Hak Asuh Anak Di Bawah Umur Berdasarkan Undang-Undang

anak itu sudah dapat ditanya kepada siapa dia akan terus ikut. Kalau anak tersebut memilih ibunya, maka si ibu tetap berhak mengasuh anak itu, kalau anak memilih ikut bapaknya, maka hak mengasuh ikut pindah pada bapak. Pendapat yang sama dengan pendapat Soemiyati tersebut, dikemukakan oleh Hilman Hadikusuma, yang menjelaskan bahwa bapak yang bertanggung jawab semua biaya pemeliharaan dan pendidikan yang diperlukan anak setelah putusnya perkawinan karena perceraian. Jika bapak dalam kenyataannya tidak dapat melaksanakan kewajibannya membiayai pemeliharaan dan pendidikan anak, maka pengadilan dapat menentukan bahwa ibu ikut memikul tanggung jawab membiayai pemeliharaan dan pendidikan anak itu.

C. Hak Asuh Anak Di Bawah Umur Berdasarkan Undang-Undang

Perkawinan dan Undang-Undang Perlindungan Anak Perwalian adalah pengawasan terhadap anak yang dibawah umur, yang tidak berada di bawah kekuasaan orang tua serta pengurusan benda atau kekayaan anak tersebut diatur oleh Undang-undang. Dengan demikian, berada di bawah perwalian, anak yang berada di bawah perwalian, adalah : a. Anak sah yang kedua orang tuanya telah dicabut kekuasaannya sebagai orang tua; b. Anak sah yang orang tuanya telah bercerai; c. Anak yang lahir di luar perkawinan natuurlijk kind. 42 Kata anak dibawah umur sering dipergunakan untuk menunjukkan anak yang usianya masih sangat muda atau beberapa tahun di bawah batas usia terendah 42 Subekti ,ibid, Hal. 53 Universitas Sumatera Utara untuk dinyatakan dewasa secara hukum. Batas usia minimum orang Dewasa di Indonesia masih sangat beragam, ketentuan seorang anak dikatakan di bawah umur atau belum dewasa, atau disebut sebagai anak-anak adalah tergantung masalah atau perbuatan dalam bidang hukum yang mana dan dalam keperluan apa, karena berbeda undang-undang maka berbeda pula penetapan istilah anak-anak. Dalam Undang-Undang perkawinan tidak terdapat pasal yang menjelaskan hak asuh anak pasca cerai jatuh pada ayah atau ibu, Undang-Undang perkawinan pun tidak menjelaskan definisi yang jelas mengenai apa itu hak asuh anak. Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan secara tegas menyebutkan bahwa tentang penguasaan anak adalah rangkaian dari hukum perkawinan di Indonesia, akan tetapi hukum penguasaan anak tersebut belum diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang penjelasan UU No. 1 Tahun 1974 secara luas dan rinci. Dalam Peradilan agama masalah penguasaan anak masih mempergunakan hukum hadhanah dari kitab-kitab fikih ketika memutus perkara yang berhubungan tentang penguasaan anak itu. Sedangkan dalam Pengadilan Negeri, masalah penguasaan anak adalah atas putusan Hakim melihat kepada siapa kepentingan anak tersebut lebih terjamin. Dalam Undang-undang Nomor Tahun 1974 tentang Perkawinan pasal 41, dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan antara tanggung jawab terhadap anak secara materil dengan tanggung jawab pengasuhan. Pasal 41 ini lebih cenderung memfoukuskan kepada kewajiban dan tanggung jawab materil yang menjadi tanggung jawab suami apabila ia mampu, dan jika suami tidak mampu maka Pengadilan dapat menentukan lain sesuai dengan keyakinan hakim itu sendiri. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Penjelasan Pasal 49 UU No. 1 Tahun 1974, yang dimaksud dengan “kekuasaan” dalam pasal ini tidak termasuk kekuasaan sebagai wali nikah. Jika dicermati “wali” dalam UU No. 1 Tahun 1974, terdapat perbedaan antara wali nikah yang diatur dalam Pasal 26 dengan wali anak yang diatur dalam Pasal 50 sampai dengan Pasal 54. Wali nikah adalah orang yang berhak menikahkan anak wanita dengan calon suaminya, sedangkan wali anak yang dimaksud adalah wali dari anak yang belum mencapai umur 18 delapan belas tahun atau belum pernah kawin, yang tidak berada di bawah kekuasaan orang tua. 43 Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak. Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk di dalamnya adalah anak yang masih ada di dalam kandungan Pasal 1 angka 1 UU No. 23 Tahun 2002. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami atau istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya, atau keluarga sedarah dalam garis lurus ke atas atau ke bawah sampai derajat ketiga Pasal 1 angka 3 UU No. 23 Tahun 2002. Kuasa asuh adalah kekuasaan orang tua untuk mengasuh. Mendidik, memelihara, membina melindungi dan menumbuhkembangkan anak sesuai dengan agama yang dianutnya dan kemampuan, bakat serta minatnya. Pasal 1 angka 1 UU No. 23 Tahun 2002. 44 Seorang anak dapat bertumbuh kembang dengan baik, selain harus mendapatkan pemeliharaan yang baik, juga perlu berada dalam lingkungan yang baik pula. Dalam hal terjadi perceraian antara kedua orang tuanya, seorang anak 43 Muhammad Syaifudin, Op.cit, Hal. 360 44 Waluyadi, Op.cit, Hal. 14 Universitas Sumatera Utara juga harus dimintakan pendapatnya, sebagaimana diatur dalam Pasal 10 UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan “Setiap anak berhak menyatakan dan didengar pendapatnya, menerima, mencari, dan memberikan informasi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya demi pengembangan dirinya sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan dan kepatutan”. Universitas Sumatera Utara BAB IV HAK ASUH ANAK DI BAWAH UMUR KEPADA BAPAK

A. Penentuan Tanggung Jawab, Hak Asuh dan Pemeliharaan Terhadap