Kajian Semiotika Pada Bukaan Bangunan Istana Maimoon

(1)

KAJIAN SEMIOTIKA

PADA BUKAAN BANGUNAN ISTANA MAIMOON

SKRIPSI

OLEH

FANNY DYAH NINGRUM 10 0406 007

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

KAJIAN SEMIOTIKA

PADA BUKAAN BANGUNAN ISTANA MAIMOON

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik dalam Departemen Arsitektur

pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

OLEH

FANNY DYAH NINGRUM 10 0406 007

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

KATA PENGANTAR ... x

ABSTRAK ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Batasan Penelitian ... 3

1.5. Manfaat ... 4

1.6. KerangkaBerpikir ... 5

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembahasan Semiotika 6

2.1.1 Tanda Dalam Ilmu Semiotika 7 2.1.2 Tanda dan Makna Bentuk 9

2.2.Bukaan 11 2.3.Sejarah dan Filosofi Bangunan Istana Maimun 14

2.4. Ragam Hias Pada Bukaan Melayu 18 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian... 22

3.2. Variabel Penelitian ... 23

3.3. Populasi / Sampel ... 24

3.4. Metoda Pengumpulan Data ... 24

3.5. Kawasan Penelitian ... 26

3.6. Metoda Analisa Data... 27 BAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN


(4)

4.2. Klasifikasi Bukaan PintuVentilasi Pada Istana Maimoon ... 32 4.3. Klasifikasi Bukaan JendelaVentilasi Pada Istana Maimoon ... 34 4.4 Analisis Makna Tanda (Semiotika) Pada Bukaan Bangunan Istana Maimoon ... 35 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ... 60 5.2. Saran ... 61 DAFTAR PUSTAKA ... 62 LAMPIRAN


(5)

DAFTAR TABEL

No Judul Hal

Tabel 4.1TabelAnalisaMaknaTandaPadaBukaanPintuVentilasiPadaBangunan

Istana Maimoon ... 37 Tabel 4.2TabelAnalisaMaknaTandaPadaBukaanJendelaVentilasiPadaBangunan


(6)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Hal

Gambar 1.1 Denah Istana Maimoon ... 4

Gambar 1.2 Diagram KerangkaBerfikir ... 5

Gambar 2.1 Jenis Elemen Bukaan 11

Gambar2.2 Singgasana raja. 16 Gambar2.3 Prasasti Marmer Menggunakan Bahasa Belanda 17 Gambar2.4 PintudanJendelabergaya Arsitektur Eropa 17 Gambar2.5 Istana Maimun 17 Gambar2.6 Bagian-bagianeksteriordan interior daribangunan Istana Maimun 18 Gambar2.7 Ornamen Roda Bunga 19 Gambar2.8 Ornamen Bunga Cengkeh 19 Gambar2.9 Ornamen Genting Tak Putus 20

Gambar2.10 Ornamen Sinar Matahari Pagi 20 Gambar2.11 Ornamen Tampuk Pinang 20 Gambar2.12 Ornamen Lebah Bergantung 21

Gambar 3.1 Letak Geografis Istana Maimoon 26 Gambar3.2 Diagram Metoda Analisis Data 28 Gambar 4.1 Denah Istana Maimoon ... 29

Gambar 4.2 Denah PintuVentilasiIstana Maimoon ... 30

Gambar 4.3 Denah JendelaVentilasiIstana Maimoon ... 31

Gambar 4.4 PintuVentilasi 1 (PV1) ... 32

Gambar 4.5 PintuVentilasi 2 (PV2) ... 32

Gambar 4.6 PintuVentilasi 3 (PV3) ... 33

Gambar 4.7 PintuVentilasi 4 (PV4) ... 33

Gambar 4.8 PintuVentilasi 5 (PV5) ... 33

Gambar 4.9 JendelaVentilasi 1 (JV1) ... 34

Gambar 4.10 JendelaVentilasi 2 (JV2) ... 34

Gambar 4.11 JendelaVentilasi 3 (JV3) ... 35


(7)

PERNYATAAN

KAJIAN SEMIOTIKA

PADA BUKAAN BANGUNAN ISTANA MAIMOON SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Juli 2014


(8)

Judul Skripsi :KAJIAN SEMIOTIKA PADA BUKAAN BANGUNAN ISTANA MAIMOON

Nama : FANNY DYAH NINGRUM

Nomor Pokok : 10 0406 007 Departemen : ARSITEKTUR

Menyetujui Dosen Pembimbing

Firman Eddy, ST., MT

Koordinator Skripsi Ketua Program Studi

Dr. Ir. Dwira N. AuliaM.Sc Ir. N. Vinky Rahman, MT

Tanggal Lulus : Telah diuji pada


(9)

Tanggal: 14 Juli 2014

Panitia Penguji Skripsi

Ketua Komisi Penguji : Ir. BasariaTalarosha, MT Anggota Komisi Penguji : Yulesta Putra, ST., MSc


(10)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah menjadi sumber kekuatan selama berlangsungnya pengerjaan skripsi ini. Karena berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis mampu menyelesaikan seluruh proses penyusunan skripsi yang berjudul: “KajianSemiotikaPadaBukaanBangunan Istana Maimoon” sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur, Departemen Arsitektur Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa selama penyusunan skripsi ini, banyak pihak-pihak yang memberi dukungan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan tulus dan kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih serta penghargaan sebesar-besarnya kepada Bapak Firman Eddy, ST., MT.selaku pembimbing skripsiatas kesediaannya membimbing, brain storming, motivasi, pengarahan dan waktu beliau kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Rasa hormat dan terima kasih yang sama juga penulis tujukan kepada: 1. Kedua orang tua saya yang tercinta, Bambang Trileksono, ST, dan

Elsye Murni Prihatini atas dukungan, kesabaran dan segala pengorbanannya selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Kakak dan Adik saya tersayang AdistiAulia M, S.Si dan Henry Ario Hafitz yang memberikan motivasi , serta perhatiannya.

3. Dwi Octavianty Tanjung, Adinda Dara Lubis, Radita Ayu Utami, Novi Istigfarini, Ula Inda Ramadhani, Cut Mulyana, Alif Falanda Putra sebagai sahabat penulis yang membantu dalam proses penyusunan skripsi dan member motivasi setiap saat kepada penulis.

4. Harun Al Jaud Berutu yang selalu membantu dan member semangat dan doa bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(11)

5. Doni Trihardiansyah, Ahmad Zulfikar yang membantu penulis dalam proses penyusunan skripsi .

6. Bapak Ir. N. Vinky Rahman, MT, Ketua Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

7. Bapak Bauni Hamid, dan Ibu Dwiraselaku koordinator Skripsi, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

8. Bapak dan Ibu dosen staff pengajar Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

9. Semua teman - teman stambuk 2010, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

10. Adik - adik stambuk 2011 - 2013, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Kiranya Allah SWT memberikan dan melimpahkan kasih dan anugerah-Nya bagi mereka atas segala yang telah diperbuat untuk penulis.

Penulis sungguh menyadari bahwa skripsi ini mungkin masih mempunyai banyak kekurangan. Karena itu penulis membuka diri terhadap kritikan dan saran bagi penyempurnaan tugas skripsi ini. Dan, akhirnya penulis berharap tulisan ini memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di lingkungan Departemen Arsitektur USU.

Hormat Penulis,


(12)

ABSTRAK

Maknaarsitekturdapat dipahami atau dapat menjadi sebuah pelajaran dalam sebuah tulisan oleh masyarakat yang mengamati sebuah objekmelaluitampilan visual dengan berbagai cara. Namun dalam mengerti sebuah arti dari karya arsitektur membutuhkan sebuah media yang menjadi alat komunikasi dalam mengartikan makna-makna yang terkandung pada sebuah karya arsitektur. Ilmu semiotika merupakan ilmu tentang Tanda, memandang Arsitektur secara lebih kompleks lewat komunikasi dalam bentuk lain yakni tulisan. Hal ini dapat menginformasikan suatu makna yang terkandung dalam bentuk tanda pada sebuah objek, bahkan tanda tersebut tersebar menjadi sebuah hubungan sebab-akibat (indeks) atau autan yang berlaku (simbol). Semiotika dalam Arsitektur adalah merupakan bahasa simbol yang memberi informasi kepada pengamat lewat bentuk-bentuk tertentu. Pemaknaan sebuah objek maupun elemen arsitektural tidak hanya terbatas pada bentuk saja tapi diharapkan akan mampu mengartikan hal yang lebih dalam yang dapat diidentifikasi melalui sebuah penelitian. Yang nantinya pemaknaan tersebut akan mampu dimengerti oleh setiap individu pemakai/pengguna bangunan.

Bangunan Istana Maimoon merupakan sebuah cermin nilai budaya dan sejarah kejayaan kerajaan Melayu Deli yang tergambar dalam sebuah perwujutan bentuk, struktur, tata ruang, dan ragam hias, dimana segala perwujudan tersebut sangat sarat akan rasa keindahan (estetika), norma, dan sebuah media menunjukkan status sosial namun dikemas dalam bentuk lain yakni simbol dan indeks. Hal tersebut dapat di lihat dan terkomunikasi melalui bentuk dan metode perwujudannya.

Untuk meneliti Istana Maimoon, maka digunakan metode kualitatif dengan

metode analisa kritik interpretif dari Wayne O’Attoe dimana metode tersebut digunakan

untuk menelusuri dan menginterpretasi makna tanda yanga ada pada bukaan Istana Maimoon. Didukung oleh teori bentuk, gaya interior-arsitektur dan ornamen untuk menganalisa ruang Balairung Utama.

Hasil dari penelitian yang dilakukan dengan mencari penelusuran makna tanda serta menyimpulkan makna-makna tersebut yang dikomunikasikan dalam sebuah tulisan serta membuktikan bahwa arsitektur Melayu pada bangunan Istana Maimoon merealisasikan banyak makna, dimana makna tersebut dapat tersebar dalam bentuk apapun, dan tanda yang terbagi menjadi indeks dan simbol dalam bukaan arsitektur tidak berlaku sama dalam arsitektur Melayu, mereka merealisasikan makna bukaan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai atau peraturan yang harus ada dalam bukaan tertentu. Hal ini menyebabkan dalam menafsirkan makna pada bukaan bangunan Istana Maimoon memiliki sebuah penilaian yang berbeda bagi setiap penafsirnya. Oleh karena itu kajian ilmu semiotika sangat dibutuhkan sebagai alat untuk menilai karya arsitektur yang lebih akurat karena penggunaan ilmu ini akan menjelaskan secara detail hal lain dalam arsitektur yakni makna atau citra.


(13)

ABSTRACT

The meaning architecture can be understood or it can be a lesson in an article by a society to observe an object through visual in many different ways . But in understand a meaning from works of architecture requires a media that is used as a means of communication in the subtleties in a paper architecture. Knowledge semiotics is the knowledge about the mark, believes that Architecture in a more complex communication in other forms the post. This is the meaning of the continuous inform a mark on the form an object, even that spread into a relationship cause and effect (index) or autan applied (symbol). Semiotics in architecture is a language a symbol to give information to observers through certain shapes. Making an object and architectural elements is not limited to form, but are expected to be able to interpret things that can be identified through a research. That later on purpose will be able to be understood by each individual user/users buildings.

Istana Maimoon is a reflection culture and history kingdom greatness Melayu Deli where illustrated by all realization arrangement of space, structure, and various marine aquarium, where all the embodiment is full of beauty (esthetic), norms, and a media showing a social status, but packed in other forms the symbols and index. This can be seen and communicated manifestations through methods and forms.

