Klasifikasi Hipertensi 1. Berdasarkan Penyebab Hipertensi Primer Hipertensi Esensial Gejala Klinis

2.1.2. Tekanan Darah

Tekanan darah adalah gaya atau dorongan darah ke dinding arteri saat darah dipompa keluar dari jantung ke seluruh tubuh. 7 Gaya yang menghasilkan kekuatan memungkinkan darah sebagai pembawa oksigen serta zat-zat lain yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh dapat beredar sehingga seluruh jaringan tubuh dapat hidup dan dapat melaksanakan masing-masing tugasnya. 17 Tekanan darah terdiri dari tekanan sistolik dan tekanan diastolik. Tekanan darah sistolik TDS yaitu tekanan di arteri saat jantung berdenyut atau berkontraksi memompa darah ke sirkulasi. Tekanan darah diastolik TDD yaitu tekanan di arteri saat jantung berelaksasi di antara dua denyutan kontraksi. Tekanan darah pada orang dewasa sangat bervariasi. Tekanan darah sistolik berkisar antara 95-140 mmHg. Di lain pihak tekanan diastolik berkisar antara 60-90 mmHg. Walaupun demikian tekanan darah pada umumnya berkisar pada rata-rata nilai normal sekitar 120 mmHg untuk tekanan sistolik dan 80 mmHg untuk tekanan diastolik. Kedua tekanan tersebut di atas merupakan tekanan yang dihasilkan oleh aktivitas kerja jantung sebagai pompa dan menyebabkan darah mengalir di dalam sistem arteri secara terputus-putus dan terus-menerus tiada henti-hentinya. 7,18 2.2. Klasifikasi Hipertensi 2.2.1. Berdasarkan Penyebab

a. Hipertensi Primer Hipertensi Esensial

Hipertensi primer atau hipertensi esensial adalah hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui, walaupun dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya Universitas Sumatera Utara hidup seperti kurang bergerak inaktivitas dan pola makan. Terjadi pada sekitar 90 penderita hipertensi. Hipertensi primer kemungkinan disebabkan oleh beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah. 19 Selama 75 tahun terakhir telah banyak penelitian untuk mencari etiologinya. Tekanan darah merupakan hasil curah jantung dan resistensi vascular sehingga tekanan darah meningkat jika curah jantung meningkat, resistensi vascular perifer bertambah, atau keduanya. Meskipun mekanisme yang berhubungan dengan penyebab hipertensi melibatkan perubahan-perubahan tersebut, hipertensi sebagai kondisi klinis biasanya diketahui beberapa tahun setelah kecenderungan ke arah sana di mulai. 20 Pada hipertensi yang baru mulai curah jantung biasanya sedikit meningkat dan resistensi perifer normal. Pada tahap hipertensi lanjut, curah jantung cenderung menurun dan resistensi perifer meningkat. Adanya hipertensi juga menyebabkan penebalan dinding arteri dan arteriol. Banyaknya faktor yang mempengaruhi dan mungkin berbeda antar individu menyebabkan penelitian etiologinya semakin sulit. 20

b. Hipertensi Sekunder Hipertensi non Esensial

Hipertensi sekunder adalah jika penyebabnya diketahui. Pada sekitar 5-10 penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu misalnya pil KB. 19 Sekitar 5 prevalensi hipertensi telah diketahui penyebabnya, dan dapat dikelompokkan seperti di bawah ini. 20 Universitas Sumatera Utara b.1. Penyakit parenkim ginjal 3. Setiap penyebab gagal ginjal glomerulonefritis, pielonefritis, sebab-sebab penyumbatan akan menyebabkan kerusakan parenkim akan cenderung menimbulkan hipertensi dan hipertensi itu sendiri akan mengakibatkan kerusakan ginjal. b.2. Penyakit renovaskular 1. Terdiri atas penyakit yang memnyebabkan gangguan pasokan darah ginjal dan secara umum dibagi atas aterosklerosis, yang terutama mempengaruhi sepertiga bagian proksimal arteri renalis dan paling sering terjadi pada pasien usia lanjut, dan fibrodisplasia yang terutama mempengaruhi 23 bagian distal. b.3. Endokrin 1. Pertimbangan aldosteronisme primer sindrom Conn jika terdapat hipokelemia bersama hipertensi. Tingginya kadar aldosteron dan rennin yang rendah akan mengakibatkan kelebihan overload natrium dan air.

2.2.2. Berdasarkan TDS dan TDD

Menurut The Joint National Committee on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure JNC-VII tahun 2003 hipertensi dibedakan berdasarkan Tekanan Darah Sistolik TDS dan Tekanan Darah Diastolik TDD sebagai berikut: 15 e. Normal bila tekanan darah sistolik 120 mmHg dan diastolik 80 mmHg f. Prehypertension bila tekanan darah sistolik 120-139 mmHg dan diastolik 80- 89 mmHg g. Hipertensi stadium 1 bila tekanan darah sistolik 140-159 mmHg dan diastolik 90-99 mmHg Universitas Sumatera Utara h. Hipertensi stadium 2 bila tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan diastolik ≥100 mmHg

2.3. Gejala Klinis

Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala, meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi. Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan. 19 Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut yaitu sakit kepala, kelelahan, mual, muntah,sesak nafas, gelisah, pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung, dan ginjal. Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan di otak. 19 Hipertensi yang berujung pada komplikasi menunjukkan gejala kerusakan organ. Adapun yang menjadi gejala kerusakan organ yaitu: 6 2.3.1. Otak dan mata: sakit kepala, vertigo, penglihatan terganggu, serangan iskemik sesaat, gangguan panca indera atau gerak 2.3.2. Jantung: berdebar-debar, nyeri dada, napas pendek, pergelangan kaki bengkak 2.3.3. Ginjal: haus, poliuria, nokturia, hematuria 2.3.4. Arteri perifer: tangan kaki dingin, pincang berkala claudicatio intermittens Universitas Sumatera Utara

2.4. Komplikasi