xxxiv
dilakukan Putro 2011 menggunakan objek penelitian di kabupatenkota Provinsi Jawa Tengah dengan periode penelitian tahun 2006-2008. Harahap 2009
menggunakan objek penelitian kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara dengan sampel sebanyak 16 dan periode penelitian tahun 2005-2007.
Penelitian ini menambah variabel dana bagi hasil pada variabel independennya sehingga membedakan penelitian yang dilakukan oleh Situngkir
2009 dan Putro 2011. Penelitian yang dilakukan Harahap 2009 hanya menggunakan variabel dana bagi hasil saja sebagai variabel independennya
sementara penelitian ini menggunakan variabel pendapatan asli daerah, dana alokasi umum dan dana bagi hasil sebagai variabel independennya.
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual menjelaskan tentang bagaimana pertautan teori- teori yang berhubungan dengan variabel penelitian yang ingin diteliti, yaitu
variabel bebas dan variabel terikat. Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan teoritis yang telah diuraikan sebelumnya, peneliti membuat kerangka
konseptual sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
xxxv
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
H
1
H
2
H
3
H
4
Pendapatan asli daerah adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Salah satu keberhasilan otonomi daerah adalah berkurangnya ketergantungan daerah terhadap transfer fiskal dari pemerintah pusat dengan
meningkatnya pendapatan asli daerah untuk memenuhi belanja pemerintah daerah. Semakin besar pendapatan asli daerah yang dihasilkan maka semakin besar pula
pengalokasian anggaran belanja modal. Dana alokasi umum sebagai bagian dari kebijakan transfer fiskal dari
pusat ke daerah berfungsi sebagai faktor pemerataan fiskal antara daerah-daerah serta memperkecil kesenjangan kemampuan keuangan antar daerah. Jika dana
alokasi umum yang diterima pemerintah daerah dari pemerintah pusat besar, maka Pengalokasian
Anggaran Belanja Modal Y
Pendapatan Asli Daerah X1
Dana Alokasi Umum X2
Dana Bagi Hasil X3
Universitas Sumatera Utara
xxxvi
kekurangan sumber pendanaan terhadap belanja daerah khususnya pengalokasian anggaran belanja modal dapat tertutupi.
Dana bagi hasil terdiri dari dana bagi hasil pajak dan dana bagi hasil sumber daya alam. Jika pemerintah daerah menginginkan transfer bagi hasil yang
tinggi maka pemerintah daerah harus dapat mengoptimalkan potensi pajak dan sumber daya alam yang dimiliki oleh masing-masing daerah sehingga kontribusi
yang diberikan dana bagi hasil terhadap pendapatan daerah dapat meningkat sehingga besarnya pengalokasian anggaran belanja modal semakin meningkat
pula. Belanja modal bertujuan untuk menambah aset tetap yang nantinya akan
digunakan sebagai fasilitas untuk meningkatkan pendapatan daerah. Pendapatan daerah yang terbatas menyebabkan pemerintah daerah dituntut untuk bijaksana
dalam menentukan berapa besar pengalokasian anggaran belanja modalnya. Besarnya pengalokasian anggaran terhadap belanja modal tergantung pada
besarnya pendapatan yang diperoleh oleh daerah. Semakin besar pendapatan daerah yang diperoleh maka semakin besar pula pengalokasian anggaran belanja
modal.
2.4 Hipotesis Penelitian