To examine Istana Maimoon, used methods qualitative analysis method with criticism interpretif from Wayne O'Attoe where this method is used to trace and interpreting the meaning sign scope is in opening Istana Maimoon. Supported by the theory forms, interior architecture and ornaments to analyze the royal audience hall.

Results from the research carried out by looking for tracking the meaning signs and concluded meanings that be communicated in a post and prove that Istana Maimon realize many meaning, where the meaning can be spread in any forms, and a sign that is divided into index and symbols in opening architecture does not occur in architecture Malayu, they realize that the meaning opener based on the goals or rules that have to be in a certain openings. This wasn't cause in interpreting the meaning in opening the building of Istana Maimoon have a assessment that is different for every interpreter. This study knowledge semiotics is required as a tool for assessing architectural works more accurate because of this science will explain in detail the other in architecture that is the meaning or image.


(14)

ABSTRAK

Maknaarsitekturdapat dipahami atau dapat menjadi sebuah pelajaran dalam sebuah tulisan oleh masyarakat yang mengamati sebuah objekmelaluitampilan visual dengan berbagai cara. Namun dalam mengerti sebuah arti dari karya arsitektur membutuhkan sebuah media yang menjadi alat komunikasi dalam mengartikan makna-makna yang terkandung pada sebuah karya arsitektur. Ilmu semiotika merupakan ilmu tentang Tanda, memandang Arsitektur secara lebih kompleks lewat komunikasi dalam bentuk lain yakni tulisan. Hal ini dapat menginformasikan suatu makna yang terkandung dalam bentuk tanda pada sebuah objek, bahkan tanda tersebut tersebar menjadi sebuah hubungan sebab-akibat (indeks) atau autan yang berlaku (simbol). Semiotika dalam Arsitektur adalah merupakan bahasa simbol yang memberi informasi kepada pengamat lewat bentuk-bentuk tertentu. Pemaknaan sebuah objek maupun elemen arsitektural tidak hanya terbatas pada bentuk saja tapi diharapkan akan mampu mengartikan hal yang lebih dalam yang dapat diidentifikasi melalui sebuah penelitian. Yang nantinya pemaknaan tersebut akan mampu dimengerti oleh setiap individu pemakai/pengguna bangunan.

Bangunan Istana Maimoon merupakan sebuah cermin nilai budaya dan sejarah kejayaan kerajaan Melayu Deli yang tergambar dalam sebuah perwujutan bentuk, struktur, tata ruang, dan ragam hias, dimana segala perwujudan tersebut sangat sarat akan rasa keindahan (estetika), norma, dan sebuah media menunjukkan status sosial namun dikemas dalam bentuk lain yakni simbol dan indeks. Hal tersebut dapat di lihat dan terkomunikasi melalui bentuk dan metode perwujudannya.

Untuk meneliti Istana Maimoon, maka digunakan metode kualitatif dengan

metode analisa kritik interpretif dari Wayne O’Attoe dimana metode tersebut digunakan

untuk menelusuri dan menginterpretasi makna tanda yanga ada pada bukaan Istana Maimoon. Didukung oleh teori bentuk, gaya interior-arsitektur dan ornamen untuk menganalisa ruang Balairung Utama.

Hasil dari penelitian yang dilakukan dengan mencari penelusuran makna tanda serta menyimpulkan makna-makna tersebut yang dikomunikasikan dalam sebuah tulisan serta membuktikan bahwa arsitektur Melayu pada bangunan Istana Maimoon merealisasikan banyak makna, dimana makna tersebut dapat tersebar dalam bentuk apapun, dan tanda yang terbagi menjadi indeks dan simbol dalam bukaan arsitektur tidak berlaku sama dalam arsitektur Melayu, mereka merealisasikan makna bukaan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai atau peraturan yang harus ada dalam bukaan tertentu. Hal ini menyebabkan dalam menafsirkan makna pada bukaan bangunan Istana Maimoon memiliki sebuah penilaian yang berbeda bagi setiap penafsirnya. Oleh karena itu kajian ilmu semiotika sangat dibutuhkan sebagai alat untuk menilai karya arsitektur yang lebih akurat karena penggunaan ilmu ini akan menjelaskan secara detail hal lain dalam arsitektur yakni makna atau citra.


(15)

ABSTRACT

The meaning architecture can be understood or it can be a lesson in an article by a society to observe an object through visual in many different ways . But in understand a meaning from works of architecture requires a media that is used as a means of communication in the subtleties in a paper architecture. Knowledge semiotics is the knowledge about the mark, believes that Architecture in a more complex communication in other forms the post. This is the meaning of the continuous inform a mark on the form an object, even that spread into a relationship cause and effect (index) or autan applied (symbol). Semiotics in architecture is a language a symbol to give information to observers through certain shapes. Making an object and architectural elements is not limited to form, but are expected to be able to interpret things that can be identified through a research. That later on purpose will be able to be understood by each individual user/users buildings.

Istana Maimoon is a reflection culture and history kingdom greatness Melayu Deli where illustrated by all realization arrangement of space, structure, and various marine aquarium, where all the embodiment is full of beauty (esthetic), norms, and a media showing a social status, but packed in other forms the symbols and index. This can be seen and communicated manifestations through methods and forms.

To examine Istana Maimoon, used methods qualitative analysis method with criticism interpretif from Wayne O'Attoe where this method is used to trace and interpreting the meaning sign scope is in opening Istana Maimoon. Supported by the theory forms, interior architecture and ornaments to analyze the royal audience hall.

Results from the research carried out by looking for tracking the meaning signs and concluded meanings that be communicated in a post and prove that Istana Maimon realize many meaning, where the meaning can be spread in any forms, and a sign that is divided into index and symbols in opening architecture does not occur in architecture Malayu, they realize that the meaning opener based on the goals or rules that have to be in a certain openings. This wasn't cause in interpreting the meaning in opening the building of Istana Maimoon have a assessment that is different for every interpreter. This study knowledge semiotics is required as a tool for assessing architectural works more accurate because of this science will explain in detail the other in architecture that is the meaning or image.


(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki keanekaragaman adat dan budaya didalamnya. Salah satunya adalah adat dan budaya Melayu. Etnis Melayu dikatakan merupakan etnis asli dari Sumatera Utara, dimana adat dan tradisi yang telah melekat dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu bukti sejarah pertumbuhan, peninggalan dan kebesaran budaya Melayu Deli di kota Medan ditandai oleh adanya beberapa peninggalan (heritage), kawasan Kesultanan Deli beserta bangunan-bangunan peninggalannya merupakan suatu bentuk nyata peninggalan yang menjadi bukti fisik kekayaan budaya Melayu Deli. Peninggalan bangunan berarsitektur Melayu Deli yang masih ada yakni “Istana Maimoon” yang merupakan kerajaan kesultanan Deli, dan merupakan rumah keturunan – keturunan Raja Deli. Peninggalan bangunan ini merupakan bukti arsitektur yang dapat menggambarkan identitas kawasan dan ciri khas adat Melayu Deli yang terdapat di Sumatera Utara.

Dalam sebuah ruangan, antar ruang maupun sebuah bangunan, salah satu kebutuhan dalam perencanaan bangunan maupun rumah tinggal terdapat elemen yang paling penting, yakni bukaan (jendela, pintu, dan lubang ventilasi). Bukaan merupakan salah satu elemen dalam sebuah bangunan yang memiliki fungsi yang sangat dibutuhkan berkaitan dengan udara, cahaya dan sirkulasi, namun terdapat hal lain selain fungsi yang harus diperhatikan yakni sebuah citra atau makna dalam perencanaan pembangunan, khususnya perencanaan makna tanda ( semiotika) pada bukaan. Selama ini banyak mahasiswa maupun peneliti hanya melakukan penelitian arsitektur dalam hal yang bersifat nyata saja, seperti struktur maupun konstruksi, padahal masih banyak hal lain yang belum tergali. Salah satu kutipan, yang membahas permasalahan arsitektur adalah :

“Masalah arsitektur memang bukan hanya soal statika bangunan agar kokoh dan tidak roboh bila ada gempa, bukan cuma harus nikmat ventilasinya dan elok efek psikologis interpenetrasi ruang-ruangnya; bukan pula hanya


(17)

menyangkut masalah pragmatik denah pemukiman, penyusunan ekonomis zone industri, zone bisnis, dan sebagainya, akan tetapi selalu menyentuh dimensi yang telah disentuh pula oleh Alam Raya ..., yakni yang disebut dengan kata penuh pertanyaan : citra. Citra yang menunjuk kepada sesuatu yang transendens, yang memberi makna,...” (Mangunwijaya,1988, p. 336 dalam thesis ).

Berdasarkan kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat sebuah masalah lain dalam arsitektur selain struktur maupun estetika, atau hal yang nyata. Terdapat permasalahan yakni citra atau hal yang menunjukkan sebuah makna dalam setiap detail perancangannya. Dalam detail perancangan suatu bangunan, makna – makna tersebar dalam detail dan simbol.

Tanda dan simbol dikenal dalam ilmu bahasa adalah Semiotika. Semiotika (semiotics) adalah kata yang berasal dari Yunani yakni “semeion” yang berarti tanda, dimana tanda tersebut merupakan suatu alat dalam menyampaikan informasi yang komunikatif (Broadbent, 1980). Charles Sanders Pierce (dalam Eddy, 2003) ia mendefinisikan bahwa makna (meaning) merupakan suatu hasil budaya atau sebuah kebiasaan sosial. Berkaitan dengan itu semiotika dikatakan sangat berkaitan dengan arsitektur karena menurut Pierce dan Saussure (dalam Eddy, 2003) menyatakan bahwa sebuah sistem tanda dapat diberlakukan lebih luas pada berbagai fenomena budaya. Sehingga, semiotika merupakan penghubung antara budaya dan manusia khususnya pada psikologi persepsi (alat komunikasi). Sehingga makna elemen arsitektur ditinjau dalam ilmu semiotika merupakan alat komunikasi dalam menyampaikan suatu makna atau maksud sang arsitek dalam mencerminkan, mengungkapkan suatu nilai kebudayaan.

