Analisis Wilayah Metode Analisis .1 Analisa Deskriptif

Kerjasama Bappekab Jember dengan Lemlit Unej 26 Komoditas Perkebunan Non Tembakau

3.4.2 Analisis Wilayah

Prinsip dasar yang dilakukan dalam analisis wilayah ini adalah bersifat komprehensif. Artinya berbagai aspek dimensional di dalam menilai wilayah agregrat yang mempunyai potensi produk-produk pertanian dan memadukan berbagai aspek kajian, baik kondisi sumberdaya manusia, sumberdaya alam, kelembagaan, dan kebijakan pemerintah yang sedang di laksanakan. Alat analisis yang akan digunakan dalam kajian wilayah ini antara lain yaitu: Location Quetion LQ analisis. Alat analisis ini pada dasarnya untuk mengetahui sektor basis dan non basis dari komoditas perkebunan non tembakau, dengan rumus sebagai berikut Soetriono, 2010. LQ = Vt Vi vt vi Keterangan : LQ = LQ dari sektor s pada satu wilayah Vi = Dasar ukur dari sektor s di wilayah i vt = Dasar ukur total wilayah vi = Dasar ukur dari sektor s di seluruh wilayah Vt = Dasar ukur total seluruh wilayah Kriteria pengambilan keputusan : LQ 1 = Wilayah i berpotensi untuk menghasilkan komoditas tertentu LQ 1 = Wilayah i tidak berpotensi untuk menghasilkan komoditas tertentu LQ = 1 = Wilayah i berpotensi menghasilkan komoditas tertentu tetapi untuk mencukupi wilayah sendiri Penentuan komoditas unggulan mencakup komoditas unggulan tingkat kecamatan dan kabupaten. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menentukan komoditas unggulan adalah sebagai berikut: Kerjasama Bappekab Jember dengan Lemlit Unej 27 Komoditas Perkebunan Non Tembakau a. Mengingat jenis komoditas sangat banyak, maka terlebih dahulu dilakukan penapisan berdasarkan sepuluh besar nilai perdagangan. Langkah selanjutnya, penentuan komoditas unggulan di tingkat kabupaten. b. Dalam penentuan komoditas di tingkat kabapaten ini dilakukan dengan menggunakan kriteria produksi, yang didekati dengan fraksi produksi, dari komoditas unggulan terhadap kecamatan. Komoditas yang lolos sebagai komoditas unggulan kecamatan pada tahap ini adalah komoditas dengan fraksi produksi termasuk 5 besar.

3.4.3 Analisis Pendapatan Usahatani