah perangkat perundangan anti korupsi yang selalu dikembangkan dan disesuaikan dengan dinamika lingkungan internal dan eksternal 3 . Sebagian besar skor persepsi korupsi di negara-negara ASEAN kurang dari 40 dari skala tertinggi 100 skala 0 paling korup dan skala 100 paling tidak korup.Skor tersebut masih dianggap terlalu tinggi tingkat korupsinya. Keterbatasan data korupsi 3 Laporan Kajian Lembaga Administrasi Negara tahun 2007 tentang Stategi penanganan korupsi di Negara-Negara Asia Pasifik. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 In d e ks Pers e p si K o ru p si Tahun Kamboja Indonesia Laos Malaysia Singapura Thailand Filipina Vietnam di sektor publik yang dikeluarkan oleh Transparency International bersifat persepsi dan berdasarkan hasil survei, sehingga tidak mungkin untuk mengukur secara langsung dan korupsi biasanya selalu bersifat tersembunyi. Pembangunan manusia tidak hanya mengedepankan pertumbuhan ekonomi, akumulasi kapital, dan proses produksi tetapi juga memperluas pilihan-pilihan penduduk. Pilihan tersebut yang dianggap paling penting adalah dimensi usia dan kesehatan, berpendidikan, dan standar hidup yang layak. Alasan pembangunan manusia sangat penting adalah banyak negara berkembang yang mengedepankan pertumbuhan ekonomi dengan mendorong peningkatan GDP namun gagal dalam mengatasi kesenjangan sosial ekonomi dan kemiskinan. Keterangan : Negara-negara terbagi dalam empat kategori berdasarkan IPM-nya: sangat tinggi kategori baru yang ditambahkan pada laporan untuk tahun 2007, tinggi , menengah dan rendah . Sumber : Human Development Report, 2012 Gambar 4.3. Klasifikasi Indeks Pembangunan Manusia berdasarkan Tingkatan Warna Tahun 2007 Pembangunan manusia di benua Asia terutama kawasan ASEAN berada pada kategori tinggi, menengah, dan rendah. Jika dilihat pada gambar 4.3 Pembangunan manusia di negara Malaysia dan Singapura lebih baik dibandingkan dengan negara lainnya pada kawasan ASEAN. Sedangkan negara-negara lainnya di kawasan ASEAN cenderung pada kategori menengah dan rendah. Walaupun demikian, pembangunan manusia di delapan Negara Kawasan ASEAN mengalami pertumbuhan yang positif dari tahun ke tahun. Hal ini membuktikan bahwa kondisi tingkat kesejahteraan manusia di delapan Negara kawasan ASEAN semakin lama semakin baik gambar 4.4. Sumber : UNDP, Human Development Report, 2012 Gambar 4.4 Dinamika Indeks Pembangunan Manusia di Delapan Negara Kawasan ASEAN Tahun 2000-2009 Tingginya nilai IPM Singapura dan Malaysia secara tidak langsung ternyata berkaitan dengan kriteria ekonomi yaitu relatif tingginya pendapatan per kapita dibandingkan dengan negara lain. Pendapatan per kapita merupakan salah satu komponen dalam dalam penghitungan indeks pembangunan manusia. 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 In d e ks Pem b an g u n an M an u si a Tahun Kamboja Indonesia Laos Malaysia Singapura Thailand Filipina Vietnam Pertumbuhan ekonomi tidak terlepas dari tingkat investasi suatu negara. Investasi dianggap sebagai sumber peningkatan pendapatan nasional yang biasanya besaran proporsi dari GDP kurang lebih sebesar 10 sampai 20 persen. Investasi merupakan kapasitas produktif dan mempunyai efek pengganda untuk meningkatan perekonomian suatu negara. Sumber : World Bank, 2012 Gambar 4.5 Dinamika Investasi persen dari GDP di Delapan Negara Kawasan ASEAN Tahun 2000-2009 Tingkat proporsi investasi terhadap GDP di delapan Negara Kawasan yang menjadi studi kasus penelitian cenderung berfluktuatif. Sebagian besar tingkat investasi berdasarkan besaran proporsi terhadap GDP di delapan negara ASEAN tidak lebih dari 50 persen. Investasi di negara Vietnam lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Hal ini bisa dijelaskan oleh tingkat pajak dan tingkat tariff telepon yang dikenakan kepada para pengusaha di Vietnam lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain 4 . Selain itu, Pemerintah Vietnam berusaha 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 In v e st a si GD P Tahun Kamboja Indonesia Laos Malaysia Singapura Thailand Filipina Vietnam menciptakan dasar hukum dan kondisi investasi yang nyaman bagi perusahaan domestik dan perusahaan asing.

4.2 Gambaran Umum Kasus Korupsi di Indonesia