Dalam penelitian ini kajian makna tanda, atau kajian semiotik dikembangkan berdasarkan beberapa aspek yakni berdasarkan jenis tanda menurut Charles Sanders Pierce (dalam Zoest, 1978) yakni Indeks, dan Simbol / Lambang. Penelitian ini dimaksudkan untuk menkaji lebih dalam pengetahuan tentang makna semiotika khususnya Indeks, dan Simbol / Lambang pada elemen bukaan yang ada dalam bangunan Istana Maimoon, yang diharapkan dapat menjadi masukan dalam perencanaan pembangunan khususnya untuk para arsitek dalam


(18)

menciptakan karya arsitektur yang memiliki makna, maksud, dan sebuah bangunan yang memiliki ciri khas.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah ada, maka rumusan masalah pada penelitian ini dapat dijawab dengan pertanyaan penelitian yakni “Apa saja makna – makna tanda di bukaan - bukaan pada bangunan Istana Maimoon? dan “Tergolong indeks atau simbolkah bukaan pada bangunan Istana Maimoon?” 1.3 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengklasifikasi simbol – simbol dalam elemen bukaan pada Istana Maimoon berdasarkan ilmu semiotika dan mencari makna – makna yang terkandung simbol – simbol tersebut serta tergolong indeks atau simbolkah bukaan tersebut setelah ditelusuri makna-makna bukaan tersebut. 1.4 BATASAN PENELITIAN

Adapun batasan penelitian ini mengkaji makna tanda, atau kajian semiotik yang dikembangkan berdasarkan jenis tanda menurut Charles Sanders Pierce (dalam Zoest, 1978) yakni Indeks, dan Simbol/Lambang pada elemen bukaan dalam bangunan Istana Maimoon. Area penelitian ini dibatasi oleh penulis yakni area umum, yang saat ini digunakan sebagai area wisata untuk para pengunjung. Alasan penulis adalah area ini merupakan pusat kegiatan pada masa kerajaan khususnya area ruang tamu (balairung utama), selain itu area ini merupakan area yang khusus dirancang sebagai permintaan raja sebagai tempat memamerkan status sosial dan juga jati diri dari sang pemilik rumah yakni Sultan Ma’Mun Al Rasyid. (Gambar 1.1)


(19)

1.5 MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dalam “Kajian Semiotika Pada Bukaan Bangunan Istana Maimoon” antara lain :

a) Bagi penulis, penelitian ini untuk menambah pengalaman, dan sebagai proses pembelajaran juga sebagai suatu kesempatan untuk dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat dalam kegiatan perkuliahan, dan juga untuk lebih memahami makna bukaan – bukaan dalam bangunan Istana Maimoon dan diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam menciptakan design bangunan, atau gaya arsitektur yang memiliki ciri khas.

b) Bagi akademis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan literatur, khususnya dalam ilmu semiotika.

c) Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat dapat memahami makna bukaan – bukaan dalam bangunan Istana Maimoon dan diharapkan dapat memberi inspirasi masyarakat agar digunakan sebagai acuan dalam menciptakan design bangunan atau hunian dengan gaya arsitektur lokal yakni arsitektur nusantara yang sarat akan makna.

Gambar 1.1. Denah Istana Maimoon Sumber : Data Pribadi


(20)

1.6 KERANGKA BERFIKIR

Kerangka berfikir adalah suatu proses berfikir peneliti dari awal permulaan hingga masa penelitian dipecahkan dan sampai diperoleh penemuan dari penelitian tersebut. Proses berfikir tersebut dapat digambarkan dalam sebuah diagram sebagai berikut :


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Semiotika

Semiotika adalah ilmu tentang tanda, menurut Broadbent (dalam Darma, 2010), semiotika (semiotics) berasal dari bahasa Yunani “semeion” yang memiliki arti yakni tanda, tanda merupakan alat komunikasi untuk menginformasikan suatu maksud, arti maupun makna yang terkandung dalam suatu objek arsitektur atau memiliki sifat yang komunikatif dan menggantikan suatu yang lain dan dapat dibayangkan. Semiotika pertama kali diperkenalkan oleh tokoh John Lock pada akhir abad ke-17, namun tokoh yang paling terkenal dalam ilmu semiotika adalah tokoh Charles Sanders Pierce (1839-1914). Charles Sanders Pierce merupakan filosofis dari Amerika dalam Metode Semiotika yang disusun oleh Irzati Susanto, Pierce mengungkapkan bahwa semiotik atau ilmu tentang tanda dapat dimaknai secara terbuka, namun tetap terbatas oleh konteks, baik dari konteks budaya sosial, pengetahuan atau pengalaman dari si penafsir makna dalam tanda tersebut. Charles Sanders Pierce sangat dikenal dengan konsep triadik, dimana sebuah prinsip dari tanda yang bersifat representatif. Pierce dalam metode pengumpulannya menyatakan bahwa , konsep triadik merupakan tanda wakil yang menjelaskan sesuatu, “The perceivable part of the sign a representemen, he termed the meaning that someone gets from the sign interpretant” dimana kutipan ini berarti bahwa makna dari sebuah tanda merupakan hal yang berbeda satu sama lain, tergantung kepada suatu konteks tertetu. Jadi, tanda tidak memiliki sebuah makna yang pasti dan stabil. Namun suatu tanda dapat sangat mudah diartikan, dikarenakan tanda memiliki hubungan alami dengan artinya, sehingga orang awampun akan sangat mudah menemukan atau mengartikan makna yang terkandung dalam suatu tanda.

Semiotik sangat dikaitkan dalam ilmu Arsitektur dan ilmu bahasa, dikarenakan dalam konteks arsitektur, objek yakni ruang, tempat, atau alat-alat yang digunakan oleh manusia sehari-hari merupakan sarana komunikasi yang


(22)

sangat luas. (Dharma,2006) Ilmu semiotika ini mulai digunakan pada dunia arsitektur sejak masa post-modern yakni pada masa tersebut para pemikir design atau para arsitek merasa terdapat sebuat kesenjangan sosial antara pembuat design (arsitek) dan pemakai design (penghuni). Para arsitek menilai bahwa masyarakat tidak paham akan design yang mereka ciptakan. Untuk itu para arsitek ini berkeinginan untuk mengajak para masyarakat agar mereka memahami karya-karya arsitektur dengan sebuah bentuk komunikasi. Sehingga diperlukannya pemahaman akan pemakaian semiotika, yakni ilmu tentang tanda yang mana terdapat suatu makna dalam setiap unsur tanda tersebut. (Dharma,2006).

Dalam semiotika terdapat model signifikasi yang membagi makna tanda menjadi dua, yakni makna primer dan makna sekunder, konsep ini diperkenalkan oleh Umberto (dalam Eddy, 2003), yakni : (a). Makna Primer adalah makna yang disampaikan oleh perancangnya, sebagai tujuan dasar pembuatan objek atau komponennya, (b). Makna Sekunder adalah makna yang tujuannya disesuaikan dengan berbagai cara untuk mewujudkannya ynag disesuaikan dengan siapa yang memakainya, juga dipengaruhi oleh kualitas tempat dan status objek disekitarnya. Berkaitan dengan makna, menurut Pierce (dalam Susanto, 2010) menggunakan teori segitiga makna dimana teori ini merupakan serangkaian teori untuk memahami makna dari sebuah sistem tanda. Terdapat elemen utama didalamna yakni tanda (sign), object, dan interpretant. Dimana pengertian tanda adalah sesuatu yang dapat dibaca oleh panca indera manusia yang dapat menpresentasikan sebuah makna atau arti dari sebuah tanda itu sendiri. Menurut pierce tanda meliputi beberapa jenis yakni (a) Simbol (sebuat tanda yang muncul berdasarkan sebuah kesepakatan bersama), Ikon (sebuah tanda yang muncul berdasarkan dari sebuah kemiripan), Indeks (sebuah tanda yang muncul berdasarkan hubugan sebab-akibat).

2.2.1 Tanda Dalam Ilmu Semiotika

Klasifikasi tanda dalam ilmu semiotika menurut Pierce (dalam Dariwu dn Rengkung, 2010) semiotika sangat berhubungan dengan denotatum atau lebih dikenal dengan (objek), dimana tanda dibagi menjadi “ikon, indeks, dan simbol”,


(23)

semiotika juga berkaitan dengan ground, tanda dibagi menjadi “qualisin, sinsign dan legisign”.

Dari pernyataan diatas, klasifikasi tanda dalam semiotika menurut Pierce adalah :

(a). Ikon adalah tanda yang menyerupai objek (benda) atau berupa kemiripan. Misalnya sketsa wajah merupakan menggambarkan dirinya.

(b). Indeks adalah hubungan antar tanda, dimana tanda memiliki hubungan yakni sebab-akibat. Misalnya pintu merupakan alat untuk masuk, jadi jika ingin masuk harus memiliki pintu.

(c). Simbol/Lambang adalah tanda yang sudah ada, terbentuk secara konvensional atau sebuah kesepakatan bersama, simbol atau lambang menggambarkan suatu peraturan yang berlaku.

(d). Qualisign yakni kualitas yang ada pada tanda, dimana tanda yang menjadi tanda berdasarkan sifatnya. Misalnya sifat tanda merah yang mencolok dimanfaatkan untuk pembuatan tanda larangan dalam lalu-lintas.

(e). Sinsign adalah klasifikasi tanda yang berdasarkan kepada kejadian atau suatu peristiwa, bentuk atau rupanya yang khas. Bangunan tradisional merupakan bentuk tanda sinsign dikarenakan bangunan tradisional merupakan tanda dari sebuah peristiwa yang bersifat khas, atau ciri khas dari sebuah budaya.

(f). Legisign adalah klasifikasi tanda yang terkandung norma atau terdapat hukum tertentu yang melatar belakangi sebuah tanda. Misalnya rambu jalan merupakan aturan dalam berlalu lintas.

Tanda merupakan sebuah pondasi dasar dalam ilmu semiotika, dimana unsur-unsur tersebut mencakup segala sesuatu yang berhubungan dengan makna atau arti, tanda memiliki dua kategori yakni sebagai penanda (bentuk, ikon, simbol,) dan sebagai petanda (makna/arti). Dalam Kamus Besar Indonesia tanda berupa sebuah bentuk komunikasi yang menunjukkan suatu, gejala, bukti, pengenal, dan petunjuk. Tidak semua tanda terlihat. Suara dapat dikategorikan sebagai tanda, begitu juga bau, rasa, dan bentuk. Undur-unsur tanda yang dapat


(24)

membantu dalam menganalisis suatu makna adalah segala bentuk tanda yang memiliki arti, namun terdapat beberapa aspek yang umumnya digunakan dalam menganalisis yakni aspek visual yakni penggunaan warna, ukuran, ruang lingkup, kontras, bentuk, dan detail. Dalam ilmu semiotika khusunya dalam tahap pemaknaan melalui penulusuran makna Pierce menggunakan dua jenis makna yakni makna denotif dan makna konotatif, dimana makna denotif menggunakan tanda-tanda visual yang terlihat, seperti warna, tekstur, bentuk dan bidang. Tahap penelusuran makna melalui tanda-tanda yang terlihat dianggap sebagi informasi tanda yang utama. (Noth,1995)

2.2.2 Tanda dan Makna Bentuk Geometris

Garis adalah sebuah elemen dasar dari sebuah bentuk. Bentuk sendiri merupakan sebuah elemen dasar dalam sebuah bentukan atau desain . Bentuk merupakan sebuah alat untuk mengkomunikasikan pesan baik untuk orang lain, atau untuk melambangkan diri sendiri. Berikut jenis bentuk maupun pembentuknya dan maknanya menurut kamus besar bahasa Indonesia.

a. Garis

Tanda garis mewakili banyak makna, dikarenakan jenis garis sendiri yang berbeda-beda hingga menimbulkan makna yang berbeda-beda pula. Garis lurus mewakili sebuah makna yakni kekuatan, dan perlawanan. Garis lengkung (arch) mewakili makna keanggunan, pergerakan dan pertumbuhan.. Berikut disaijkan beberapa jenis garis beserta asosiasi yang ditimbulkannya :

1. Horizontal : ketenangan.

2. Vertikal : stabil, kekuatan atau kemegahan. 3. Diagional : Tidak stabil.

4. Lengkung S , keanggunan. 5. Zig-zag : Bergairah, semangat. 6. Bending up right : kesedihan.


(25)

8. Concentric Arcs : luas, gembira.. 9. Pyramide : Stabil, megah, kuat. 10. Conflicting Diagonal : Permusuhan. 11. Rhytmic horizontals : ketenangan. 12. Upward Swirls : Semangat yang besar.

