dan kematian. Dengan rusaknya membran glomerulus, protein akan keluar melalui urine sehingga tekanan osmotik koloid plasma berkurang dan menyebabkan edema,
yang sering dijumpai pada hipertensi kronis.
22
Ensefalopati kerusakan otak dapat terjadi, terutama pada hipertensi maligna hipertensi yang meningkat cepat dan berbahaya. Tekanan yang sangat
tinggi pada kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan ke ruang interstisial diseluruh susunan saraf pusat. Neuron-neuron di
sekitarnya kolaps dan terjadi koma serta kematian.
22
2.5. Epidemiologi Hipertensi 2.5.1. Distribusi dan Frekuensi Hipertensi
a. Orang
Menurut Kaplan 1991 prevalensi penderita hipertensi umumnya paling tinggi dijumpai pada usia 40 tahun. Penderita kemungkinan mendapat komplikasi
pembuluh darah otak 6-10 kali lebih besar pada usia 30-40 tahun.
23
Hasil Riset Kesehatan Dasar Riskesdas Balitbangkes tahun 2007 menunjukan prevalensi hipertensi pada penduduk umur 18 tahun ke atas secara
nasional mencapai 31,7. Berdasarkan kelompok umur yang paling tinggi terdapat pada kelompok umur 65-74 tahun yaitu 63,5 dan pada kelompok umur diatas 75
tahun yaitu 67,3. Berdasarkan jenis kelamin prevalensi hipertensi pada laki-laki sebesar 31,3 dan pada perempuan 31,9.
24
Universitas Sumatera Utara
b. Tempat
Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah hasil Riset Kesehatan Dasar Riskesdas Balitbangkes tahun 2007 menurut provinsi, prevalensi hipertensi tertinggi
di Kalimantan Selatan 39,6 dan terendah di Papua Barat 20,1. Provinsi Jawa Timur 37,4, Bangka Belitung 37,2, Jawa Tengah 37,0, Sulawesi Tengah
36,6, DI Yogyakarta 35,8, Riau 34,0, Sulawesi Barat 33,9, Kalimantan Tengah 33,6, dan Nusa Tenggara Barat 32,4, merupakan provinsi yang
mempunyai prevalensi hipertensi lebih tinggi dari angka nasional 31,7.
24
Secara nasional, 10 kabupatenkota dengan prevalensi hipertensi pada penduduk umur 18 tahun tertinggi adalah Natuna 53,3, Mamasa 50,6, Katingan
49,6, Wonogiri 49,5, Hulu Sungai Selatan 48,2, Rokan Hilir 47,7, Kuantan Senggigi 46,3, Bener Meriah 46,1, Tapin 46,1, dan Kota Salatiga
45,2. Sedangkan 10 kabupatenkota yang mempunyai prevalensi hipertensi pada penduduk umur 18 Tahun terendah adalah Jayawijaya 6,8, Teluk Wondama
9,4, Bengkulu Selatan 11,0, Kepulauan Mentawai 11,1, Tolikara 12,5, Yahukimo 13,6, Pegunungan Bintang 13,9, Seluma 14,6, Sarmi 14,6,
dan Tulang Bawang 15,9.
24
Penduduk yang tinggal di daerah pesisir pantai lebih rentan terhadap penyakit hipertensi karana tingkat mengonsumsi garam lebih tinggi dibandingkan daerah
pegunungan yang lebih banyak mengonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan.
23
c. Waktu