f. penyisipan unsur-unsur yang berwujud kalusa: parhne me sima ki bahut ruci hai vah kahri hai
belajar bagi sima dari banyak perhatian adalah ia berkata adalah edukation is necessary for life
pendidikan adalah perlu untuk hidup sima sangat menaruh perhatian pada belajar. Ia berkata, ‘pendidikan
sangat diperlukan dalam kehidupan’.
2.5.5 Interferensi
Interferensi adalah perubahan sistem suatu bahasa sehubungan dengan adanya persentuhan bahasa tersebut dengan unsur-unsur bahasa lain yang
dilakukan oleh penutur bilingual. Penutur bilingual adalah penutur yang menggunakan dua bahasa secara bergantian yaitu antara bahasa Ibu BI bahasa
lain B2. Kemampuan terhadap BI dan sangat bervariasi. Dan bertentangan dengan itu untuk mengemukakan interferensi yang terdapat dalam perubahan
sistem suatu bahasa, baik mengenai sistem fonelogi, morfologi, maupun sistem lainnya. Dalam bahasa Indonesia yang berasal dari Tapanuli. Fonem
pada kata seperti dengan dan rembes dilafalkan menjadi [d
ngan] dan [rmbs]. Penutur bahasa Indonesia yang berasal dari jawa selalu menambahkan bunyi nasal
yang homogen di depan kata-kata yang dimulai dengan konsonan b, d, g, j. Misalnya pada kata [mBandung], dan [nDepok] Chaer dan Leoni Agustina,
2004:120.
Interferensi dalam bidang morfologi terdapat dalam pembentukan kata dengan afiks. Afiks suatu bahasa digunakan untuk membentuk kata dalam bahasa
lain. Misalnya dalam bahasa Belanda dan Inggris mempunyai sifiks-isasi, maka banyak penutur bahasa Indonesia yang menggunakannya dalam pembentukan kata
bahasa Indonesia, seperti neonisasi, tendanisasi, turinisasi. Bentuk-bentuk tersebut merupakan penyimpangan dari sistem morfologi bahasa Indonesia, sebab untuk
membentuk nomina proses dalam bahasa Indonesia dan konfiks pe-an. Jadi, seharusnya penurian dan penendaan. Contoh lain dalam bahasa Arab sufikswi-
dan –ni untuk membentuk abjektif. Seperti kata manisiawi, dan surgawi. Penggunaan bentuk-bentuk kata seperti ketabrak, dan kejebak dalam bahasa
Indonesia baku juga termasik interferensi, sebab imbuhan yang digunakan dalam bahasa Jawa dan dialek Jakarta. Bentuk bakunya adalah tertabrak, dan terjebak.
2.5.6 Integrasi
Mackey dalam Chaer dan Leoni Agustina, 1995:128 menjelaskan bahwa integrasi adalah unsur bahasa lain yang digunakan dalam bahasa tertentu dianggap
sudah menjadi warga bahsa tersebut, tidak dianggap lagi sebagai unsur pinjaman atau pungutan.
Penerimaan unsur bahasa lain dalam bahasa tertentu sampaai manjadi berstatus integrasi memerlukan waktu dan tahap yang relatif panjang. Pada
mulanya seseorang penutur bahasa menggunakan bahasa lain dalam tuturannya sebagai bahasa pinjaman karena terasa diperlukan. Misalnya, karena dalam BInya
unsur tersebut belum ada padanannya sudah ada namun tidak mengetahuinya.
Apabila kemudian unsur asingitu bisa diterima dan digunakan juga oleh orang lain, maka unsur tersebut merupakan unsur yang sudah berintegrasi.
Misalnya, kata anticipated pada tahun 60-an sampai tahun 70-an merupakan unsur yang belum berintegrasi. Ucapan dan ejaannya masih menurut
bahasa aslinya, tetapi ucapan dan ejaannya mengalami penyesuaian sehingga ditulis antisipasi. Maka, sejak itu kata antisipasi tidak dianggap lagi sebagai unsur
peminjam, melainnkan sudah menjadi kosakata bahasa Indonesia, atau kosakata bahasa Inggris yang sudah berintegrasi ke dalam bahasa Indonesia. Proses
penerimaan unsur bahasa asing khususnya kosakata, di dalam bahasa Indonesia dilakukan secara audial dan visual. Audial artinya mula-mula penutur Indonesia
mendengar butir-butir leksikal yang dituturkan oleh penutur aslinya, lalu mencoba menggunakannya. Apa yang telah didengar maka itulah yang diujarkan pada
tulisan. Oleh karena itu, kosakata yang diterima secara audial seringkali memperlihatkan ciri ketidakteraturan bila dibandingkan dengan kosakata aslinya.
Contoh: -
Pikir berasal dari kata fikr -
Dongkrak berasal dari kata demmekrach -
Bengkel berasal dari kata winkel
Visual artinya penyerapan itu dilakukan melalui bentuk tulisan dalam bahasa lainnya, lalu bentuk tulisan itu disesuaikan menurut aturan yang terdapat
dalam bentuk kebahasaan. -
Oxygen menjadi oksigen
- Marathon menjadi maraton
- Energy menjadi energi
Penyerapan unsur asing dalam rangka pengembangan bahasa Indonesia bukan hanya melalui penyerapan kata asing itu yang disertai dengan penyesuaian
lafal dan ejaan, tetapi banyak juga dilakukan dengan cara penerjemah konsep. Penerjemah langsung artinya kosakata itu dicarikan padanannya pada bahasa
Indonesia. Misalnya: -
Absorb ‘serap’ -
In vitro ‘di dalam tabung’
2.6 Tinjauan Pustaka