13. Upward Spray : Pertumbuhan, spontanitas, idealisme. 14. Inverted Perspective : sebuah kebebasan, kemerdekaan 15. Water Fall : Air terjun, penurunan yang berirama, gaya berat. 16. Rounded Archs : kokoh.

17. Rhytmic Curves : anggun, gemulai. 18. Gothic Archs : sebuah kepercayaan. b. Bulat atau Lingkaran

Bentuk bulat merupakan bentukan yang memiliki sebuah makna kesempurnaan, karna bulat merupakan bentuk yang tidak pernahputus, yakni utuh. Menurut ilmu psikologi, makna yang lain adalah sebuah kehangatan, kenyamanan, dan kasih sayang.

c. Kotak

Bentuk kotak merupakan bentukan garis yang tersusun kaku, hingga memberi makna dan sebuah kesan yakni tegas, dan kaki. Namun bentuk ini memiliki kesan jujur dan stabil, damai dan aman.

d. Segitiga

Bentuk segitiga merupakan bentuk meruncing, yang umumnya menjadi sebuah penunjuk sebuah arah dalam mencapai suatu tujuan. Bentuk segitiga merupakan sebuah symbol kestabilan. Namun dapat juga dapat menimbulkan kebalikannya. Bentuk ini dalam spiritual mewakili pengenalan diri dan pencerahan.

e. Spiral

Bentuk spiral merupakan suatu symbol kreativitas, dan mewakili sebuah proses. Bentuk spiral mewakili kesan sebuah keinginan. Namun apabila bentuk spiral digabungkan dengan bentuk yang sama kaan berarti sebuah perlawanan.


(26)

f. Silang

Bentuk atau tanda silangg merupakan sebuah tanda larangan, dalam spiritual tanda silang merupakan tanda penyembuhan, selain itu tanda ini memiliki makan keseimbangan, keyakinan, persatuan, tujuan.

Kesimpulannya adalah semiotika merupakan ilmu yang mempelajari tentang tanda, dimana tanda tersebut merupakan alat dalam berkomunikasi dalam bentuk objek, semiotika dalam arsitektur merupakan penggabungan ilmu bahasa dan ilmu arsitektur, dimana sistem tanda dalam arsitektur meliputi banyak aspek berupa, ukuran, proporsi, jarak, bahan, warna, bentuk dan lainnya yang memiliki makna dan nilai didalamnya.

2.2 Bukaan

Bukaan adalah salah satu elemen pembentuk ruang yang sangat penting. Bukaan berkaitan dengan bangunan itu sendiri dan pengguna ruang. Dalam suatu ruang, perencanaan bukaan sangatlah penting, dimana bukaan yang baik akan menghasilkan udara dalam ruang yang baik pula. Bukaan akan membantu mengalirkan udara yang ada di lingkungan sekitar masuk ke dalam ruang dan udara panas yang ada di dalam akan terganti dengan udara segar dari lingkungan sekitar sehingga membentuk sebuah sirkulasi.

Menurut Francis D.K Ching dalam bukunya ARCHITECTURE : Form – Space & Order, dalam bukunya ia membahas tentang bukaan yakni :“doors offer entry into a room, and determine the patterns of movement and use within it. Windows allow light to penetrate the space and illuminate the surfaces of room, offer views from the room to the exterior, establish visual relationships between the room and adjacent spaces, and provide ventilation for the space of the room .”

“Pintu menawarkan masuk ke sebuah ruangan, dan menentukan pola gerakan dan digunakan di dalamnya. Jendela memungkinkan cahaya untuk menembus ruang dan menerangi permukaan ruangan, menawarkan pemandangan dari kamar ke luar, membangun hubungan visual antara


(27)

ruang dan ruang yang berdekatan, dan menyediakan ventilasi untuk ruang ruangan. "

Dalam kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa elemen bukaan antara lain, pintu yang merupakan alat agar dapat masuk dala suatu ruangan, jendela berfungsi agar cahaya dapat masuk , dan ventilasi.

Bukaan memiliki beberapa jenis, Menurut Francis D.K Ching dalam bukunya ARCHITECTURE : Form – Space & Order, : “The Basic Variation of opening : (1) Within planes, An opening can be located wholly within a wall or ceiling plane and be surrounded on all sides by the surface of the plane. (2) At corners, An opening can be located along one edge or at a corner of a wall or ceiling plane in either case, the opnening will be at a corner at space (3) Between planes, An opening can visually span vertically between the floor and ceiling planes, or horizontally between two wall planes. It can grow in size to occupy an entire wall of a space.

"Jenis Bukaan adalah : (1) Di dalam ruang, Sebuah bukaan dapat diletakkan di dinding atau langit-langit dan dikelilingi oleh permukaan ruang. (2) Pada sudut, sebuah bukaan dapat diletakkan di salah satu sisi atau di sudut dinding atau langit-langit, Pada contoh ini, bukaan berada di sudut sebuah ruang (3) Antara bidang, bukaan secara visual dapat dipanjangkan vertikal antara lantai dan langit-langit, atau horizontal antara dua bidang dinding. Hal ini dapat diperbesar untuk menempati seluruh dinding dalam ruang.”

Bukaan pada ruang antara lain jendela, dan ventilasi (Neufert,1991). Namun pada pengaplikasiannya bukaan memiliki berbagai jenis, namun memiliki fungsi yang sama seperti jendela maupun ventilasi, yakni untuk menerangi ruangan dan memasukkan udara kedalam ruangan. Selain itu salah satu kebutuhan dalam perencanaan bangunan maupun rumah tinggal terdapat elemen yang paling penting dalam sistem pengkondisian udara maupun cahaya, yakni ventilasi, pintu dan juga jendela. Ventilasi dibuat demi menjamin tersedianya udara luar yang masuk ke dalam ruangan, hingga tercipta sebuah kenyamanan di dalam ruang maupun bangunan. Ventilasi alami adalah pertukaran udara di dalam suatu


(28)

bangunan dengan udara di luarnya tanpa menggunakan kipas atau peralatan mekanik lainnya (Suhardiyanto, 2009). Fungsi dari elemen bukaan antara lain adalah memenuhi syarat kesehatan, yakni menjaga kualitas udara dalam bangunan, untuk menghasilkan kenyamanan termal, untuk mendinginkan struktur bangunan ketika terjadi kondisi suhu didalam ruang bangunan meningkat lebih tinggi dari suhu di luar bangunan. Selain itu bukaan (pintu, jendela, dan ventilasi) merupakan bentuk dari sebuah indeks dan simbol. Pintu akan menjadi sebuah simbol apabila memiliki makna karena diubah bentuk menjadi gothic, atau ciri masjid, atau makna perbedaan fungsi lainnya. Menurut (Suprapto, 2009) Pintu juga akan disebut indeks bila berfungsi sebagai tempat keluar-masuk. Jendela merupakan sebuah indeks yang menunjukan hubungan dalam dan luar, dan ventilasi merupakan bentuk lain dari indeks karena bukaan ini baru akan berfungsi apabila ada angin yang akan bertiup membentuk sirkulasi dalam dan luar ruangan.

Gambar 2.1 : Jenis Elemen Bukaan

(Sumber : Ching,Francis D.K., 1943)

Kesimpulannya dalam arsitektur setiap tanda mempunyai komponen yang indikatif (bersifat menyatakan). Terdapat beberapa bukaan, antara lain pintu,


(29)

jendela, dan ventilasi. Semua memiliki fungsi yang berbeda – beda demi meningkatkan kenyamanan pengguna dalam ruang tersebut.

2.3 Sejarah dan Filosofi Bangunan Istana Maimoon

Salah satu warisan budaya bangunan tradisional Melayu Deli yang sampai saat ini masih dijaga keasliannya secara turun menurun adalah Istana Maimoon. Istana Maimoon merupakan bukti sejarah yang nyata tentang kejayaan kerajaan Deli pada masanya sehingga bukti sejarah ini disimpan dan sangat dijaga oleh masyarakat Melayu, dimana bukti sejarah ini merupakan suatu kebangsaan masyarakat Melayu.

Istana Maimoon dibangun pada masa Sultan Ma’mun Alrasyid Perkasa Alamsyah yakni Sultan Deli ke-9, ia memerintah dari tahun 1873 – 1924, Sultan Ma’mun Alrasyid Perkasa Alamsyah diangkat menjadi raja saat ia masih muda belia pada tahun 1873 saat menggantikan ayahnya yang telah meninggal yakni Sultan Osman Perkasa Alamsyah. Dalam masa pemerintahan Sultan Ma’mun Alrasyid Perkasa Alamsyah, kerajaan Deli sedang mengalami puncak kejayaan, dimana tanah Deli sedang mengalami kemakmuran, sehingga pada masanya sangat memungkinkan ia untuk membangun sebuah istana megah yakni Istana Maimoon. Selain istana ini, ia juga membangun beberapa bangunan yang menjadi sejarah besar bagi masyarakat melayu, yakni Mesjid Raya, Balai Kerapatan ( Gedung Kantor Bupati Serdang). Awalnya kerajaan Deli terletak di Labuhan Deli, namun Sultan Ma’mun Alrasyid Perkasa Alamsyah memindahkan pemerintahan ke istana Maimoon di Medan, (Nasution,1974).

Istana Maimoon berlokasi di kelurahan Aur, Kecamatan Medan Baru. Istana Maimoon yang memiliki luas yakni 2772 m2 merupakan rancangan seorang arsitek berkebangsaan Italia yakni TH. Van Erp, dimana ia mendesign bangunan ini memadukan beberapa gaya arsitektur yakni arsitektur tradisional Melayu, arsitektur India Islam (Mogul) dan arsitektur Eropa. Masa pengerjaan pembangunan Istana Maimoon yakni selama 3 tahun, pada tahun 1891, dengan menghabiskan biaya kurang lebih sebesar 1 juta golden.


(30)

Sebagaimana bangunan kerajaan islam, istana Maimoon sangat dikaitkan dengan mesjid, dimana 100 meter dari lokasi istana terdapat bangunan mesjid Al-Mahun yang lebih dikenal Mesjid Raya, mesjid ini pada masa kerajaan, merupakan mesjid kerajaan, yakni konsep arsitektur yang mirip dengan istana yakni bergaya Timur Tengah, India dan Eropa.

Dalam buku Istana Maimoon (The palace of Sultan Deli) oleh Djohan A. Nasution, Bangunan Istana Maimoon memiliki luas 2772 m2 dan dibagi menjadi tiga bagian, yakni bagian induk, sayap kiri dan sayap kanan. Panjang bangunan adalah 75,30 meter dan tinggi istana ini adalah 14,40 meter. Bangunan ini merupakan bangunan bertingkat dua, dengan 82 buah tiang batu dan 43 buah tiang kayu, dengan lengkungan – lengkungan yang berbentuk lunas perahu terbalik dan landam kuda. Atap benbentuk kubah, yakni 3 kubah berwarna hitam dan juga 3 puncak. Semua ini merupakan adaptasi dari rumah tradisional Melayu, yang umumnya merupakan rumah panggung dengan menggunakan banyak tiang.

