Hasil .1 Analisis Pengaruh Pajak Ekspor Terhadap Harga Domestik Biji Kering

34

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil 5.1.1 Analisis Pengaruh Pajak Ekspor Terhadap Harga Domestik Biji Kering Kakao Data pada lampiran 1 merupakan data awal hasil penelitian dimana satuan pengukuran belum sama. Menurut Nachrowi 2002, walaupun unit yang digunakan dalam regresi berbeda-beda, kesimpulan akhir dari model tersebut akan sama bila berhati-hati dalam menginterpretasikan model. Namun untuk mengurangi salah interpretasi, sebaiknya digunakan satuan ukuranunit yang sama dalam mengukur variabel-variabel bebas maupun terikat. Sehingga setelah dilakukan satuan yang sama, maka dihasilkan data seperti Lampiran 2. Data yang digunakan dalam analisis ini adalah data bulanan setelah diberlakukannya pajak ekspor yaitu data mulai April 2010 sampai Desember 2012. Data diolah dengan menggunakan persamaan regresi linier berganda dengan menggunakan variabel terikat yaitu harga domestik dan variabel bebas yang terdiri dari Harga Ekspor X 1 , Harga Internasional X 2 , Pajak Ekspor X 3 , dan Kurs X 4 . Maka digunakan persamaan yang tertulis di metode penelitian untuk memudahkan melihat koefisien regresi dan interpretasi. 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD Interpretasi Hasil Tabel 7. Hasil Analisis Variabel oefisien Regresi tandar Error T-Hitung Signifikan onstanta -22401,735 2806,569 -7,982 0,000 = Harga Ekspor 0,187 0,078 2,396 0,023 = Harga Internasional 0,786 0,085 9,214 0,000 = Pajak Ekspor -61,612 112,284 -0,549 0,588 4 = Kurs Rill 2,650 0,188 14,095 0,000 = 0,965 a -Square = 0,931 -Hitung = 94,742 0,000 a -Tabel = 2,71 -Tabel = 2,048 Sumber : Lampiran 3 Adapun persamaan yang diperoleh dari hasil analisis adalah : Y = -22401,735 + 0,187X 1 + 0,786X 2 – 61,612X 3 + 2,650X 4 -7,982 2,396 9,214 -0,549 14,095 Uji Kesesuaian Model Test of Goodness of Fit Setelah dilakukan analisis tehadap model regresi tersebut data lampiran 2, maka diperoleh hasil R 2 Lampiran 3a sebesar 0,931 yang artinya 93,1 variasi variabel harga domestik telah dapat dijelaskan oleh variabel harga ekspor, harga internasional, pajak ekspor dan kurs rill. Sisanya sebesar 6,9 dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Uji F Uji Simultan Berdasarkan tabel ANOVA Lampiran 3b dapat dilihat bahwa secara serempak pengaruh variabel harga ekspor, harga Internasional, pajak ekspor dan kurs ternyata 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD signifikan secara statistik pada  = 5. Hal ini dapat dilihat dari uji F dimana F- Hitung 94,742 F-Tabel 2,71. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel bebas harga ekspor, harga internasional, pajak ekspor dan kurs rill mempunyai pengaruh nyata terhadap variabel harga domestik. Uji t Uji Parsial 1. Harga Ekspor X 1 Secara parsial, variabel Harga ekspor berpengaruh secara nyata pada taraf kepercayaan 95. Dimana dapat dilihat pada tabel 7 bahwa t-hitung 2,396 t- tabel 2,048. Berpengaruh nyatanya harga ekspor dapat dijelaskan bahwa kenaikan harga ekspor juga akan menaikkan harga domestik. Hal ini dikarenakan harga ekspor yang tinggi menyebabkan peningkatan jumlah ekspor. Sehingga ketersediaan biji kakao dalam negeri berkurang. Supply yang lebih sedikit akan menaikkan harga domestik. 2. Harga Internasional X 2 Secara parsial, variabel Harga internasional berpengaruh secara signifikan terhadap Harga domestik. Dimana dapat dilihat bahwa t-hitung 9,214 t-tabel 2,048. Berpengaruh nyatanya harga internasional terhadap harga domestik dapat dilihat dari harga kakao domestik yang ikut mengalami kenaikan ketika harga kakao internasional meningkat. Sehingga harga domestik bergerak mengikuti harga di pasar internasional dengan arah yang positif. 3. Pajak Ekspor X 3 Variabel Pajak ekspor ternyata tidak signifikan secara statistik pada  = 5. Hal ini dapat dilihat pada tabel 7 bahwa t-hitung 0,549 t-tabel 2,048. Artinya 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD variabel pajak ekspor tidak berpengaruh nyata terhadap harga domestik biji kering kakao di Sumatera Utara. Tidak berpengaruh nyatanya pajak ekspor dikarenakan pajak ekspor tidak mampu menahan ekpor biji kakao. Hal ini terbukti dari jumlah ekspor biji kakao yang tidak mengalami perubahan setelah diberlakukannya pajak ekspor. Tujuan pajak ekspor untuk meningkatkan penawaran di dalam negeri tidak tercapai sehingga harga domestik tidak terpengaruh akibat pajak ekspor tersebut. 4. Kurs Rill X 4 Variabel Kurs berpengaruh secara parsial terhadap Harga domestik pada taraf kepercayaan 95. Hal ini dapat dilihat dari t-hitung 14,095 t-tabel 2,048. Artinya variabel kurs rill berpengaruh nyata terhadap harga domestik biji kering kakao di Sumatera Utara. Berpengaruh nyatanya kurs rill dapat dilihat ketika kurs rill tinggi maka harga domestik biji kakao juga mengalami kenaikan. Interpretasi Model Dari model diatas, dapat diinterpretasikan pengaruh setiap variabel. Variabel harga ekspor dan pajak ekspor tidak berpengaruh terhadap harga domestik biji kakao. Sehingga interpretasi variabel harga internasional dan kurs terhadap harga domestik biji kering kakao di Sumatera Utara sebagai berikut: 1. Harga Ekspor X 1 Harga Ekspor X 1 memiliki pengaruh positif terhadap harga domestik biji kering kakao. Koefisien sebesar 0,187 menjelaskan bahwa ketika harga ekspor naik 1 Rupiah maka harga domestik juga akan naik sebesar 0,187 Rupih. 