14 jendela, dan ventilasi. Semua memiliki fungsi yang berbeda
– beda demi meningkatkan kenyamanan pengguna dalam ruang tersebut.
2.3 Sejarah dan Filosofi Bangunan Istana Maimoon
Salah satu warisan budaya bangunan tradisional Melayu Deli yang sampai saat ini masih dijaga keasliannya secara turun menurun adalah Istana Maimoon.
Istana Maimoon merupakan bukti sejarah yang nyata tentang kejayaan kerajaan Deli pada masanya sehingga bukti sejarah ini disimpan dan sangat dijaga oleh
masyarakat Melayu, dimana bukti sejarah ini merupakan suatu kebangsaan masyarakat Melayu.
Istana Maimoon dibangun pada masa Sultan Ma’mun Alrasyid Perkasa
Alamsyah yakni Sultan Deli ke-9, ia memerintah dari tahun 1873 – 1924, Sultan
Ma’mun Alrasyid Perkasa Alamsyah diangkat menjadi raja saat ia masih muda belia pada tahun 1873 saat menggantikan ayahnya yang telah meninggal yakni
Sultan Osman Perkasa Alamsyah. Dalam masa pemerintahan Sultan Ma’mun Alrasyid Perkasa Alamsyah, kerajaan Deli sedang mengalami puncak kejayaan,
dimana tanah Deli sedang mengalami kemakmuran, sehingga pada masanya sangat memungkinkan ia untuk membangun sebuah istana megah yakni Istana
Maimoon. Selain istana ini, ia juga membangun beberapa bangunan yang menjadi sejarah besar bagi masyarakat melayu, yakni Mesjid Raya, Balai Kerapatan
Gedung Kantor Bupati Serdang. Awalnya kerajaan Deli terletak di Labuhan Deli, namun Sultan Ma’mun Alrasyid Perkasa Alamsyah memindahkan pemerintahan
ke istana Maimoon di Medan, Nasution,1974. Istana Maimoon berlokasi di kelurahan Aur, Kecamatan Medan Baru. Istana
Maimoon yang memiliki luas yakni 2772 m
2
merupakan rancangan seorang arsitek berkebangsaan Italia yakni TH. Van Erp, dimana ia mendesign bangunan
ini memadukan beberapa gaya arsitektur yakni arsitektur tradisional Melayu, arsitektur India Islam Mogul dan arsitektur Eropa. Masa pengerjaan
pembangunan Istana Maimoon yakni selama 3 tahun, pada tahun 1891, dengan menghabiskan biaya kurang lebih sebesar 1 juta golden.
Universitas Sumatera Utara
15 Sebagaimana bangunan kerajaan islam, istana Maimoon sangat dikaitkan
dengan mesjid, dimana 100 meter dari lokasi istana terdapat bangunan mesjid Al- Mahun yang lebih dikenal Mesjid Raya, mesjid ini pada masa kerajaan,
merupakan mesjid kerajaan, yakni konsep arsitektur yang mirip dengan istana yakni bergaya Timur Tengah, India dan Eropa.
Dalam buku Istana Maimoon The palace of Sultan Deli oleh Djohan A. Nasution, Bangunan Istana Maimoon memiliki luas 2772 m
2
dan dibagi menjadi tiga bagian, yakni bagian induk, sayap kiri dan sayap kanan. Panjang bangunan
adalah 75,30 meter dan tinggi istana ini adalah 14,40 meter. Bangunan ini merupakan bangunan bertingkat dua, dengan 82 buah tiang batu dan 43 buah tiang
kayu, dengan lengkungan – lengkungan yang berbentuk lunas perahu terbalik dan
landam kuda. Atap benbentuk kubah, yakni 3 kubah berwarna hitam dan juga 3 puncak. Semua ini merupakan adaptasi dari rumah tradisional Melayu, yang
umumnya merupakan rumah panggung dengan menggunakan banyak tiang. Istana Maimoon merupakan istana keluarga kerajaan Deli, yang memiliki
30 ruangan. Dengan jumlah kamar mencapai 40 kamar, 20 kamar merupakan tahta Sultan yang berada di lantai atas, dan 20 kamar di lantai bawah. Selain itu terdapat
4 kamar mandi, 1 gudang, 1 dapur dan terdapat penjara pada lantai bawah. Dari luar, istana yang menghadap ke timur ini tampak seperti istana raja-raja Moghul.