Istana Maimoon merupakan istana keluarga kerajaan Deli, yang memiliki 30 ruangan. Dengan jumlah kamar mencapai 40 kamar, 20 kamar merupakan tahta Sultan yang berada di lantai atas, dan 20 kamar di lantai bawah. Selain itu terdapat 4 kamar mandi, 1 gudang, 1 dapur dan terdapat penjara pada lantai bawah. Dari luar, istana yang menghadap ke timur ini tampak seperti istana raja-raja Moghul. Selain desain arsitektur pada bangunan istana ini yang beragam berasal dari gaya arsitektur negara luar, bahan bangunan yang digunakan untuk pembangunan istana ini juga merupakan bahan bangunan yang diimpor langsung dari Eropa, yakni ubin lantai, marmer, dan teraso.

Bangunan Istana Maimoon memiliki konsep arsitektur yang beragam, selain konsep arsitektur Melayu Deli yang paling dominan, konsep ruang dalam atau interior istana ini terdapat gaya arsitektur lain yang juga disertakan sang arsitek dalam perencanaan desainnya, yakni terdapat arsitektur Timur Tengah atau Islam, India dan Italia yang merupakan kebangsaan sang arsitek. Selain itu terdapat beberapa ciri arsitektur Moghul dan arsitektur Belanda yang diaplikasikan oleh sang arsitek, seperti dalam bentukan bukaan, pintu dan jendela yang tinggi juga lebar dimana merupakan ciri khas arsitektur Belanda, juga prasasti marmer di


(31)

depan tangga marmer yang ditulis dengan huruf Latin dalam bahasa Belanda, merupakan pengaruh dari kekuasaan Belanda yang pada saat itu masih sangat mendominasi keadaan pemerintah Deli. Juga dari penggunaan elemen interior, salah satunya adalah penggunaan lampu kristal yang megah yang bergaya Eropa. Selain pada bentuk bukaan yang merupakan arsitektur Belanda bentukan atap dari istana ini juga merupakan pengaruh dari arsitektur timur tengah atau Islam, dimana bentuk atap memiliki lengkungan yang panjangnya berkisar 5 sampai dengan 8 meter dan bentuk kurva atau arcade di beberapa bagian atap istana. Kurva atap tersebut berbentuk kapal yang terbalik dikenal dengan Persia Curve. Ciri khas bentukan atap ini merupakan ciri khas bangunan di negara Timur Tengah, dan Turki. Penerapan ciri arsitektur yang beragam yakni arsitektur Melayu, Islam atau Timur Tengah, Eropa yakni Italia dan Belanda, beragam gaya arsitektur ini diakui dan telah terbukti dari beberapa penelitian (Lampiran 1). Walupun bangunan Istana Maimoon memiliki keaneka ragam gaya arsitektur, arsitektur Melayu adalah gaya arsitektur yang paling ditonjolkan, khusunya pada eksterior bangunan.

Bangunan Istana Maimoon berdiri dari tahun 1888 – sekarang, namun terdapat beberapa periode perbaikan-perbaikan yang pernah dilaksanakan secara berturut-turut yakni tahun 1948, 1959, 1973, dan 1974-1975 dimana perbaikan-perbaikan yang dilakukan adalah berupa pengecetan kembali bangunan istana, dan perbaikan taman dan peralatan istana.


(32)

Gambar 2.3. Prasasti Marmer Menggunakan Bahasa Belanda

Gambar 2.4. Pintu dan Jendela yang lebar sebagai alur sirkulasi udara bergaya Arsitektur Eropa

Gambar 2.5. Istana Maimoon yang merupakan salah satu bangunan peninggalan dari arsitektur Melayu Deli


(33)

Gambar 2.6. Bagian-bagian eksterior dan interior dari bangunan Istana Maimoon

2.4 Ragam Hias Pada Bukaan Melayu

Ragam hias atau “Ornament” memiliki arti perhiasan atau hiasan, (M.Echolas dan Shadili (dalam Budiwiwaramulja, 2004). Sedangkan ragam hias tradisional Melayu adalah suatu jenis ragam hias etnik yang berhubungan dan memuat dari nilai-nilai dari budaya masyarakat Melayu, seperti ragam hias yang terdapat pada rumah adat, pakaiam, dan lain-lain. Ragam hias tersebut biasanya berupa motif alam, baik tumbuh-tumbuhan, seperti daun, bunga; motif seperti ular, burung, atau ragam hias geometris.

Dalam penerapannya ragam hias Melayu umumnya merupakan suatu simbol, atau tanda yang sirat akan makna, simbolisme umumnya terletak pada warna yang digunakan pada ragam hias tersebut. Warna yang umumnya digunakan dalam ragam hias Melayu antara lain : (a) Putih : merupakan suatu lambang kesucian, juga menggungkapkan tanda berduka; (b) Merah : merupakan tanda persaudaraan dan keberanian; (c) Kuning : merupakan suatu lambang kejayaan, kekuasaan; (d) Biru : warna ini merupakan suatu lambang keperkasaan di lautan; (e) Hijau : warna ini merupakan suatu simbol yang melambangkan suatu kesuburan dan kemakmuran; (f) Hitam : merupakan warna yang melambangkan keperkasaan; (g) Keemasan : merupakan warna yang melambangkan kejayaan dan kekuasaan. Selain itu simbol alam seperti tumbuhan, dan hewan sangat dominan. Contoh


(34)

ragam hias Melayu Roda Bunga, Naga Berjuang, Tumbuh-Tumbuhan, Burung, Sinar Matahari Pagi, Jala-Jala, Terali Biola, Kuda Kencana, Tampuk Pinang, dan lainnya. (Gambar 2.7.-2.12).

a. Ornamen Roda Bunga

Gambar 2.7. Ornamen Roda Bunga Sumber : (Lita, 2004) b. Ornamen Bunga Cengkeh

Gambar 2.8. Ornamen Bunga Cengkeh Sumber : (Sinar, 1993)

Ornamen bunga cengkeh merupakan ornamen yang berbentuk bunga cengkeh, bentuk ini merupakan simbol yang memiliki makna suatu perjalanan, dimana simbol ini dalam pembuatannya mengalami pengulangan, bermakna bahwa sebuah perjalanan harus berusaha untuk mencari jalan untuk keluar, sehingga masyarakat Melayu apabila melakukan perjalanan, dan mengalami sebuah kesulitan maka harus mencari jalan lain untuk keluar dari sebuah kesulitan dan tidak boleh berputus asa.

Ornamen ini merupakan simbol yang pembuatnya memberikan kesan tumbuh-tumbuhan, yakni bunga. Dimana memiliki makna bahwa orang Melayu menyukai sebuah keindahan dan ketentraman sang pemilik bangunan. Biasanya digunakan pada ventilasi.


(35)

c. Ornamen Genting Tak Putus

Gambar 2.9. Ornamen Genting Tak Putus Sumber : (Sinar, 1993)

d. Ornamen Sinar Matahari Pagi

Gambar 2.10. Sinar Matahari Pagi Sumber : (Sinar, 1993)

e. Ornamen Tampuk Pinang

Gambar 2.11. Ornamen Tampuk Pinang Sumber : (Sinar, 1993)

Ornamen ini memili sebuah bentuk tumbuh-tumbuhan yakni daun yang menjalar dan terdapat simbol burung yang memiliki sebuah makna bahwa sesusah-susahnya manusia dalam hidup, tapi manusia tidak akan merasa habis susahnya sepanjang hidup. Ornamen ini biasanya digunakan sebagai ventilasi kamar.

Ornamen sinar matahari pagi merupakan ornamen yang melambangkan kehidupan masyarakat Melayu, ini lah alasan dibuatnya bangunan melayu selalu menghadap matahari terbit. Dimana mereka selalu menganggap sinar matahari pagi itu sehat. Ornamen ini umumnya digunakan pada ventilasi.

Ornamen tampak pinang merupakan ornamen yang umumnya digunakan pada ventilasi pada bangunan, merupakan ornamen yang umumnya disusun dan dibentuk menyerupai kubah. Tidak memiliki arti khusus terhadap ornamen atau simbol ini, namun keindahan yang ada membuat ornamen ini selalu menjadi suati ciri khas dalam menyambut setiap tamu yang datang, atau selalu berada dibagian depan.


(36)

f. Ornamen Lebah Begantung

Gambar 2.12. Ornamen Lebah Begantung Sumber : (Sinar, 1993)

Ornamen lebah bergantung adalah suatu simbol yang memiliki fungsi dan makna yang berbeda, dimana ornamen ini terinspirasi dari bentuk sarang lebah. Dimana para orang Melayu terdahulu mengartikannya bentuk lebah bergantung tersebut adalah menghormati orang tua atau orang yang lebih tua. Fungsi ornamen ini biasanya diletakkan sebagai tudung angin atau lesplang di teras bagian depan rumah.


(37)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dipilih penulis dalam penelitian dengan judul “Kajian Semiotika Pada Bukaan Bangunan Istana Maimoon” adalah jenis penelitian kualitatif. Dengan metoda pokok yang digunakan untuk melakukan analisis dalam penelitian ini adalah metoda kritik interpretatif yang dikemukakan oleh Wayne O Attoe (1978). Kritik Interpretif (Interpretive Criticism) adalah sebuah kritik yang berbentuk sebuah penafsiran. Kritikus pada jenis ini dipandang sebagai pengamat yang professional pada bidang ilmunya. Metoda kritik ini digunakan sebagai metode untuk menelusuri dan menginterpretasikan makna khususnya semiotika atau tanda dalam bukaan (jendela, pintu, ventilasi) bangunan Istana Maimoon. Pendekatan yang digunakan adalah dengan menggunakan kata-kata (essay) yang bertujuan untuk memperjelas hasil dari penelitian ini. Metode pada penelitian ini bersifat interpretatif (interpretation), yakni sebuah metode yang fokus pada hal yang ingin diteliti yakni pada tanda (indeks dan simbol) sebagai obyek kajiannya, serta bagaimana peneliti menafsirkan dan memahami kode (decoding) di balik tanda tersebut. (Yasraf, 2003:270) Jenis penelitian ini dianggap sebagai jenis penelitian yang paling tepat dikarenakan dengan menggunakan metode kualitatif penulis dapat mencari dan menyusun secara sistematis data-data yang diperoleh baik dari kajian pustaka maupun pengamatan lainnya baik lapangan maupun wawancara. Di dalam ilmu semiotika dibedakan antara proses produksi, penyusunan dan penciptaan tanda-tanda lewat kode-kode tertentu (encoding) dengan proses pembacaan makna lewat kode-kode tertentu pula (decoding)”. (Yasraf, 2003:247). Oleh karena itu penulis menginterpretasikan dan memaknai tanda-tanda dengan pengalaman dan pengetahuan penulis maupun sumber makna yang dinilai cukup mengerti dan mengetahui makna tersebut dan lingkungan sekitar penulis. Sesuai dengan unsur penelitian yang harus obyektif dalam mengkaji sebuah makna tanda.


(38)

Meneliti pada kondisi obyek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sumber data dilakukan secara purposive, teknik pengumpulan data dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna secara general, berdasarkan beberapa data yang telah disimpulkan oleh penulis.

Terdapat beberapa pendapat para ahli yang membahas penelitian kualitatif, yakni : a. Kirk dan Miller (1986:9) mendefinisikan penelitian kualitatif “sebagai tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya”. b. Penelitian dengan pendekatan kualitatif adalah penelitian yang analisisnya

menyimpulkan secara deduktif dan induktif serta pada analisis terdapat sebuah dinamika hubungan yang diamati dengan menggunakan logika ilmiah, dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat memudahkan untuk dipahami dan disimpulkan. (Azwar, 1998 )

Metoda penelitian ini digunakan untuk mencapai tujuan penelitian ini yakni adalah untuk lebih memahami makna bukaan – bukaan dalam bangunan tradisional yakni Istana Maimoon dan diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam menciptakan design bangunan, atau gaya arsitektur yang memiliki ciri khas.

