Latar Belakang 2015 Lapkir Masterplan Prospek Pengembangan Komoditas Perkebunan Non Tembakau Di Kabupaten Jember

Kerjasama Bappekab Jember dengan Lemlit Unej 1 Komoditas Perkebunan Non Tembakau

1.1 Latar Belakang

Suatu negara baru dapat dikatakan dalam keadaan berkembang apabila pendapatan perkapita dari masyarakatnya menunjukkan kecenderungan trend jangka panjang yang meningkat. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan pendapatan per kapita masyarakatnya, setiap Negara melakukan pembangunan yang mencakup berbagai bidang kehidupan secara berkesinambungan. Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu proses yang berjalan secara terus menerus yang disertai dengan suatu proses perubahan baik perubahan dalam struktur ekonomi, sosial, politik, maupun kebudayaan. Pembangunan ekonomi juga diartikan sebagai suatu proses yang menghasilkan peningkatan pendapatan per kapita penduduk suatu negara dalam jangka panjang. Atau dengan kata lain, bahwa pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu proses peralihan transisi dari tingkat ekonomi tertentu yang bercorak sederhana menuju ke tingkat yang lebih maju. Dalam proses transisi itu harus dilakukan tranformasi dalam arti perubahan struktural secara mendasar dalam tata susunan ekonomi masyarakat. Sasaran utama pembangunan nasional di bidang ekonomi adalah terciptanya struktur ekonomi yang seimbang yaitu terdapat industri yang maju di dukung oleh sektor pertanian yang mantap. Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang akan membawa suatu perubahan mendasar dalam struktur ekonomi, dari ekonomi tradisional dengan pertanian sebagai sektor utama ke ekonomi modern yang didominasi oleh Kerjasama Bappekab Jember dengan Lemlit Unej 2 Komoditas Perkebunan Non Tembakau sektor-sektor non-primer, khususnya industri pengolahan dengan increasing returns to scale relasi positif antara pertumbuhan output dan pertumbuhan produktivitas yang dinamis sebagai mesin utama pertumbuhan Wahyudi.ST. 2012 Pembangunan nasional dipahami sebagai pelembagaan proses pembangunan multidimensional pada arah perubahan struktur yang alami. Paradigma baru pembangunan Indonesia didasarkan pada paradigma pembangunan manusia sebagai kunci dari proses pembangunan. Kegiatan manusia diketahui amat beragam yang sebagian besar difokuskan pada sejumlah kegiatan ekonomi. Beberapa kegiatan ekonomi berada dalam lingkup masyarakat disebut sebagai sektor-sektor ekonomi. Sektor-sektor ekonomi di Indonesia sebagian besar didominasi oleh proses kegiatan ekonomi yang berdasarkan potensi sumber daya ekonomi. Potensi sumber daya ekonomi yang paling banyak dimanfaatkan sebagai input dalam proses kegiatan ekonomi adalah sumber daya alam, baik yang terbarui maupun yang tidak terbarui. Sebagian besar pengelolaan sumber daya tersebut berada dalam lingkup kegiatan ekonomi pertanian, industri, dan perdagangan dalam satu lingkaran kegiatan sekaligus, meskipun masih dalam skala yang masih terbatas. Perencanaan pembangunan dibidang ekonomi, dengan titik berat keterkaitan antara industri dan pertanian. Dalam rangka mewujudkan struktur ekonomi yang seimbang antara industri dan pertanian ditinjau dari segi nilai tambah. Struktur ekonomi yang seimbang tersebut dicirikan oleh terdapatnya kemampuan dan kekuatan industri yang maju serta didukung oleh kemampuan pertanian yang tangguh. Ketangguhan sektor pertanian tersebut tercermin dalam kemampuan pelaku pembangunan pertanian di dalam mendorong terwujudnya suatu sistem pertanian secara berkelanjutan yang dibentuk oleh kekuatan Kerjasama Bappekab Jember dengan Lemlit Unej 3 Komoditas Perkebunan Non Tembakau kompatibilitas