4. Kulit dan rambut berminyak dan tumbuh jerawat.
5. Vagina mengeluarkan cairan.
6. Mulai tumbuh bulu di ketiak dan sekitar vagina.
7. Tubuh bertambah tinggi Irawan, 2008.
3. Menstruasi
3.1 Pengertian Menstruasi Menstruasi adalah pengeluaran darah, mukus, dan debris sel dari mukosa
uterus secara berkala Cuningham, 2005. Menstruasi adalah pengeluaran darah secara periodik, cairan jaringan dan
debris sel-sel endometrium dari uterus dalam jumlah bervariasi Llewellyn, 2001 Menstruasi adalah perdarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar
14 hari setelah ovulasi Bobak, 2004. 3.2 Proses Terjadi Menstruasi
Pada tiap siklus haid FSH follicle stimulating hormone dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis yang menimbulkan beberapa folikel primer yang dapat
berkembang dalam ovarium. Umumnya satu folikel, kadang-kadang juga lebih dari satu, berkembang menjadi folikel de Graaf yang membuat estrogen. Estrogen
ini menekan produksi FSH, sehingga lobus anterior hipofisis dapat mengeluarkan hormone gonadotropin yang kedua, yakni LH luteinising hormone. Seperti telah
diuraikan, produksi kedua hormon gonadotropin FSH dan LH adalah di bawah pengaruh releasing hormones RH yang disalurkan dari hipotalamus ke hipofisis.
Penyaluram RH ini sangat dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap hipotalamus.
Universitas Sumatera Utara
Bila penyaluran releasing hormones normal berjalan baik, maka produksi gonadotropin-gonadotropin akan baik pula, sehingga folikel de Graaf selanjutnya
makin lama makin menjadi matang dan makin banyak berisi likuor follikuli yang mengandung estrogen. Estrogen mempunyai pengaruh terhadap endometrium
menyebabkan endometrium tumbuh atau berproliferasi. Di bawah pengaruh LH folikel de Graff menjadi lebih matang, mendekati
permukaan ovarium, dan kemudian terjadilah ovulasi ovum dilepas oleh ovarium. Setelah ovulasi terjadi, dibentuklah korpus rubrum, yang akan menjadi
korpus luteum di bawah pengaruh hormon-hormon LH dan LTH luteotropic hormones, suatu hormon gonadotropin. Korpus luteum menghasilkan hormon
progesteron. Progesteron ini mempunyai pengaruh terhadap endometrium yang telah berproliferasi dan menyebabkan kelenjar-kelenjarnya berkeluk-keluk dan
bersekresi masa sekresi. Bila tidak ada pembuahan, korpus luteum berdegenerasi dan ini
sssmengakibatkan bahwa kadar estrogen dan progesterone menurun. Menurunnya kadar estrogen dan progesteron menimbulkan efek pada arteri yang berkeluk-
keluk di endometrium. Tampak dilatasi dan statis dengan hiperemia yang diikuti oleh spasme dan iskemia. Sesudah itu terjadi degenerasi serta perdarahan dan
pelepasan endometrium yang nekrotik. Proses ini disebut haid atau mensis Wiknjosastro, 2006.
3.3 Siklus Menstruasi Umumnya, jarak siklus menstruasi berkisar dari 21 sampai 42 hari, dengan
rata-rata 28 hari.
Universitas Sumatera Utara
1. Siklus Ovarium
a. Fase Folikular
Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi, atau terlepasnya endometrium. FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel
primordial dalam ovarium. Umumnya, hanya satu yang terus berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya
berdegenerasi. Didalam folikel , oosit primer mulai menjalani proses pematangannya. Pada waktu yang sama, folikel yang sedang
berkembang menyekresi estrogen lebih banyak kedalam system ini. b.
Fase Luteal LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang. Tepat sebelum
ovulasi, oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya. Kadar estrogen yang tinggi kini menghambat produksi
FSH. Kemudian kadar estrogen mulai menurun. Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf, lapisan granulosa menjadi banyak
mengandung pembuluh darah dan sangat terluteinisasi, berubah menjadi korpus luteum terus menyekresi sejumlah kecil estrogen
dan progesteron yang makin lama makin meningkat. 2.
Siklus Endometrium a.
Fase Proliferasi Segera setelah menstruasi, endometrium dalam keadaan tipis dan
dalam stadium istirahat. Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari. Kadar estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan
Universitas Sumatera Utara
merangsang stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal, kelenjar-kelenjar menjadi hipertropi dan berproliferasi,
dan pembuluh darah menjadi banyak sekali. b.
Fase Menstruasi Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke-23 atau 24 pada
siklus 28 hari, dan kemudian mulai beregresi. Akibatnya terjadi penurunan progesterone dan estrogen yang tajam sehingga
menghilangkan perangsangan pada endometrium. Perubahan iskemik terjadi pada arteriola dan diikuti dengan menstruasi Price,
2005. 3.4 Durasi Perdarahan Menstruasi
Durasi pengeluaran darah juga bervariasi, paling sering adalah 4 sampai 6 hari. Perdarahan 2 sampai dengan 8 hari mungkin normal untuk seorang wanita,
tetapi pada wanita tersebut durasi pengeluaran darah biasanya relatif sama dari siklus ke siklus. Jumlah darah yang keluar selama periode menstruasi normal
telah dipelajari oleh beberapa kelompok peneliti yang menemukan bahwa jumlahnya berkisar antara 25ml sampai 60ml Cuningham, 2005.
