xxiv
Belanja modal merupakan pengeluaran yang dimaksudkan untuk memperoleh aset tetap pemerintah daerah seperti tanah, gedung, bangunan,
peralatan, infrastruktur dan harta tetap lainnya dengan cara pengadaan penambahan penggantian peningkatan pembangunan aset tetap tersebut. Aset
tetap yang dimiliki sebagai akibat dari belanja modal tersebut merupakan hasil dari alokasi dana untuk anggaran belanja modal yang terdapat di laporan APBD
dimana besarnya jumlah pengalokasiannya itu didasarkan pada kebutuhan daerah akan sarana dan prasarana baik untuk kelancaran pelaksanaan tugas pemerintahan
maupun sebagai fasilitas publik.
2.1.5 Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan asli daerah PAD adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Pendapatan asli daerah terdiri dari: 1. Pajak daerah
2. Retribusi daerah 3. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan
4. Pendapatan lain asli daerah yang sah Dalam upaya meningkatkan PAD daerah dilarang menetapkan peraturan
daerah tentang pendapatan yang menyebabkan ekonomi biaya tinggi dan dilarang menetapkan peraturan daerah tentang pendapatan yang menghambat mobilitas
penduduk, lalu lintas barang dan jasa antardaerah, dan kegiatan eksporimpor. Yang dimaksud dengan peraturan daerah tentang pendapatan yang menyebabkan
Universitas Sumatera Utara
xxv
ekonomi biaya tinggi adalah peraturan daerah yang mengatur pengenaan pajak dan retribusi oleh daerah terhadap objek-objek yang telah dikenakan pajak oleh
pusat dan provinsi sehingga menyebabkan menurunnya daya saing daerah Yani, 2008.
1. Pajak daerah Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang
pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah. Yang
tergolong pajak daerah adalah pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak pengambilan
bahan galian golongan c, dan pajak parkir. 2. Retribusi daerah
Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan danatau
diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.
Menurut Saragih 2003 : 65, “semakin banyak jenis pelayanan publik dan meningkatnya mutu pelayanan publik yang diberikan oleh
pemerintah daerah terhadap masyarakatnya, maka kecenderungan perolehan dana retribusi semakin besar”. Namun tentunya hal ini
harus didukung kesadaran maupun kepedulian masyarakat atas
Universitas Sumatera Utara
xxvi
pelayanan publik yang telah disediakan pemerintah daerah untuk membayar retribusi.
3. Hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan merupakan
hasil yang diperoleh dari pengelolaan kekayaan yang terpisah dari pengelolaan APBD. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan ini mencakup a. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik
daerahBadan Usaha Milik Daerah b. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik
pemerintahBadan Usaha Milik Negara BUMN c. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik
swasta atau kelompok usaha masyarakat 4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
Lain-lain PAD yang sah merupakan penerimaan daerah yang tidak termasuk dalam jenis pajak daerah, retribusi daerah, dan hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. Jenis-jenis lain-lain pendapatan daerah yang sah menurut UU No 33 Tahun 2004 terdiri
dari: a. Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan
b. Jasa giro c. Pendapatan bunga
d. Penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah e. Penerimaan komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai
akibat dari penjualan danatau pengadaan barang danatau jasa oleh daerah
Universitas Sumatera Utara
xxvii
f. Penerimaan keuntungan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing
g. Pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan h. Pendapatan denda pajak
i. Pendapatan denda retribusi j. Pendapatan hasil eksekusi atas jaminan
k. Pendapatan dari pengembalian l. Fasilitas sosial dan fasilitas umum
m. Pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan dan n. Pendapatan dari angsurancicilan penjualan.
Menurut Mahi 2000:58-59, pendapatan asli daerah belum bisa diandalkan sebagai sumber pembiayaan utama otonomi daerahkabupaten kota
disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut: 1. Relatif rendahnya basis pajakretribusi daerah
Pajakretribusi yang ditetapkan untuk daerah kabupatenkota memiliki basis pungutan yang relatif kecil dan sifatnya bervariasi antar daerah.
Daerah pariwisata dan daerah yang memiliki aktivitas yang luas akan menikmati penerimaan PAD yang besar dan daerah pertanian akan
menikmati penerimaan PAD yang relatif kecil.
2. Perannya yang tergolong kecil dalam total penerimaan daerah Sebagian besar penerimaan daerah masih berasal dari bantuan pusat
dalam bentuk bantuan dan subsidi. Dari segi upaya pemungutan pajak, banyaknya bantuan dan subsidi ini mengurangi usaha daerah dalam
pemungutan PADnya dan lebih mengandalkan kemampuan negosiasinya terhadap pusat untuk memperoleh tambahan bantuan.
3. Kemampuan administrasi pemungutan di daerah masih rendah Pemungutan pajak di daerah cenderung dibebani dengan biaya pungut
yang besar dan pengelolaan PAD yang ditetapkan berdasarkan target. Akibatnya beberapa daerah lebih condong memenuhi target, walaupun
dari segi pertumbuhan ekonomi sebenarnya pemasukan pajak dapat melampaui target yang telah ditetapkan.
4. Kemampuan perencanaan dan pengawasan keuangan yang lemah. Pemungutan pajak selalu mengalami kebocoran-kebocoran yang
cukup besar, sebagai dampak daripada lemahnya kemampuan aparat perencana dan pengawas keuangan.
Pemerintah daerah hendaknya selalu mengevaluasi kinerja mereka setiap tahunnya terlebih pada kinerja mereka dalam meningkatkan penerimaan daerah
dari potensi daerah yang dimiliki.
Universitas Sumatera Utara
xxviii
2.1.6 Dana Alokasi Umum