Dana Alokasi Umum Dana Bagi Hasil

xxviii

2.1.6 Dana Alokasi Umum

Menurut UU Nomor 33 Tahun 2004 dana alokasi umum adalah “dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi”. Dana alokasi umum bertujuan untuk pemerataan kemampuan keuangan antardaerah yang dimaksudkan untuk mengurangi ketimpangan kemampuan antardaerah melalui penerapan formula yang mempertimbangkan kebutuhan dan potensi daerah. Pada dasarnya dana alokasi umum merupakan salah satu bentuk dari transfer yang bersifat umum block grant yang pemanfaatan dan pengalokasiannya sepenuhnya merupakan kewenangan penerima transfer, yaitu pemerintah daerah Sumarsono, 2003:21. Maka pemerintah daerah dituntut untuk bersikap bijak dalam menentukan anggaran pendapatan dan belanja daerahnya tiap tahunnya sehingga sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai pemerintah daerah yaitu pembangunan ekonomi yang merata serta tercapainya pelayanan publik yang baik. Dana alokasi umum merupakan komponen terbesar dari dana perimbangan dalam APBN. Totalnya hampir mencapai 75 tujuh puluh lima persen dari total dana perimbangan. Jumlah keseluruhan dana alokasi umum ditetapkan sekurang-kurangnya 26 dua puluh enam persen dari pendapatan dalam negeri neto yang ditetapkan dalam APBN. Dana alokasi umum suatu daerah dialokasikan atas dasar celah fiskal dan alokasi dasar. Menurut Saragih 2003 : 98, “celah fiskal fiscal gap merupakan selisih antara kebutuhan daerah Universitas Sumatera Utara xxix fiscal need dan potensi daerah fiscal capacity”. Alokasi DAU bagi daerah yang potensi fiskalnya besar, tetapi kebutuhan fiskal kecil akan memperoleh DAU relatif kecil. Sebaliknya, daerah yang potensi fiskalnya kecil, namun kebutuhan fiskal besar, akan memperoleh DAU relatif besar. Alokasi dasar dihitung berdasarkan jumlah gaji pegawai negeri sipil daerah.

