berarti untuk memperoleh satu dolar Amerika Serikat dibutuhkan 8.400 rupiah Indonesia. Kurs valuta di antara dua negara kerap kali berbeda antara satu masa
dengan masa yang lainnya. Kurs dibagi 2 yaitu:
1. Kurs nominal yaitu harga relatif dari mata uang dua negara.
2. Kurs rill adalah harga relatif dari barang-barang dua negara. Jika kurs rill
rendah, harga barang-barang luar negeri lebih mahal dan harga domestik akan lebih murah. Sedangkan jika kurs rill tinggi, maka barang-barang luar negeri relatif lebih
murah dan barang domestik relatif lebih mahal. Kurs rill tergantung pada nilai tukar nominal dan harga barang di dua negara yang diukur dalam mata uang ideal.
Kurs Rill = Kurs Nominal x Harga Domestik Harga Luar Negeri
2.3 Kerangka Pemikiran
Pajak ekspor merupakan pajak yang dikenakan jika ingin mengirim barang keluar negeri. Pajak ekspor kakao yang ditetapkan pemerintah dan berlaku mulai April
2010 ini bertujuan untuk mendorong tumbuh kembangnya industri pengolahan kakao di Indonesia sehingga nilai tambah dapat dinikmati didalam negeri. Namun
dilain sisi pemberlakuan Pajak Ekspor biji kering kakao ini berdampak terhadap perubahan harga domestik biji kering kakao.
Harga Domestik dipengaruhi oleh harga ekspor, harga internasional, kurs serta pajak ekspor. Maka ingin dilihat bagaimana perubahan harga domestik setelah
diberlakukannya pajak ekspor dan bagaimana pengaruh pajak ekspor tersebut terhadap harga domestik biji kering kakao. Adapun kerangka pemikiran penelitian
ini adalah sebagai berikut:
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Keterangan: : Pengaruh
: Perbandingan Gambar 5. Skema Kerangka Pemikiran
2.4 Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesis penelitian ini adalah : 1.
Pajak ekspor berpengaruh terhadap harga domestik biji kering kakao di Sumatera Utara.
2. Harga domestik biji kering kakao di Sumatera Utara lebih rendah setelah diberlakukannya pajak ekspor.
Pajak Ekspor
Setelah
Harga Dome
stik - Harga Ekspor
- Harga Internasional - Nilai Tukar
Sebelum
Harga Dom
estik
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
19
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian dipilih secara purposive yaitu Provinsi Sumatera Utara. Adapun dasar pertimbangannya adalah karena Sumatera Utara merupakan salah satu sentra
produksi kakao terbesar di Indonesia.
3.2 Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Wirartha 2005 penggunaan Metode Data Sekunder lebih banyak digunakan untuk
Penelitian mengenai kebijakan. Data sekunder diperoleh melalui Instansi dan Dinas terkait seperti Badan Pusat Statistika BPS Provinsi Sumatera Utara, Dinas
Perkebunan Provinsi Sumatera Utara, Kementrian Perdagangan Indonesia, ICCO International Cocoa Organization, dan berbagai literatur terkait dengan penelitian
ini. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Time Series bulanan.
Data untuk analisis regresi digunakan data setelah diberlakukannya pajak ekspor yaitu April 2010 sampai Desember 2012. Dan untuk analisis beda rata-rata
digunakan data Harga bulanan provinsi Sumatera Utara Januari 2008 – Juni 2012.
3.3 Metode Analisis Data
Untuk menguji hipotesis 1 digunakan Analisis data dengan pendekatan Ekonometrika yaitu menggunakan persamaan regresi linier berganda. Dalam proses
pengolahan data digunaka SPSS.
Model matematis yang digunakan adalah :
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD