Status Penyakit Penyerta Penyakit Penyerta

6.1.4. Status Penyakit Penyerta

Proporsi penderita hipertensi berdasarkan status penyakit penyerta yang dirawat inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar tahun 2010-2011 dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Gambar 6.9. Diagram Pie Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Status Penyakit Penyerta yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2010-2011 Berdasarkan Gambar 6.9. dapat diketahui bahwa proporsi penderita hipertensi berdasarkan status penyakit penyerta umumnya adalah tidak ada penyakit penyerta sebesar 76,9. Dan sisanya yang terendah adalah terdapat penyakit penyerta sebesar 23,1. Meskipun sebagian besar penderita tidak memiliki penyakit penyerta namun penderita tetap perlu dirawat untuk mengontrol tekanan darah kembali normal dan mencegah terjadinya komplikasi. Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala, meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan Universitas Sumatera Utara dengan tekanan darah tinggi. Tekanan darah kita secara alami berfluktuasi sepanjang hari. Tekanan darah tinggi tersebut menjadi masalah hanya bila tekanan darah itu persisten. 7 Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Lastiar 2009 di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten Toba Samosir yang memperoleh proporsi penderita hipertensi dengan adanya penyakit penyerta tertinggi adalah tidak ada sebesar 81,2. Dan yang terendah adalah ada penyakit penyerta sebesar 18,8. 44

6.1.5. Penyakit Penyerta

Proporsi penderita hipertensi berdasarkan penyakit penyerta yang dirawat inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar tahun 2010-2011 dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Universitas Sumatera Utara Gambar 6.10. Diagram Bar Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Penyakit Penyerta yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2010-2011 Berdasarkan Gambar 6.10. dapat diketahui bahwa proporsi penderita hipertensi berdasarkan penyakit penyerta adalah Stroke dan Diabetes MellitusDM dengan masing-masing sebesar 33,3 dan yang terendah adalah Gagal Ginjal sebesar 3,4 . Stroke dapat terjadi akibat hemoragi tekanan tinggi di otak, atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak yang terpajan tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronis apabila arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan penebalan, sehingga aliran darah ke area otak yang diperdarahi berkurang. Arteri otak yang mengalami arterosklerosis dapat melemah sehingga meningkatkan kemungkinan terbentuknya aneurisma. 22 33,3 33,3 20,0 10,0 3,4 5 10 15 20 25 30 35 Stroke Diabetes Mellitus DM Penyakit Jantung Koroner PJK Lebih dari satu Gagal Ginjal P ro p o rs i Penyakit Penyerta Penderita Hipertensi Universitas Sumatera Utara Tekanan darah secara alami berfluktuasi sepanjang hari. Tekanan darah tinggi menjadi masalah hanya bila tekanan darah tersebut persisten. Tekanan seperti membuat sistem sirkulasi dan organ yang mendapat suplai darah termasuk jantung dan otak menjadi tegang. 7 Bila tekanan darah tinggi tidak dapat dikontrol dengan baik, maka dapat terjadi serangkaian komplikasi serius dan penyakit kardiovaskular seperti angina atau rasa tidak nyaman di dada dan serangan jantung, stroke, gagal jantung, kerusakan ginjal, gagal ginjal, masalah mata, hipertensif encephalopathy sering dirujuk pada penyakit organ akhir. 21 Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Nenny 2011 di Rumah Sakit Bhayangkara Medan Tahun 2008-2010 memperoleh proporsi penderita hipertensi yang mengalami komplikasi tertinggi adalah diabetes mellitus sebesar 39,7. 39 Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Lastiar 2009 di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten Toba Samosir Tahun 2005-2007 memperoleh proporsi penderita hipertensi yang mengalami komplikasi tertinggi adalah stroke sebesar 66,6. 44

6.1.6. Lama Rawatan Rata-rata