3.5 Perawatan Pada Saat Menstruasi Secara umum, menjaga kesehatan berawal dari menjaga kebersihan. Hal
ini juga berlaku bagi kesehatan organ-organ seksual, termasuk alat kelamin. Perawatan yang dapat dilakukan pada saat menstruasi adalah:
1. Membersihkan alat kelamin dengan cara membasuh bagian diantara
vulva bibir vagina secara hati-hati menggunakan air bersih dan sabun
Universitas Sumatera Utara
yang lembut mild setiap habis buang air kecil, buang air besar dan ketika mandi. Seandainya alergi dengan sabun yang lembut sekalipun
bisa membasuhnya dengan air hangat. Yang penting adalah membersihkan bekas keringat dan bakteri yang ada disekitar vulva di
luar alat kelamin. 2.
Cara membasuh yang benar adalah dari arah depan vagina ke belakang anus, jangan terbalik, karena akan menyebabkan bakteri
yang ada disekitar anus terbawa masuk ke alat kelamin. Gunakan air bersih, lebih baik lagi air hangat, tapi jangan terlalu panas karena bisa
menyebabkan kulit yang sensitif di daerah alat kelamin melepuh dan lecet. Setelah itu, sebelum pakai celana lagi, keringkan dulu
menggunakan handuk atau tissue yang tidak berparfum. Penggunaan deodoran, sabun antiseptik yang keras, atau cairan pewangi parfum
untuk menghilangkan bau didaerah alat kelamin bukanlah tindakan yang bijaksana, bahkan malah bisa berbahaya untuk kesehatan. Karena
dapat merusak keseimbangan yang ada sehingga memungkinkan terjadinya infeksi.
3. Kebersihan daerah alat kelamin juga bisa dijaga dengan sering
mengganti pakaian dalam, paling tidak sehari dua kali disaat mandi. Apalagi, kalau termasuk wanita yang aktif dan mudah berkeringat.
4. Pada saat menstruasi, gunakan pembalut berbahan yang lembut,
menyerap dengan baik, tidak mengandung bahan yang bisa membuat alergi misalnya parfum atau gel dan merekat dengan baik pada celana
Universitas Sumatera Utara
dalam. Pembalut ini perlu diganti sekitar 4 sampai 5 kali dalam sehari atau 4 jam sekali dalam sehari untuk menghindari pertumbuhan bakteri
yang berkembang baik pada pembalut tersebut, dan menghindari masuknya bakteri tersebut ke dalam alat kelamin.
Pilihlah pembalut yang daya serapnya tinggi, sehingga tetap merasa nyaman selama menggunakannya. Penggantian pembalut yang tepat
adalah apabila di permukaan pembalut telah ada gumpalan darah. Alasannya ialah karena gumpalan darah yang terdapat di permukaan
pembalut tersebut merupakan tempat yang sangat baik untuk perkembangan bakteri dan jamur. Jika menggunakan pembalut sekali
pakai sebaiknya dibersihkan dulu sebelum dibungkus lalu dibuang ke tempat sampah. Untuk pembalut lainnya pembalut kain sebaiknya
direndam memakai sabun di tempat tertutup terlebih dahulu sebelum dicuci. Adapun kesalahan yang sering dilakukan saat pemakaian
pembalut: a.
Membuka dan memasang pembalut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu.
b. Menyimpan pembalut di tempat lembab seperti kamar mandi.
c. Menggunakan pembalut yang telah kadaluarsa.
d. Pemilihan pembalut tanpa mempertimbangkan kualitas pembalut
tidak memiliki daya serap yang tinggi. e.
Memakai pembalut yang mengandung bahan penghilang bau. f.
Pemakaian pembalut yang terlalu lama Nilna, 2008.
Universitas Sumatera Utara
5. Selalu mencuci tangan sebelum menyentuh alat kelamin.
6. Selalu gunakan celana dalam yang bersih dan terbuat dari bahan katun
100. Bahan lain misalnya nylon dan polyester akan membuat gerah dan panas sehingga alat kelamin menjadi lembab. Kondisi ini sangat
disukai bakteri dan jamur untuk berkembang biak. 7.
Hindari juga menggunakan handuk atau washlap milik orang lain untuk mengeringkan alat kelamin kita.
8. Mencukur sebagian dari rambut kemaluan untuk menghindari
kelembaban yang berlebihan didaerah alat kelamin. 9.
Penggunaan produk pembersih daerah intim wanita. Untuk menjaga kebersihan pada saat menstruasi dan mematikan bakteri jahat yang ada
didalam alat kelamin memang tersedia produk pembersih daerah intim wanita. Ada beberapa hal yang perlu perhatikan antara lain apa saja
keluhan yang dirasakan saat ini dan sebisa mungkin memilih produk yang isinya mengandung zat-zat yang baik, untuk pemakaian jangka
panjang sebaiknya memilih produk yang bisa memelihara ekosistem alami alat kelamin. Produk yang mengandung pembunuh bakteri
sebaiknya hanya digunakan untuk jangka pendek atau ketika ada masalah saja Kissanti, 2009.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA PENELITIAN
1. Kerangka Konseptual