3.2 Variabel Penelitian

Dalam sebuah penelitian, penentuan variabel penelitian di tentukan berdasarkan hasil identifikasi yakni merumuskan konsep variabel penelitian. Konsep variabel penelitian adalah konsep mengenai atribut atau sifat yang terdapat pada subjek penelitian yang bervariasi secara kuantitatif maupun kualitatif (Azwar, 1998). Variabel penelitian dapat berupa apa saja dan bervariasi, namun sudah di identifikasi sehingga membantu mencapai tujuan penelitian yang akan diteliti.


(39)

Dalam penelitian ini penulis menetapkan variabel pada penelitian “Kajian Semiotika Pada Bukaan Bangunan Istana Maimoon” yakni :

a. Jenis bukaan pada bangunan Istana Maimoon

b. Jenis tanda yang ada pada bukaan bangunan Istana Maimoon

c. Jenis sumber makna semiotika mengenai bukaan yang diteliti pada bangunan Istana Maimoon

Variabel – variabel tersebut didapat dari metode yang dipilih penulis yakni metode kualitatif. Dalam menganjurkan cara - cara khusus untuk memandang arsitektur.

3.3 Populasi / Sampel

Populasi / sampel adalah beberapa atau sejumlah informan atau pemberi informasi yang merupakan keseluruhan dari unit analisa yang merupakan ciri – ciri nya memenuhi kriteria yang dibutuhkan dalam suatu penelitian (Singarimbun dan Effendi, 1984). Dalam penelitian ini peneliti dalam pengambilan sampling teknik yang digunakan adalah teknik purposive sampling yang merupakan sebuah teknik pengambilan sampel sumber data penelitian dimana dalam pengambilannya sampel yang disengaja dan ditentukan sesuai dengan kriteria mempertimbangkan sumber – sumber data yang paling tahu dan paling mengerti, sehingga dapat mempermudah peneliti dalam meneliti objek yang sedang ditelitinya ( Sugiyono ( 2008: 218 ) ). Berdasarkan teori diatas dalam penelitian “Kajian Semiotika Pada Bukaan Bangunan Istana Maimoon” yang merupakan kriteria populasi atau sampel dan memenuhi data yang dibutuhkan adalah :

a. Keluarga atau keturunan raja Deli yang memiliki pengetahuan khusus mengenai sejarah Istana Maimoon

b. Ahli sejarah melayu Deli, dikawasan Istana Maimoon

3.4 Metoda Pengumpulan Data

a. Data primer yaitu data yang didapat peniliti dengan cara mencari data langsung dari sumbernya (Sinulingga,2011). Adapun metode pengumpulan data primer yang dilakukan dalam penelitian ini :


(40)

Observasi lapangan (survey visual), dilakukan dengan pengambilan gambar jenis – jenis bukaan pada bangunan Istana Maimoon melalui kamera. Tujuannya yaitu untuk mendapatkan gambar objek di lokasi penelitian seperti tampilan jenis bukaan, langgam arsitektur, dll. Gambar yang diambil adalah jenis - jenis secara keseluruhan, seperti jendela, pintu, ventilasi dan lainnya.

Depth interview, dilakukan dengan cara mewawancara narasumber yang dianggap memenuhi syarat. Narasumber dianggap mengetahui dan memahami informasi yang terkait dengan penelitian. Hal ini bertujuan untuk memperoleh data baik secara lisan ataupun tulisan, dokumen, gambar mengenai objek dan kawasan penelitian.

Daftar pertanyaan untuk wawancara antara lain : 1. Bagaimana sejarah bangunan Istana Maimoon ?

2. Apa – apa saja makna tanda dalam bukaan pada Istana Maimoon ?

3. Berdasarkan apa saja para leluhur memaknai sebuah tanda ? baik warna, bentuk, maupun ornament atau ragam hias dalam Melayu.

4. Apa fungsi lain dari bukaan pada Istana Maimoon dikaitakan dengan maknanya ?

b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh peneliti melalui pihak lain yang telah mengumpulkan dan mengolah data tersebut sehingga peneliti tidak perlu mencarinya secara langsung (Sinulingga, 2011). Adapun metode pengumpulan data sekunder yang dilakukan dalam penelitian ini :

Studi literatur, dilakukan dengan cara mencari informasi mengenai bukaan – bukaan pada bangunan Istana Maimoon, juga makna – makna tanda berkaitan dengan bukaan pada bangunan tersebut. Langkah selanjutnya adalah menentukan teori, setelah pencarian data dari literatur, maka dipilihlah teori yang berbasis fakta yang terkait dan relevan untuk mengungkapkan berbagai aspek yang tercakup dalam penelitian, serta untuk menafsirkan aspe-aspek tersebut.yang dirasa sesuai dengan peneliti untuk diterapkan dalam penelitian.


(41)

3.5 Kawasan Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kawasan heritage Medan, yakni berada di kawasan Medan Maimoon. Kawasan ini berada di jalan Brigadir Jenderal Katamso, kelurahan Sukaraja, kecamatan Medan Maimoon, Medan, Sumatera Utara. Luas kecamatan Medam Maimoon yakni sekitar 3.345 Km2 , 27 meter diatas permukaan laut, dan terletak antara 30 – 32 Lintang Utara dan 980 – 390 Bujur Timur. Kecamatan Medan Maimoon juga berbatasan dengan : (a) Timur dengan Kecamatan Medan Barat; (b) Barat dengan Kecamatan Medan Polonia; (c) Selatan dengan Kecamatan Medan Johor; (d) Di sebelah utara dengan Kecamatan Medan Kota. (Gambar 3.1)

Gambar 3.1 : Letak Geografis Istana Maimoon (Sumber : google earth, wikipedia)


(42)

Penelitian ini dilakukan di jalan Brigadir Jenderal Katamso, kelurahan Sukaraja, kecamatan Medan Maimoon, Medan, Sumatera Utara di area Istana Maimoon, tepatnya bangunan tradisional Melayu Deli yakni Istana Maimoon. Alasan memilih lokasi ini yang dijadikan subjek utama ialah dikarenakan bangunan Istana Maimoon ini merupakan salah satu peninggalan arsitektur tradisional Melayu Deli terbesar di Sumatera Utara yang merupakan warisan budaya Sumatera Utara dan salah satu ciri khas arsitektur Sumatera Utara. Oleh karena itu penelitian ini diharapkan dapat diperoleh data dan analisa lengkap mengenai makna bukaan pada bagunan Istana Maimoon yang pada akhirnya akan didapat suatu kesimpulan yang berguna dan memenuhi tujuan penelitian ini.

3.6 Metoda Analisa Data

Metode penulisan yang digunakan adalah dengan membahas teori – teori yang berkaitan dengan bukaan, makna arsitektural dan arsitektur bangunan Istana Maimoon. Pembahasan ini dilakukan dengan cara studi literatur. Setelah itu dilakukan studi kasus rumah tradisional yang lokasinya sudah disetujui sebelumnya yakni Istana Maimun. Tahap selanjutnya adalah melakukan penelitian berkaitan dengan hal semiotika atau tanda pada bukaan yang ada dibangunan kemudian dianalisa berdasarkan studi literatur dan hasil studi kasus yang telah dilakukan sebelumnya.Tahap akhir adalah membuat kesimpulan dari kajian makna bukaan bangunan Istana Maimun untuk menjawab tujuan dilakukannya studi ini. ( Gambar 3.2 )


(43)

(44)

“MAKNA TANDA/SEMIOTIKA PADA BUKAAN ISTANA MAIMOON”

Kesimpulan

Kajian Bukaan Kajian Semiotika Pembahasan Ars. Melayu Deli

Klasifikasi Bukaan Klasifikasi Tanda,

bentuk dan warna

Identifikasi Bukaan Pada Istana Maimoon

Bukaan Pada Bangunan Istana Maimoon Teori Klasifikasi Tanda Pada Bukaan


(45)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Klasifikasi Bukaan–Bukaan Pada Istana Maimoon

Klasifikasi bukaan–bukaan pada bangunan istana maimoon adalah pengklasifikasian apa-apa saja bukaan yang ada disana dan merupakan objek utama dalam penelitian ini.Dalam mengkaji makna tanda pada bukaan bangunan Istana Maimoon, penulis mengklasifikasikan bukaan berdasarkan jenis bukaan yang ada di Istana Maimoon yakni (1) Pintu Ventilasi (PV), (2) Jendela Ventilasi (JV) yang didetailkan dalam gambar 4.2- 4.3.

Gambar 4.1. Denah Istana Maimoon Sumber : Data Pribadi

Gambar diatas adalah denah bangunan Istana Maimoon, pada penelitian ini penulis menentukan area penelitian, yakni area umum, yang saat ini digunakan sebagai area wisata untuk para pengunjung. Alasan penulis adalah area ini merupakan pusat kegiatan pada masa kerajaan khususnya area ruang tamu (balairung utama), selain itu area ini merupakan area yang khusus dirancang


(46)

sebagai permintaan raja sebagai tempat memamerkan status sosial dan juga jati diri dari sang pemilik rumah yakni Sultan Ma’Mun Al Rasyid.

G am b ar 4 .2 . D en ah P in tu V en ti ls i Is ta n a Ma im o o n S u m b er : D at a P ri b ad i


(47)

G am b ar 4 .3 . D en ah J en d el a V en ti ls i Is ta n a M ai m o o n S u m b er : D at a P ri b ad i


(48)

4.2 Klasifikasi Bukaan Pintu dan Ventilasi Bangunan Istana Maimoon Jumlah pintu dan ventilasi pada bangunan Istana Maimoon dalam kawasan penelitian “Kajian Semiotika Pada Bangunan Istana Maimoon” adalah 22 buah, dengan enam jenis pintu ventilasi yang berbeda. (Gambar 4.4-4.8).

Bukaan Pintu Ventilasi

Gambar 4.4. Pintu Ventilasi 1 (PV1)

Gambar 4.5. Pintu Ventilasi 2 (PV2)

PV1


(49)

Luar Dalam Gambar 4.6. Pintu Ventilasi 3 (PV3)

Gambar 4.7. Pintu Ventilasi 4 (PV4)

Gambar 4.8. Pintu Ventilasi 5 (PV5)

PV3

PV4


(50)

4.3 Klasifikasi Bukaan Jendela dan Ventilasi Pada Bangunan Istana Maimoon

Jumlah jendela ventilasi pada bangunan istana Maimoon dalam kawasan penelitian “Kajian Semiotika Pada Bangunan Istana Maimoon” adalah 10 buah, dengan 4 jenis jendela yang berbeda. (Gambar 4. 9 - 4. 12).