2.1.7 Dana Bagi Hasil

Menurut UU Nomor 33 Tahun 2004 dana bagi hasil adalah “dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka persentase untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi”. Dana bagi hasil ini ditinjau dari potensi daerah penghasil. Daerah yang memiliki sumber daya alam yang melimpah tentunya akan mendapat persentase yang lebih besar dari pada daerah yang memiliki sedikit sumber daya alamnya. Penerimaan dana bagi hasil pajak diprioritaskan untuk mendanai perbaikan lingkungan pemukiman perkotaan dan dipedesaan, pembangunan irigasi, jaringan jalan dan jembatan sedangkan penerimaan dana bagi hasil sumber daya alam diutamakan pengalokasiannya untuk mendanai pelestarian lingkungan areal pertambangan, perbaikan dan penyediaan fasilitas umum dan fasilitas sosial, fasilitas pelayanan kesehatan dan pendidikan untuk tercapainya standar pelayanan minimal yang ditetapkan peraturan perundang-undangan Sumarsono, 2010-119. Penerimaan negara yang dibagihasilkan menurut UU No 33 Tahun 2004 terdiri atas: Universitas Sumatera Utara xxx 1. Penerimaan Pajak a. Pajak bumi dan bangunan PBB Penerimaan negara dari pajak bumi dan bangunan dibagi dengan imbangan 10 untuk pemerintah pusat dan 90 untuk daerah. Dana bagi hasil PBB untuk daerah sebesar 90 sebagaimana dimaksud diatas dibagi dengan rincian sebagai berikut 1 16,2 untuk daerah provinsi yang bersangkutan 2 64,8 untuk kabupatenkota yang bersangkutan 3 9 untuk biaya pemungutan Selanjutnya 10 penerimaan pajak bumi dan bangunan bagian pemerintah pusat sebagaimana pembagian diatas dialokasikan kepada seluruh kabupaten dan kota dengan rincian sebagai berikut: 1 6,5 dibagikan secara merata kepada seluruh kabupaten dan kota 2 3,5 dibagikan secara intensif kepada kabupaten danatau kota yang realisasi penerimaan pajak bumi dan bangunan sektor pedesaan dan perkotaan sebelumnya mencapaimelampaui rencana penerimaan yang ditetapkan. b. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan BPHTB Penerimaan negara dari bea perolehan hak atas tanah dan bangunan dibagi dengan imbangan 20 untuk pemerintah pusat dan 80 untuk daerah. DBH BPHTB untuk daerah sebesar 80 dibagi untuk daerah dengan rincian 1 16 untuk provinsi yang bersangkutan 2 64 untuk kabupatenkota yang bersangkutan. Selanjutnya bagian pemerintah sebesar 20 dialokasikan dengan porsi yang sama besar untuk seluruh kabupaten dan kota. c. Pajak Penghasilan PPh Pasal 25 dan Pasal 29 Wajib Pajak Orang pribadi dalam negeri dan PPh Pasal 21 Dana bagi hasil dari penerimaan PPh Pasal 25 dan Pasal 29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan PPh Pasal 21 yang merupakan bagian dari daerah adalah sebesar 20 dengan rincian 1 60 untuk kabupatenkota 2 40 untuk provinsi 2. Penerimaan Bukan Pajak Sumber Daya Alam a. Sektor kehutanan Penerimaan kehutanan yang berasal dari penerimaan Iuran Hak Pengusahaan Hutan IHPH dan Provisi Sumber Daya Hutan PSDH yang dihasilkan dari wilayah daerah yang bersangkutan dibagi dengan imbangan 20 dua puluh persen untuk Pemerintah dan 80 delapan puluh persen untuk daerah. Penerimaan kehutanan yang berasal dari dana reboisasi dibagi dengan imbangan sebesar 60 enam puluh persen untuk pemerintah dan 40 empat puluh persen untuk daerah. b. Sektor Pertambangan Umum Universitas Sumatera Utara xxxi Penerimaan pertambangan umum yang dihasilkan dari wilayah daerah yang bersangkutan, dibagi dengan imbangan 20 dua puluh persen untuk pemerintah dan 80 delapan puluh persen untuk daerah. c. Sektor Pertambangan Minyak Bumi Penerimaan pertambangan minyak bumi yang dihasilkan dari wilayah daerah yang bersangkutan setelah dikurangi komponen pajak dan pungutan lainnya sesuai dengan peraturan perundang- undangan, dibagi dengan imbangan 84,5 delapan puluh empat setengah persen untuk pemerintah dan 15,5 lima belas setengah persen untuk daerah. d. Sektor Pertambangan Gas Bumi Penerimaan pertambangan gas bumi yang dihasilkan dari wilayah daerah yang bersangkutan setelah dikurangi komponen pajak dan pungutan lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan, dibagi dengan imbangan 69,5 enam puluh sembilan setengah persen untuk pemerintah dan 30, 5 tiga puluh setengah persen untuk daerah. e. Sektor Perikanan Penerimaan perikanan yang diterima secara nasional dibagi dengan perimbangan 20 dua puluh persen untuk pemerintah dan 80 delapan puluh persen untuk daerah. f. Sektor Pertambangan Panas Bumi Pertambangan panas bumi yang dihasilkan dari wilayah daerah yang bersangkutan yang merupakan penerimaan negara bukan pajak, dibagi dengan imbangan 20 dua puluh persen untuk pemerintah dan 80 delapan puluh persen untuk daerah. Saat ini terjadi polemik antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah yang memiliki sektor perkebunan yang luas termasuk Provinsi Sumatera Utara. Banyak pihak yang menyuarakan agar pemerintah pusat merevisi UU No 33 Tahun 2004 Pasal 11 tentang Dana Bagi Hasil dan memasukkan sektor perkebunan sebagai bagian dari dana bagi hasil antara pusat dan daerah. Provinsi Sumatera Utara sendiri selama ini dikenal sebagai penghasil devisa negara dari produksi perkebunan. Tentunya jika sektor perkebunan menjadi bagian dari dana bagi hasil maka Pemerintah Provinsi Sumatera Utara mendapatkan pendapatan daerah yang tinggi. Universitas Sumatera Utara xxxii

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

7 86 98

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

5 90 92

Pengaruh Rasio Efektifitas Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Provinsi Riau

12 97 86

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Dan Luas Wilayah Terhadap Belanja Modal Dengan Dana Alokasi Khusus Sebagai Variabel Moderating Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara

2 91 90

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

2 39 85

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum Terhadap Belanja Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 35 106

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum Dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Anggaran Belanja Modal Pada Pemko/Pemkab Sumatera Utara

1 65 74

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

1 40 75

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 0 11

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 0 12