Tanda Dalam Ilmu Semiotika

7 sangat luas. Dharma,2006 Ilmu semiotika ini mulai digunakan pada dunia arsitektur sejak masa post-modern yakni pada masa tersebut para pemikir design atau para arsitek merasa terdapat sebuat kesenjangan sosial antara pembuat design arsitek dan pemakai design penghuni. Para arsitek menilai bahwa masyarakat tidak paham akan design yang mereka ciptakan. Untuk itu para arsitek ini berkeinginan untuk mengajak para masyarakat agar mereka memahami karya- karya arsitektur dengan sebuah bentuk komunikasi. Sehingga diperlukannya pemahaman akan pemakaian semiotika, yakni ilmu tentang tanda yang mana terdapat suatu makna dalam setiap unsur tanda tersebut. Dharma,2006. Dalam semiotika terdapat model signifikasi yang membagi makna tanda menjadi dua, yakni makna primer dan makna sekunder, konsep ini diperkenalkan oleh Umberto dalam Eddy, 2003, yakni : a. Makna Primer adalah makna yang disampaikan oleh perancangnya, sebagai tujuan dasar pembuatan objek atau komponennya, b. Makna Sekunder adalah makna yang tujuannya disesuaikan dengan berbagai cara untuk mewujudkannya ynag disesuaikan dengan siapa yang memakainya, juga dipengaruhi oleh kualitas tempat dan status objek disekitarnya. Berkaitan dengan makna, menurut Pierce dalam Susanto, 2010 menggunakan teori segitiga makna dimana teori ini merupakan serangkaian teori untuk memahami makna dari sebuah sistem tanda. Terdapat elemen utama didalamna yakni tanda sign, object, dan interpretant. Dimana pengertian tanda adalah sesuatu yang dapat dibaca oleh panca indera manusia yang dapat menpresentasikan sebuah makna atau arti dari sebuah tanda itu sendiri. Menurut pierce tanda meliputi beberapa jenis yakni a Simbol sebuat tanda yang muncul berdasarkan sebuah kesepakatan bersama, Ikon sebuah tanda yang muncul berdasarkan dari sebuah kemiripan, Indeks sebuah tanda yang muncul berdasarkan hubugan sebab-akibat.

2.2.1 Tanda Dalam Ilmu Semiotika

Klasifikasi tanda dalam ilmu semiotika menurut Pierce dalam Dariwu dn Rengkung, 2010 semiotika sangat berhubungan dengan denotatum atau lebih dikenal dengan objek, dimana tanda dibagi menjadi “ikon, indeks, dan simbol”, Universitas Sumatera Utara 8 semiotika juga berkaitan dengan ground, tanda dibagi menjadi “qualisin, sinsign dan legisign”. Dari pernyataan diatas, klasifikasi tanda dalam semiotika menurut Pierce adalah : a. Ikon adalah tanda yang menyerupai objek benda atau berupa kemiripan. Misalnya sketsa wajah merupakan menggambarkan dirinya. b. Indeks adalah hubungan antar tanda, dimana tanda memiliki hubungan yakni sebab-akibat. Misalnya pintu merupakan alat untuk masuk, jadi jika ingin masuk harus memiliki pintu. c. SimbolLambang adalah tanda yang sudah ada, terbentuk secara konvensional atau sebuah kesepakatan bersama, simbol atau lambang menggambarkan suatu peraturan yang berlaku. d. Qualisign yakni kualitas yang ada pada tanda, dimana tanda yang menjadi tanda berdasarkan sifatnya. Misalnya sifat tanda merah yang mencolok dimanfaatkan untuk pembuatan tanda larangan dalam lalu-lintas. e. Sinsign adalah klasifikasi tanda yang berdasarkan kepada kejadian atau suatu peristiwa, bentuk atau rupanya yang khas. Bangunan tradisional merupakan bentuk tanda sinsign dikarenakan bangunan tradisional merupakan tanda dari sebuah peristiwa yang bersifat khas, atau ciri khas dari sebuah budaya. f. Legisign adalah klasifikasi tanda yang terkandung norma atau terdapat hukum tertentu yang melatar belakangi sebuah tanda. Misalnya rambu jalan merupakan aturan dalam berlalu lintas. Tanda merupakan sebuah pondasi dasar dalam ilmu semiotika, dimana unsur-unsur tersebut mencakup segala sesuatu yang berhubungan dengan makna atau arti, tanda memiliki dua kategori yakni sebagai penanda bentuk, ikon, simbol, dan sebagai petanda maknaarti. Dalam Kamus Besar Indonesia tanda berupa sebuah bentuk komunikasi yang menunjukkan suatu, gejala, bukti, pengenal, dan petunjuk. Tidak semua tanda terlihat. Suara dapat dikategorikan sebagai tanda, begitu juga bau, rasa, dan bentuk. Undur-unsur tanda yang dapat Universitas Sumatera Utara 9 membantu dalam menganalisis suatu makna adalah segala bentuk tanda yang memiliki arti, namun terdapat beberapa aspek yang umumnya digunakan dalam menganalisis yakni aspek visual yakni penggunaan warna, ukuran, ruang lingkup, kontras, bentuk, dan detail. Dalam ilmu semiotika khusunya dalam tahap pemaknaan melalui penulusuran makna Pierce menggunakan dua jenis makna yakni makna denotif dan makna konotatif, dimana makna denotif menggunakan tanda-tanda visual yang terlihat, seperti warna, tekstur, bentuk dan bidang. Tahap penelusuran makna melalui tanda-tanda yang terlihat dianggap sebagi informasi tanda yang utama. Noth,1995

2.2.2 Tanda dan Makna Bentuk Geometris