Bukaan Jendela Ventilasi

Gambar 4. 9. Jendela Ventilasi 1 (JV1)

Gambar 4.10. Jendela Ventilasi 2 (J2)

JV1


(51)

Gambar 4.11. Jendela Ventilasi 3 (JV3)

Gambar 4.12. Jendela 4 (J4)

4.4 Analisis Makna Tanda (Semiotika) Pada Bukaan Pada Bangunan Istana Maimoon

Analisa makna tanda pada bukaan merupakan hasil dari beberapa klasifikasi tanda yang dilakukan pada subbab sebelumnya. Gaya arsitektur pada bangunan Istana Maimoon memiliki beberapa gaya, oleh karena itu penulis melakukan analisis makna tanda (semiotika) pada bukaan istana maimoon bukan hanya ditinjau dari arsitektur dan filosofi Melayu saja, namun juga arsitektur lainnya. Dalam menganalisis makna tanda penulis beberapa elemen tanda, yakni warna, ornamen/ragam rias, bentuk dari bukaan pada bangunan Istana Maimoon, serta letak bukaan tersebut ini berdasarkan aspek yang umumnya digunakan dalam menganalisis tanda menurut Pierce yakni aspek visual atau menggunakan tanda-tanda visual yang terlihat yakni penggunaan warna, ukuran, ruang lingkup, kontras, bentuk, dan detail. Tahap penelusuran makna melalui tanda-tanda yang

JV3


(52)

terlihat dianggap sebagi informasi tanda yang utama. Analisa makna tanda (Semiotika) ditunjukan pada tabel 4.1-4.2.


(53)

NO JENIS BUKAAN ANALISA 1 PINTU VENTILASI 1

Pintu Ventilasi 1 (P1) merupakan sebuah simbol.

Menandakan bahwa pintu ini merupakan

Detail A – Bentukan

Pintu ini disusun oleh beberapa bentukan yaitu persegi, elemen-elemen garis, segitiga dan lengkungan. Maknanya yaitu :

o Persegi : Dengan garis yang kaku dan tegas mengesankan formalitas, perintah dan rasioanalitas. Namun bentuk kotak/persegi juga memiliki kesan kejujuran dan kestabilan. Dari segi psikologi bentuk kotak memiliki kesan kemapanan, keamanan, damai dan persamaan. o Garis : Memberi sugesti ketenangan

atau hal yang tak bergerak, Stabilitas, kekuatan atau kemegahan.

o Segitiga : Bentuk segitiga yang meruncing dapat menjadi suatu

Detail B – Ornamen

Ornamen atau ragam hias pada pintu ventilasi 1 (PV1) adalah ornamen mitra (matahari) adapun makna dari ornamen tersebut yaitu sebuah cahaya, menerangi, dan berjanji menerangi setiap jalan yang akan ditempuh.

Ornamen atau ragam hias pada pintu ventilasi 1 (PV1) adalah ragam semut beriring. Pengertian semut beriring adalah TABEL 4.1 ANALISA MAKNA TANDA PADA BUKAAN (PINTU VENTILASI) PADA BANGUNAN ISTANA MAIMOON


(54)

lebar hanya pada saat tertentu seperti pada pesta kerakyatan.

Bentuk ini dapat menyimbolkan stabilitas namun dapat pula sebaliknya. Dalam spiritualitas bentuk ini digunakan untuk mewakili pengenalan diri, dan pencerahan. o Lengkungan : Grace, keanggunan.

gotong royong

Detail C – Warna

Warna yang terdapat pada bukaan memiliki

Detail D – Makna Letak

Adapun makna yang terkandung pada pintu ventilasi 1 (PV1) berdasarkan letak bukaan 1 merupakan sebuah tanda kebesaran, kejayaan, serta sebuah kerukunan sang pemilik rumah yang mana ditampakkan sejak pertama masuk keruang yakni melalui pintu utama ini. Semua ini dinilai dari letaknya merupakan pintu yang paling besar dan berada tepat setelah menaiki istana.

Coklat

Putih

Kuning


(55)

o Putih : merupakan suatu lambang kesucian, juga menggungkapkan tanda berduka;

o Kuning : merupakan suatu lambang kejayaan, kekuasaan;

o Biru : warna ini merupakan suatu lambang keperkasaan di lautan;

o Coklat : lambang kemewahan Lokasi Pintu Ventilasi 1

Berdasarkan kenyataan dilapangan, serta dihubungkan dengan teori serta penelusuran makna, kesimpulan makna dari bukaan pintu ventilasi 1 adalah bukaan ini merupakan sebuah tanda kebesaran, kejayaan, serta sebuah kerukunan sang pemilik rumah yang mana ditampakkan sejak pertama masuk serta terdapat kesan sebuan kestabilan, dan janji dari sang pemilik rumah untuk menerangi jalan tiap siapa saja yang masuk yang mana ditampakkan sejak pertama masuk keruang yakni tampak pada ornament pada ventilasi di pintu utama dalam menerangi setiap jalan yang akan ditempuh Fungsi utama dari pintu ini adalah sebagai pintu masuk.Fungsi sekunder dari pintu ini adalah pemberi pesan kepada halayak bahwa sang pemilik memiliki kerukuan dalam rumah tangga, kejayaan, kebesaran, dan juga sebuah kekuasaaan dalam kehidupannya.


(56)

2 PINTU 2

Pintu Ventilasi 2 (PV2) merupakan sebuah simbol.

Menandakan bahwa ventilasi ini merupakan ventilasi hanya untuk ventilasi pintu ruang staff/penjaga, hanya ruang staff/penjaga yang memiliki bentuk seperti ini.

Detail A – Bentukan

Pintu ini disusun oleh beberapa bentukan yaitu persegi, lengkungan dan elemen-elemen garis.

Maknanya yaitu :

o Persegi : Dengan garis yang kaku dan tegas mengesankan formalitas, perintah dan rasioanalitas. Namun bentuk kotak/persegi juga memiliki kesan kejujuran dan kestabilan. Dari segi psikologi bentuk kotak memiliki kesan kemapanan, keamanan, damai dan persamaan.

o Garis : Memberi sugesti ketenangan atau hal yang tak bergerak, Stabilitas, kekuatan atau kemegahan. o Lengkungan : Grace, keanggunan.

Detail B – Ornamen (Ragam Hias)

Bentuk ornamen pada bukaan pintu ventilasi 2 (PV2) antara lain :

a. Bunga Melur

Makna dari simbol ini adalah sebuah keindahan dan kesucian, umumnya ornamen ini berwarna putih.

b. Bunga Kundur

Bunga kundur merupakan motif yang diambil dari sejenis sayuran, dimana motif ini berarti sebuah ketabahan dalam hidup.


(57)

Detail C – Warna

Warna yang terdapat pada bukaan memiliki makna yakni :

o Putih : merupakan suatu lambang kesucian, juga menggungkapkan tanda berduka;

o Kuning : merupakan suatu lambang kejayaan, kekuasaan;

o Biru : warna ini merupakan suatu lambang keperkasaan di lautan; o Coklat : warna ini melambangkan

kemewahan

Detail D – Makna Letak

Adapun makna yang terkandung pada pintu ventilasi 2 (V2) berdasarkan letak dan banyaknya, pintu ini merupakan simbol yang menandai ini merupakan pintu ruang staff/ penjaga, dinilai dari fungsi. pintu ini menyimbolkan sebuah aturan yakni para penjaga maupun staff melewati pintu ini apabila masuk ke istana.


(58)

Berdasarkan kenyataan dilapangan, serta dihubungkan dengan teori serta penelusuran makna, kesimpulan makna dari bukaan pintu ventilasi 2 adalah adalah menampakkan sebuah kemegahan, kemakmuran, kejayaan serta kesucian, dan ketabahan. Fungsi utama dari pintu ini adalah sebagai pintu masuk.Fungsi sekunder dari pintu ini adalah pemberi pesan kepada halayak bahwa sang pemilik me miliki kerukuan dalam rumah tangga, kejayaan, kebesaran, dan juga sebuah kekuasaaan dalam kehidupannya.

3 PINTU VENTILASI 3

Pintu Ventilasi 3 (PV3) merupakan sebuah indeks.

Hubungan sebab akibat yang muncul pada

Detail A – Bentukan

Bentukan pintu yang ada di istana Maimoon khususnya PV3 umumnya ditemukan pada tipologi rumah peninggalan kolonial Belanda, yakni persegi dan garis.

Bentuk rancangan pintu utama rumah tinggal kolonial Belanda.

Sumber : Hersanti, dkk, 2008

Detail B – Ornamen (Ragam Hias)

Bentuk ornamen pada bukaan pintu ventilasi 3 (P3) antara lain :

a. Bunga Melur

Makna dari simbol ini adalah sebuah keindahan dan kesucian, umumnya ornamen ini berwarna putih.

b. Bunga Kundur


(59)

dilaksanakan di istana. Dikarenakan raja sedang menerima tamu, akibatnya pintu bagian dalam ditutup, kemewahan juga akan tampak dari luar walaupun pintu tertutup, sedangkan apabila istana sedang mengadakan acara rakyat, kedua pintu terbuka lebar, sehingga makna kemewahan dari pintu ini akan terlihat dari dalam maupun luar.

pintu dan jendela rangkap (dua lapis), yaitu menggunakan empat buah daun pintu/jendela.

Makna yang ditonjolkan adalah sebuah kejayaan, kebesaran, dan kekuasaan.

Pintu ini disusun oleh beberapa bentukan yaitu persegi, lengkungan dan elemen-elemen garis.

Maknanya yaitu :

o Persegi : Dengan garis yang kaku dan tegas mengesankan formalitas, perintah dan rasioanalitas. Namun bentuk kotak/persegi juga memiliki kesan kejujuran dan kestabilan. Dari segi psikologi bentuk kotak memiliki kesan kemapanan, keamanan, damai dan persamaan.

o Garis : Memberi sugesti ketenangan atau hal yang tak bergerak, Stabilitas, kekuatan atau kemegahan.

diambil dari sejenis sayuran, dimana motif ini berarti sebuah ketabahan dalam hidup.

c. Penggabungan Bunga Melur, Bunga Cengkih dan bunga kundur

Makna ragam hias diatas adalah sebuah kemegahan, ditandai bunga yang paling atas, dimana kemegahan yang diringi kesucian dan ketabahan dalam tiap kesulitan menjalani hidup merupakan dambaan setiap orang.


(60)

Detail C – Warna

Dalam pintu ventilasi 3 (P3) menggunakan 4 macam warna, yakni warna coklat, putih biru dan kuning, merah, hijau dan putih.

Makna yakni :

o Putih : merupakan suatu lambang kesucian, juga menggungkapkan tanda berduka;

o Kuning : merupakan suatu lambang kejayaan, kekuasaan;

o Biru : warna ini merupakan suatu

Detail D – Makna Letak

Adapun makna yang terkandung pada pintu ventilasi 3 (PV3) berdasarkan letak dan banyaknya, pintu ini merupakan penghubung antara ruang luar (lorong) dengan ruang balirung (ruang tamu). Pintu ini terdapat di sayap timur dan barat dari istana ini, dimana apabila pintu ini terbuka pada bagian luar tampak ornamen kaca yang indah, posisi ini terjadi pada saat raja sedang menerima tamu, walaupun istana tertutup, ia tetap ingin menampakkan kemewahannya terlihat dari ornamen yang ada, sebaliknya apa bila kedua bagian ini terbuka yakni dari dalam maupun luar tetap memiliki makna dari luar yakni sebuah kemewahan, sehingga kemewahan dapat dilihat dari dua arah. Putih Biru Kuning Putih / Kaca Kuning Hijau Merah


(61)

simbol yang melambangkan suatu kesuburan dan kemakmuran;

o Merah : merupakan tanda persaudaraan dan keberanian;

Lokasi Pintu Ventilasi 3

Berdasarkan kenyataan dilapangan, serta dihubungkan dengan teori serta penelusuran makna, kesimpulan makna dari bukaan pintu ventilasi 3 adalah Dalam menjalani sebuah kehidupan tidaklah gampang, terdapat banyak fase yang dihadapi, ini ditandai dengan terdapat dua pintu masuk, menggunakan empat buah pintu masuk. Makna lainnya dari pintu ventilasi 3 adalah menampakkan sebuah kemegahan, kemakmuran, kejayaan serta kesucian, dan ketabahan. Merupakan sebuah proses kehidupan. Pada pintu ventilasi 3, pintu dengan bentukan serupa tersebar dibeberapa titik, yakni dengan jumlah 8 pintu dalam area penelitian, ini menunjukan sebuah kejayaan sang pemilik rumah. Fungsi utama dari pintu ini adalah sebagai pintu masuk.Fungsi sekunder dari pintu ini adalah pemberi pesan kepada halayak bahwa sang pemilik memiliki kerukuan dalam rumah tangga, kejayaan, kebesaran, dan juga sebuah kekuasaaan dalam kehidupannya.


