Sikap Perilaku remaja putri dalam perawatan kebersihan alat kelamin

responden berpengetahuan baik dan memahami bahwa membersihkan alat kelamin pada saat menstruasi sebaiknya dapat dilakukan setiap sehabis buang air kecil, buang air besar maupun ketika mandi Kissanti, 2009. Dari hasil penelitian pada pernyataan penggantian pembalut pada saat menstruasi, 71 responden 53,4 menjawab salah ini diasumsikan bahwa sebagian besar remaja memiliki pengetahuan kurang baik dan belum memahami serta kurangnya informasi remaja putri bahwa penggunaan pembalut pada saat menstruasi diganti sekitar 4 sampai 5 kali dalam sehari atau 4 jam sekali dalam sehari Kissanti, 2009. Berdasarkan hasil penelitian 84 responden 63,2 menjawab benar pada pernyataan pemakian pembalut yang terlalu lama pada saat menstruasi. 116 responden 87,2 menjawab benar pada pernyataan tujuan mencuci tangan sebelum menyentuh alat kelamin pada saat menstruasi. Dari hasil ini terlihat bahwa lebih dari 50 remaja putri menjawab benar dan memiliki pengatahuan yang baik. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Sari 2010, tentang Pengetahuan Remaja Putri Tentang Kebersihan Alat Kelamin Pada Saat Menstruasi di SMA Al-Washliyah 3 Medan Tahun 2010. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa 93 orang 91,2 mempunyai pengetahuan dalam kategori baik dan 9 orang 8,8 mempunyai pengetahuan dalam kategori cukup.

2.1.2 Sikap

Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi Universitas Sumatera Utara yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka . sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek Notoatmodjo, 2003. Faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap antara lain, pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, dan media massa. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besar remaja putri 100 responden 75,2 memiliki sikap baik, 31 responden 23,3 memiliki sikap cukup, 2 responden 0,8 memiliki sikap kurang. Menurut Rahayuningsih 2008, pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat. Sikap mudah terbentuk jika melibatkan faktor emosional. Dari hasil penelitian dapat terlihat 81 responden 60,9 menjawab sangat setuju, tingginya persentase ini dapat diasumsikan bahwa sikap responden baik memahami bahwa membersihkan alat kelamin dengan cara membasuh bagian diantara vulva bibir vagina secara hati-hati menggunakan air bersih dan sabun Kissanti, 2009. Faktor yang mempengaruhi sikap antara lain media massa yaitu berupa media cetak dan elektronik, dari hasil penelitian dari 55 responden 41,4 menjawab setuju tentang cara membasuh alat kelamin yang benar, ini dapat dikategorikan baik karena lebih dari 50 responden telah memahami bahwa cara membasuh alat kelamin yang benar adalah dari arah depan vagina ke belakang anus. Universitas Sumatera Utara Dari hasil penelitian untuk sikap 76 responden 57,1 menjawab sangat setuju tentang mencuci tangan saat menyentuh atau membersihkan alat kelamin pada saat menstruasi. 74 responden 55,6 menjawab sangat setuju tentang menggunakan handuk atau washlap milik orang lain untuk mengeringkan alat kelamin pada saat menstruasi. Dari hasil diatas bahwa remaja putri telah memahami dan memiliki sikap yang baik. Sikap positif terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam tindakan nyata. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan, antara lain yaitu sikap akan terwujud dalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu. Selain itu sikap akan diikuti atau tidak diikuti oleh tindakan mengacu pada pengalaman orang lain. Hal ini dapat terlihat yang memiliki sikap positif dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi. Kemudian sikap juga dipengaruhi oleh nilai dalam suatu masyarakat, misalnya : seorang remaja putri yang tinggal di masyarakat yang telah mengikuti norma-norma hidup sehat, akan mengikuti kebiasaan masyarakat disekitarnya Notoatmodjo, 2005.

2.1.3 Tindakan