2. Harga Internasional X 2 Harga Internasional X 2 memiliki pengaruh yang positif terhadap harga domestik biji kering kakao di Sumatera utara. Koefisien 0,786 menerangkan bahwa ketika 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD harga internasional naik 1 Rupiah maka harga Domestik akan naik sebesar 0,786 Rupiah. 3. Kurs Rill X 4 Kurs Rill X 4 memiliki pengaruh positif terhadap harga domestik biji kering kakao Sumatera Utara. Ketika kurs rill naik 1 Rupiah, maka harga domestik akan naik sebesar 2,650 Rupiah. Hasil Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Uji normalitas dapat dilihat dari histogram dan scatter plot hasil pengolahan dengan SPSS seperti berikut : Gambar 7. Histogram Uji Normalitas Berdasarkan histogram di atas terlihat bahwa rata-rata residual telah sama dengan nol dan Standar deviasi mendekati 1 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa model 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD terdistribusi normal. Untuk lebih meyakinkan maka dapat menganalisis plot untuk menguji normalitas. Gambar 8. Scatter Plot Uji Normalitas Plot diatas memiliki aturan jika titik-titik gradient antara probabilita kumulatif observasi dan probabilita kumulatif harapan berada sepanjang garis, maka residual mengikuti distribusi normal. Melihat plot diatas dimana titik-titik yang relatif tidak jauh dari garis, maka dapat disimpulkan bahwa residual telah mengikuti distribusi normal. Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan VIF masing-masing variabel seperti pada tabel dibawah ini: 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD Tabel 8. Nilai Coefficient dan VIP Variabel Tolerance VIF Harga Internasional 0,158 6,337 Harga Ekspor 0,496 2,016 Pajak Ekspor 0,162 6,176 Kurs Rill 0,607 1,648 Sumber: Lampiran 3c Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai Tolerance masing-masing variabel lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF 10. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa tidak terjadi gejala multikolinieritas di dalam model persamaan tersebut. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi dilakukan dengan melihat nilai Durbin Watson DW. Nilai Durbin Watson DW dari persamaan tersebut diperoleh DW = 1,656 Lampiran 3a. Dengan n = 33, k = 4 maka diperoleh Degree of Freedom df sebesar df 1 = 4 dan df 2 = 28 Lampiran 3b. Sehingga diperoleh nilai dL = 1,1044 dan dU = 1,7473. Gambar 9. Hasil Statistik d Durbin-Watson Jika dilihat dari Gambar 9 diatas, nilai DW = 1,656 terletak diantara dL dan dU, dLDWdU 1,10441,6561,7473. Hal ini mengakibatkan nilai DW terletak pada daerah ketidakpastian. Menurut Supranto 2004, jika uji d d test ialah bahwa 1,1044 1,7473 2,8956 2,2527 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD kalau d jatuh dalam daerah yang tidak dapat disimpulkan, maka tidak dapat mengambil kesimpulan apakah terjadi otokorelasi atau tidak. Sehingga dari hasil regresi maka diambil kesimpulan bahwa Pajak Ekspor tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga domestik biji kering kakao Sumatera Utara. 5.1.2 Perubahan Harga Domestik Biji Kering Kakao Sebelum dan Setelah Diberlakukannya Pajak Ekspor Data yang digunakan untuk melihat perubahan harga di pasar domestik Sumatera Utara adalah data bulanan yang dapat dilihat pada lampiran 4. Adapun hasil analisis dengan menggunakan uji beda rata-rata berpasangan, maka dihasilkan output sebagai berikut: Tabel 9. Hasil Analisis Harga Domestik Kakao Sumatera Utara Sebelum Dan Setelah Diberlakukan Pajak Ekspor Variabel Harga Domestik Rp Sebelum 23.700 Sesudah 22.800 Mean 910,185 t hitung 0,97 Signifikansi 0,341 Sumber: Data Diolah dari lampiran 5 Dari Tabel 9 diatas menunjukkan bahwa harga kakao sebelum diberlakukannya pajak ekspor adalah Rp 23.700 dan sesudah diberlakukannya pajak ekspor adalah Rp 22.800. Berdasarkan uji beda rata-rata didapat t hitung 0,97 dan t tabel dengan df 26 sebesar 1,706, sehingga t hitung t tabel 0,97 1,706, maka Ho terima dan H 1 ditolak. Dengan uji t dapat ditarik kesimpulan bahwa secara signifikan tidak ada perbedaan 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD harga domestik kakao sebelum dan sesudah diberlakukannya pajak ekspor. Hal ini dapat dilihat juga dari nilai signifikansi 0,341 sebab nilai p-value 0,05 tingkat kepercayaan 95. Maka hipotesis ditolak yang menyatakan bahwa harga domestik kakao di Sumatera Utara setelah pemberlakuan pajak ekspor lebih rendah daripada harga domestik sebelum pemberlakuan pajak ekspor. 5.2 Pembahasan 5.2.1 Harga Ekspor