(62)

4 PINTU VENTILASI 4

Pintu Ventilasi 4 (P4) merupakan sebuah simbol.

Menandakan bahwa pintu ini merupakan pintu ruang dapur bersih, selain itu diruang ini merupakan simbol keselarasan antara ruang tamu dan ruang ini, dikarenakan selain ruang ini merupakan ruang dapur bersih, ruang ini juga merupakan akses menuju ruang ventilasi udara diatas, sehingga dibutuhkan bukaan yang besar, agar udara dapat mengalir dengan baik.

Detail A – Bentukan

Bukaan ini terdiri atas beberapa bentuk dasar persegi, segitiga, dan arch (pelengkung) dengan ujung yang runcing.

Maknanya yaitu:

o Persegi : Dengan garis yang kaku dan tegas mengesankan formalitas, perintah dan rasioanalitas. Namun bentuk kotak/persegi juga memiliki kesan kejujuran dan kestabilan. Dari segi psikologi bentuk kotak memiliki kesan kemapanan, keamanan, damai dan persamaan.

o Segitiga : Bentuk segitiga yang meruncing dapat menjadi suatu penunjuk arah, untuk itu kesan yang timbul adalah pencapaian tujuan. Bentuk ini dapat menyimbolkan stabilitas namun dapat pula sebaliknya. Dalam spiritualitas bentuk

Detail B – Ornamen (Ragam Hias)

Pada pintu dan ventilasi ini dapat dijumpai dua ornamen

yaitu:

o Ornamen : Bunga Cina

Ornament bunga cina memiliki makna sebuah keiklasan hati, ditandai dengan lubang ditengahnya.

o Ornamen : Semut Beriring

Pengertian semut beriring adalah diharapkan kepada sang pemilik rumah memiliki hidup yang rukun serta penuh gotong royong


(63)

o Lengkungan : Anggun Detail C – Warna

Dalam pintu ventilasi 4 (P4) menggunakan 4 macam warna, yakni warna putih coklat, putih, hijau, dan kuning. Memiliki makna : o Hijau : berarti kesehatan, keseimbangan, rileks, tenaga, ramah, cendekia, dan kemudaan. Unsur negatif warna ini diantaranya memberi kesan pencemburu, licik, jenuh, dan melemahkan pikiran dan fisik (Utami

Detail D – Makna Letak

Adapun makna yang terkandung pada Pintu Ventilasi 4 (P4) berdasarkan letak dan banyaknya, bukaan ini merupakan simbol yang menandai ini pintu ruang dapur dan juga ruang akses menuju ruang ventilasi udara yang ada diatas, dinilai dari fungsi. Pintu ini menyimbolkan sebuah aturan yakni pintu yang hanya dapat digunakan oleh staff rumah tangga.

Lokasi Pintu Ventilasi 4 Putih

Hijau

Kuning Coklat


(64)

kejayaan, kekuasaan

o Coklat : merupakan suatu lambang kemewahan

Berdasarkan kenyataan dilapangan, serta dihubungkan dengan teori serta penelusuran makna, kesimpulan makna dari bukaan pintu ventilasi 4 adalah Sebuah kejayaan, kemegahan, dan keperkasaan juga diiringi dengan sebuah kesucian akan berjalan seiring dengan kehidupan yang rukun dan penuh gotong royong adalah sebuah kesempurnaan hidup. Fungsi utama dari pintu ini adalah sebagai pintu masuk.Fungsi sekunder dari pintu ini adalah pemberi pesan kepada halayak bahwa sang pemilik memiliki kerukuan dalam rumah tangga, kejayaan, kebesaran, dan juga sebuah kekuasaaan dalam kehidupannya.

4 PINTU 5

Pintu Ventilasi 5 (P5) merupakan

Detail A – Bentukan

Bentukan bukaan ini terdiri dari bentukan persegi dan elemen garis

Maknanya yaitu:

o Persegi : Dengan garis yang kaku dan tegas mengesankan formalitas, perintah dan rasioanalitas. Namun bentuk kotak/persegi juga memiliki kesan kejujuran dan kestabilan. Dari segi psikologi bentuk kotak memiliki kesan kemapanan, keamanan, damai dan persamaan.

Detail B – Ornamen (Ragam Hias)

Pada bukaan ini dapat dijumpai dua ornamen yaitu:

Ornamen Jala – Jala

Makna ornamen jala-jala pada ventilasi ini adalah melambangkan sebuah kesederhanaan.


(65)

Bukaan ini merupakan sebuah simbol yakni tanda bahwa ventilasi ini hanya ada pada pintu sebuah akses menuju area privat dari area istana atau di ruang pertemuan. Tidak semua orang dapat mengkases ruang melewati pintu ini. Hanya keluarga kerajaan saja. Ini merupakan sebuah ketentuan.

atau hal yang tak bergerak, Stabilitas, kekuatan atau kemegahan. Detail C – Warna

Dalam bukaan 5, terdapat 2 warna, yakni warna putih dan kuning

Makna yakni :

o Putih : merupakan suatu lambang kesucian.

o Kuning : merupakan suatu lambang kejayaan, kekuasaan;

o

Ornamen Sayap Layang-Layang Ornamen ini memiliki makna yakni sebuah kegagahan, mampu menghadapi halangan dan rintangan.

Detail D – Makna Letak

Adapun makna yang terkandung pada Pintu Ventilasi 5 (P5) berdasarkan letak dan banyaknya, pintu ini merupakan simbol yang menandai ini merupakan akses menuju area rumah tinggal (area privat) tidak semua orang dapat mengakses area ini dengan pintu ini. Selain itu pintu ini menyimbolkan sebuah kesederhanaan.


(66)

Lokasi Pintu Ventilasi 5

Berdasarkan kenyataan dilapangan, serta dihubungkan dengan teori serta penelusuran makna, kesimpulan makna dari bukaan pintu 5 adalah Sebuah kejayaan, kemegahan, dan keperkasaan juga diiringi dengan sebuah kesucian akan menjadi awal yang baik dalam melangkah, dimana dalam memulai segala sesuatu haruslah mensugesti diri agar selalu tenang dalam menghadapi apapun, selain itu kesederhanaan adalah hal yang juga harus ada walaupun terdapat kemewahan didalamnya. Fungsi utama dari pintu ini adalah sebagai pintu masuk.Fungsi sekunder dari pintu ini adalah pemberi pesan kepada halayak bahwa sang pemilik memiliki kerukuan dalam rumah tangga, kejayaan, kebesaran, dan juga sebuah kekuasaaan dalam kehidupannya.


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Broadbent, Goofrey. 1980. Design In Architecture, New York: John Willey and Sons.

Budiwiwaramulja, dwi. 2004. Golden Section : Pada Ragam Hias Tradisional Melayu.

Ching. Francis D.K. (1979) Architecture :Form, Space and Order, Van Nostrand Reinhold Company, New York.

Dariwu, Claudia T., Rengkung, Joseph. 2010. Kajian Semiotioka Dalam

Arsitektur Tradisional Minahasa, (Online),

(ejournal.unsrat.ac.id/index.php/daseng/article/.../pdf), diakses 25 April 2014

Dharma, Agus. 2006. Semiotika Dalam Arsitektur, (Online), http ://staffsite.gunadarma.ac.id/asus_dh/). Diakses 13 April 2014

Eco, Umberto. 1976. A Theory of Semantics.Bloomington: Indiana University Press.

Eddy, Firman (2003), Kajian Fungsi dan Sign Arsitektur Karo, Meaning in Architecture, 1-10.

Husny, Tengku Haji M. Lah.1993. Bentuk Rumah : Tradisi Melayu. Medan : BP.Husny

Kartini, Ayu (2004), Analisi Penerapan Ornamen Bernuansa Melayu Ditinjau Dari Bentuk Dan Warna Di Kota Medan. Skripsi Program Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Medan, Medan\

Kartika, Vicka Nila (2008), Studi Penerapan Gaya Melayu, Timur Tengah Dan Kolonial Pada Interior Istana Maimoon Medan, Sumatera Utara. Skripsi Program Studi S-1 Desain Interior Jurusan Desain Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Yogyakarta.

Nasution, Djohan A, (2010). Istana Maimoon ( The palace of Sultan Deli) Di Medan.


(2)

Nasution, Farizal. . Budaya Melayu. . Medan :Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi Sumatera Utara.

Neufert, Ernest. 1992. Data Arsitek Jilid 2. Erlangga. Jakarta .

Octavia, Linda (2013) Makna Dalam Arsitektur Vernakular (Studi Kasus: Arsitektur Eko Prawoto). Skripsi Program Pascasarjana Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Program Magister Teknik, bidang keahlian Teori, Sejarah, dan Kritik Arsitektur, Surabaya

Perpustakaan Daerah Sumatera Utara. 1381/1982. Sejarah Singkat Istana Maimoon : Studi tehnis Pemanfaatan Istana Maimoon Medan. Sumatera Utara : Proyek Peringatan dan Pemeliharaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala Sumut.

Sahabat Indonesia Berubah, (2013) ,Arti dan Makna Garis, (Online), (http://karib.ayobai.org/2013/05/arti-dan-makna-garis.html), diakses 22 mei 2014

Sinar, Tengku Luckman. 1993.Motif dan Ornamen Melayu. Lembaga Pembinaan & Pengembangan Seni Budaa Melayu, Medan.

Spradley, James P. 1997. Metode Etnografi. Yogyakarta : Tiara Wacana Yogya. Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta,

Bandung.

Sukaria, Sinulingga. 2011. Metode Penelitian. Sumatra Utara : USU Press.

Suprapto, Tommy. 2009. Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi. Yogyakarta : MedPress(Anggota IKAPI).

Susanto, Irzanti. 2010. Metode Semiotika. Wikipedia Bahasa Indonesia

Zoest, Aart van. 1978. Semiotika, Pemakaiannya, Isinya, dan Apa yang Dikerjakan dengannya (terjemahan). Bandung, Unpad.


(3)

Lampiran I


(4)

Lampiran I

Daftar Nama Informan

1. Nama : Tengku Moharsyah Nazmi T.T.L : Medan, 6 Mei 1967

Pekerjaan : Pemandu Wisata Istana Maimoon

Posisi dalam Yayasan : Sekretaris Umum Yayasan Ma’mun Al-Rasyid Alamat : Kompleks Istana Maimoon, Jln. Bridjen Katamso, Medan

2. Nama : Tengku Hamsyarudin T.T.L : Medan, 1945

Pekerjaan : Juru Kunci Istana Maimoon

Posisi dalam Yayasan : Juru Kunci Istana Maimoon


(5)

Lampiran II


(6)