Pertanyaan Penelitian Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Perilaku

Cara ini membantu meminimalisir bau tidak sedap dan infeksi akibat tidak dijaganya kebersihan alat kelamin Dari survey awal yang dilakukan peneliti di SMP Negeri 3 Pulau Rakyat Kabupaten Asahan Tahun 2010 pada tanggal 22 Maret 2010 terhadap 50 orang siswa bahwa siswa mengatakan belum mengerti dan tidak mengetahui cara melakukan kebersihan dan menjaga kebersihan organ seksual atau reproduksi. Saat menstruasi 30 orang remaja putri hanya mengganti pembalut sebanyak 2 kali saja dalam sehari, 5 orang remaja putri yang lain menggunakan pembalut lain kain dan menggantinya 2 kali saja dalam sehari. Berdasarkan latar belakang tersebut dan karena belum dilakukannya penelitian tentang perilaku remaja putri dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi, maka peneliti tertarik untuk mengetahui lebih dalam lagi bagaimana perilaku remaja putri dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi di SMP Negeri 3 Pulau Rakyat Kabupaten Asahan Tahun 2010. Nilna, 2009.

2. Pertanyaan Penelitian

Adapun pertanyaan penelitian adalah: 1. Bagaimana pengetahuan remaja putri tentang kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi? 2. Bagaimana sikap remaja putri tentang kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi? 3. Bagaimana tindakan remaja putri tentang kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi? Universitas Sumatera Utara

3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah: Tujuan Umum: 1. Mengidentifikasi perilaku remaja putri dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi. Tujuan Khusus: 1. Mengidentifikasi pengetahuan remaja putri dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi. 2. Mengidentifikasi sikap remaja putri dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi. 3. Mengidentifikasi tindakan remaja putri dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi.

4. Manfaat Penelitian

1. Pendidikan Untuk meningkatkan pemberian asuhan keperawatan yang lebih komprehensif pada remaja putri dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi. 2. Praktek Keperawatan Sebagai informasi bagi perawat dalam meningkatkan pemberian pendidikan kesehatan dalam pelayanan kesehatan pada remaja putri tentang pentingnya dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi agar terhindar dari infeksi. Universitas Sumatera Utara 3. Tempat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan untuk menambah pengetahuan remaja putri dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi. 4. Peneliti Agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber penelitian selanjut khususnya tentang masalah dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