Selain desain arsitektur pada bangunan istana ini yang beragam berasal dari gaya arsitektur negara luar, bahan bangunan yang digunakan untuk pembangunan
istana ini juga merupakan bahan bangunan yang diimpor langsung dari Eropa, yakni ubin lantai, marmer, dan teraso.
Bangunan Istana Maimoon memiliki konsep arsitektur yang beragam, selain konsep arsitektur Melayu Deli yang paling dominan, konsep ruang dalam atau
interior istana ini terdapat gaya arsitektur lain yang juga disertakan sang arsitek dalam perencanaan desainnya, yakni terdapat arsitektur Timur Tengah atau Islam,
India dan Italia yang merupakan kebangsaan sang arsitek. Selain itu terdapat beberapa ciri arsitektur Moghul dan arsitektur Belanda yang diaplikasikan oleh
sang arsitek, seperti dalam bentukan bukaan, pintu dan jendela yang tinggi juga lebar dimana merupakan ciri khas arsitektur Belanda, juga prasasti marmer di
Universitas Sumatera Utara
16 depan tangga marmer yang ditulis dengan huruf Latin dalam bahasa Belanda,
merupakan pengaruh dari kekuasaan Belanda yang pada saat itu masih sangat mendominasi keadaan pemerintah Deli. Juga dari penggunaan elemen interior,
salah satunya adalah penggunaan lampu kristal yang megah yang bergaya Eropa. Selain pada bentuk bukaan yang merupakan arsitektur Belanda bentukan atap dari
istana ini juga merupakan pengaruh dari arsitektur timur tengah atau Islam, dimana bentuk atap memiliki lengkungan yang panjangnya berkisar 5 sampai
dengan 8 meter dan bentuk kurva atau arcade di beberapa bagian atap istana. Kurva atap tersebut berbentuk kapal yang terbalik dikenal dengan Persia Curve.
Ciri khas bentukan atap ini merupakan ciri khas bangunan di negara Timur Tengah, dan Turki. Penerapan ciri arsitektur yang beragam yakni arsitektur
Melayu, Islam atau Timur Tengah, Eropa yakni Italia dan Belanda, beragam gaya arsitektur ini diakui dan telah terbukti dari beberapa penelitian Lampiran 1.
Walupun bangunan Istana Maimoon memiliki keaneka ragam gaya arsitektur, arsitektur Melayu adalah gaya arsitektur yang paling ditonjolkan, khusunya pada
eksterior bangunan. Bangunan Istana Maimoon berdiri dari tahun 1888
– sekarang, namun terdapat beberapa periode perbaikan-perbaikan yang pernah dilaksanakan secara
berturut-turut yakni tahun 1948, 1959, 1973, dan 1974-1975 dimana perbaikan- perbaikan yang dilakukan adalah berupa pengecetan kembali bangunan istana, dan
perbaikan taman dan peralatan istana.
Gambar 2.2. Singgasana raja.
Universitas Sumatera Utara
17 Gambar 2.3. Prasasti Marmer Menggunakan Bahasa Belanda
Gambar 2.4. Pintu dan Jendela yang lebar sebagai alur sirkulasi udara bergaya Arsitektur Eropa
Gambar 2.5. Istana Maimoon yang merupakan salah satu bangunan peninggalan dari arsitektur Melayu Deli
Universitas Sumatera Utara
18 Gambar 2.6. Bagian-bagian eksterior dan interior dari bangunan Istana
Maimoon
2.4 Ragam Hias Pada Bukaan Melayu