kegiatan produksi sektor pertanian dengan sektor industri, baik dalam skala usaha, lokasi maupun jenis komoditas. Dengan demikian pengembangan sistem pertanian berkelanjutan dapat merekat, menjalin dan mengisi mata rantai sistem pertanian Bagus P. 2011 Salah satu sub sektor andalan di sektor pertanian yang mendapatkan perhatian implementasi kedua pendekatan tersebut adalah sub sektor perkebunan. Kebijakan ekspor komoditas perkebunan mempunyai sasaran jangka panjang, yaitu ketergantungan ekspor pada minyak dan gas berkurang. Kebijakan ekpor tersebut juga akan terkait dengan peningkatan produktivitas komoditas perkebunan, sehingga dapat bekerja dengan menekan biaya produksi cost of production dan mempunyai daya saing tinggi competitiveness dengan produksi komoditas perkebunan di luar negeri Peningkatan produksi komoditas pertanian di lahan petani adalah akibat dari pemakaian teknik-teknik atau metode-metode baru di dalam usahatani. Selain itu, kombinasi dalam berusahatani juga merupakan teknologi dimana para petani dapat menggunakan tenaga dan tanahnya sebaik mungkin. Kabupaten Jember merupakan daerah yang subur dengan potensi pertaniannya yang luar biasa. Tanah di daerah Jember sangat cocok untuk tanaman perkebunan dan pernah dikondisikan sebagai lahan tembakau oleh pemerintah Belanda sehingga sejak dulu komoditas pertanian yang paling diandalkan adalah tembakau sedangkan untuk tanaman perkebunan lainnya yaitu tebu, kelapa, kopi, pinang, kapuk, cengkeh, panili, jambu mete dan lada. Berikut data produksi dan produktivitas komoditas perkebunan non tembakau di Kabupaten Jember. Kerjasama Bappekab Jember dengan Lemlit Unej 4 Komoditas Perkebunan Non Tembakau Tabel 1.1 Data Produksi dan Produktivitas Komoditas Perkebunan Non Tembakau di Kabupaten Jember Tahun 2013 No Komoditas Luas Lahan Ha Produksi Kw Produktivitas Kw HaThn 1 Tebu 6.495,52 6.356.436,50 978,59 2 Kelapa 12.746,99 70.764,51 5,55 3 Kopi 5.587,13 17.755,47 3,18 4 Jambu Mente 281,52 242,71 0,86 5 Kapuk Randu 1.740,31 3.650,06 2,10 6 Cengkeh 206,49 202,27 0,98 7 Panili 48,01 114,76 2,39 8 Kakao 255,60 5,42 0,02 9 Lada 38,16 135,57 3,55 10 Pinang 1.582,24 8.720,18 5,51 Sumber: Kabupaten Jember dalam Angka, 2014 Berdasarkan data tersebut, Kabupaten Jember memiliki potensi yang cukup besar dalam pengembangan komoditas perkebunan non tembakau. Namun demikian, menurut Wibowo 2007, tantangan perkebunan ke depan adalah peningkatan daya saing, bukan saja sesama negara produsen di wilayah tropis, tetapi juga dengan negara maju yang terus menerus melakukan penelitian untuk menghasilkan produk sintetis perkebunan. Karakteristik pasar komoditas primer perkebunan yang fluktuatif, merupakan tantangan utama, demikian pula halnya dengan praktek perdagangan yang tidak adil unfair trade. Jawaban menghadapi tantangan ini adalah peningkatan produktivitas dan mutu hasil serta kreativitas dan daya inovasi untuk mengembangkan ragam produk product development yang sesuai dengan selera pasar. Produktivitas mencakup produktivitas tanaman maupun produktivitas usaha. Produktivitas tanaman adalah produksi yang dihasilkan oleh tanaman perhektar, sedangkan produktivitas usaha adalah keluaran yang mampu dihasilkan dari suatu unit usaha, baik dibandingkan dengan input tenaga kerja maupun modal. Oleh karenanya, produktivitas ditentukan oleh Kerjasama Bappekab Jember dengan Lemlit Unej 5 Komoditas Perkebunan Non Tembakau berbagai variabel seperti bahan tanaman, pupuk, obat-obatan, ilmu pengetahuan dan teknologi, kemampuan menerobos pasar, kesesuaian lahan dan iklim dan sebagainya yang kesemuanya bertumpu pada kualitas sumberdaya manusia.

1.2 Rumusan Masalah