1. Perilaku

1.1 Pengertian Perilaku Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar Notoatmodjo, 2003. Skinner 1938 seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon. Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua: 1. Perilaku Tertutup Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup convert. Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan Universitas Sumatera Utara sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. 2. Perilaku terbuka Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang organisme terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit atau penyakit, sistim pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok : 1. Perilaku pemeliharaan kesehatan. Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. 2. Perilaku pencarian atau penggunaan sistem atau fasilitas kesehatan, atau sering disebut perilaku pencairan pengobatan. Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan. 3. Perilaku kesehatan lingkungan Adalah apabila seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya, dan sebagainya. Sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatan. Universitas Sumatera Utara 1.2 Domain Perilaku Benyamin Bloom 1908 seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku manusia itu didalam 3 domain ranahkawasan yakni: a kognitif, b afektif, c psikomotor. Dalam perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yakni: 1.2.1 Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan, misalnya apa air, apa manusia, apa alam dan sebagainya Notoadmodjo, 2005. Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu, pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni: indra penglihatan, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pangetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga Notoadmodjo, 2003. Pengetahuan yang dicakup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yakni: 1. Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dan perubahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. 2. Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Universitas Sumatera Utara 3. Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. 4. Analisis adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. 5. Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan keseluruhan yang baru. 6. Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi oleh penilaian terhadap suatu materi objek Notoadmodjo, 2003. Menurut Lukman 2007, ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu : 1. Umur Makin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun. 2. Intelegensi Intelegensi bagi seseorang merupakan salah satu modal untuk berfikir dan mengolah berbagai informasi secara terarah sehingga ia mampu menguasai lingkungan. 3. Lingkungan Lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi seseorang, dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang Universitas Sumatera Utara akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada cara berfikir seseorang. 4. Sosial budaya Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubunganya dengan orang lain, karena hubungan ini seseorang mengalami suatu proses belajar dan memperoleh suatu pengetahuan. 5. Pendidikan Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. 6. Informasi Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya televisi, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. 7. Pengalaman Pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu. Universitas Sumatera Utara Ada dua faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu faktor internal dan faktor eksternal: 1. Faktor internal meliputi : a. Kesehatan Sehat berarti keadaan fisik, mental dan sosial seseorang berfungsi secara optimal dan seimbang. b. Intelegensi Orang yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai intelegensi rendah. c. Perhatian Jika perhatian seseorang rendahkurang terhadap suatu materi, maka pemahaman terhadap materi tersebut akan berkurangmenurun. d. Minat Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang berbagai kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus disertai rasa senang berbeda dengan perhatian yang sifatnya sementara. e. Bakat Bakat adalah kemampuan untuk belajar, kemampuan itu akan terealisasi menjadi kecakapan nyata sesudah belajar atau berlatih. Universitas Sumatera Utara 2. Faktor eksternal meliputi : a. Keluarga Keluarga sangat menentukan dalam pendidikan, karena keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. b. Metode pembelajaran Untuk menghindari pelaksanaan cara belajar yang salah perlu suatu pembinaan. Dengan metode belajar yang tepat dan efektif, akan efektif pula hasil belajar seseorang. c. Masyarakat Pengaruh ini terjadi karena keberadaannya dalam masyarakat. Adapun bentuk kegiatan seseorang dalam masyarakat adalah berhubungan dengan media masa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat Adin, 2008. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan. Arikunto 1998 dalam Wibowo, 2008 mengemukakan bahwa untuk mengetahui secara kualitas tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang dapat dibagi menjadi tiga tingkat yaitu : 1. Tingkat pengetahuan baik 2. Tingkat pengetahuan cukup 3. Tingkat pengetahuan kurang. Universitas Sumatera Utara 1.2.2 Sikap Sikap merupakan reaksi atau respon terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka . Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek Notoatmodjo, 2003. Dalam bagian lain Allport 1954 menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok: 1. Kepercayaan keyakinan, ide, dan konsep terhadap suatu objek. 2. Kehidupan emosional atau evaluasi objek. 3. Kecenderungan untuk bertindak. Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh. Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting Notoatmodjo, 2003. Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan: 1. Menerima Menerima diartikan bahwa orang subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek. Universitas Sumatera Utara 2. Merespon Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut. 3. Menghargai Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi tingkat tiga. 4. Bertanggung Jawab Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi Notoatmodjo, 2003. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap: 1. Pengalaman pribadi Pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat. Sikap mudah terbentuk jika melibatkan faktor emosional. 2. Kebudayaan Pembentukan sikap tergantung pada kebudayaan tempat individu tersebut dibesarkan. 3. Orang lain yang dianggap penting Orang-orang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak tingkah laku dan opini kita, orang yang tidak ingin dikecewakan, dan yang berarti Universitas Sumatera Utara khusus. Misalnya: orangtua, pacar, suamiisteri, teman dekat, guru, pemimpin. 4. Media massa Media massa berupa media cetak dan elektronik Rahayuningsih, 2008. Salah satu problem metodologi dasar dalam psikologi sosial adalah bagaimana mengukur sikap seseorang. Beberapa teknik pengukuran sikap: antara lain: Skala Thrustone, Likert, Unobstrusive Measures, Analisis Skalogram dan Skala Kumulatif, dan Multidimensional Scaling. 1. Skala Thurstone Method of Equel-Appearing Intervals Metode ini mencoba menempatkan sikap seseorang pada rentangan kontinum dari yang sangat unfavorabel hingga sangat favorabel terhadap suatu obyek sikap. Caranya dengan memberikan orang tersebut sejumlah item sikap yang telah ditentukan derajad favorabilitasnya. Tahap yang paling kritis dalam menyusun alat ini seleksi awal terhadap pernyataan sikap dan penghitungan ukuran yang mencerminkan derajad favorabilitas dari masing-masing pernyataan. Derajat ukuran favorabilitas ini disebut nilai skala. Untuk menghitung nilai skala dan memilih pernyataan sikap, pembuat skala perlu membuat sampel pernyataan sikap sekitar lebih 100 buah atau lebih. Penrnyataan-pernyataan itu kemudian diberikan kepada beberapa orang penilai judges. Penilai ini bertugas untuk menentukan derajat favorabilitas masing- masing pernyataan. Favorabilitas penilai itu diekspresikan melalui titik skala rating yang memiliki rentang 1-11. Universitas Sumatera Utara 2. Skala Likert Method of Summateds Ratings Likert 1932 mengajukan metodenya sebagai alternatif yang lebih sederhana dibandingkan dengan skala Thurstone. Skala Thurstone yang terdiri dari 11 point disederhanakan menjadi dua kelompok, yaitu yang favorabel dan yang unfavorabel. Sedangkan item yang netral tidak disertakan. Untuk mengatasi hilangnya netral tersebut, Likert menggunakan teknik konstruksi test yang lain. Masing-masing responden diminta melakukan egreement atau disegreemen-nya untuk masing-masing item dalam skala yang terdiri dari 5 point Sangat setuju, Setuju, Ragu-ragu, Tidak setuju, Sangat Tidak Setuju. Semua item yang favorabel kemudian diubah nilainya dalam angka, yaitu untuk sangat setuju nilainya 5 sedangkan untuk yang sangat tidak setuju nilainya 1. Sebaliknya, untuk item yang unfavorabel nilai skala Sangat Setuju adalah 1 sedangkan untuk yang sangat tidak setuju nilainya 5. Seperti halnya skala Thurstone, skala Likert disusun dan diberi skor sesuai dengan skala interval sama. 3. Unobstrusive Measures. Metode ini berakar dari suatu situasi dimana seseorang dapat mencatat aspek-aspek perilakunya sendiri atau yang berhubungan sikapnya dalam pertanyaan. 4. Multidimensional Scaling. Teknik ini memberikan deskripsi seseorang lebih kaya bila dibandingkan dengan pengukuran sikap yang bersifat unidimensional. Namun demikian, pengukuran ini kadangkala menyebabkan asumsi-asumsi mengenai stabilitas Universitas Sumatera Utara struktur dimensinal kurang valid terutama apabila diterapkan pada lain orang, lain isu, dan lain skala item Suryanto, 2009. 1.2.3 Praktek atau Tindakan Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Disamping faktor fasilitas, juga diperlukan faktor dukungan dari pihak lain. Praktek ini mempunyai beberapa tingkatan : 1. Persepsi Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama. 2. Respon terpimpin Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat kedua. 3. Mekanisme Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mancapai praktik tingkat tiga. 4. Adopsi Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut. Universitas Sumatera Utara Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara langsung yakni dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari atau bulan yang lalu. Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden. Rogers 1974 dalam Notoatmodjo 2003, mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan yakni : 1. Kesadaran Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus objek. 2. Tertarik Dimana orang mulai tertarik pada stimulus 3. Evaluasi Menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. 4. Mencoba Dimana orang telah mulai mencoba perilaku baru. 5. Menerima Dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. Universitas Sumatera Utara

2. Remaja