4. Keterlambatan proyek yang tidak layak mendapat ganti rugi non
compensable delay, yakni keterlambatan proyek yang disebabkan oleh tindakan, kelalaian atau kesalahan kontraktor.
5. Critical atau non critical, keterlambatan proyek ini adalah akibat dari
waktu progress pelaksanaan proyek. Keterlambatan proyek yang tidak kritis non critical delays, maka tidak berdampak pada skedul project.
Terjadi efeknya pada kegiatan critical path pada skedul. 6.
Pelaksanaan progress atau terjadinya pada waktu bersamaan concurrent atau non concurrent. Hal ini terjadi ketika pemilik dan
kontraktor yang bertanggung jawab atas penyebab keterlambatan pekerjaan proyek.
2.1.1.1 Keterlambatan proyek yang dapat dimaafkan excusable delay
Keterlambatan proyek terjadi diluar kontrol dan jika keterlambatan proyek ini terjadi, maka kontraktor mendapat biaya tambahan pelaksanaan proyek. Sedangkan
menurut Al-Najjar 2008 bahwa keterlambatan proyek ini adalah suatu kejadian pelaksanaan proyek diluar prediksi dan diluar kontrol siapapun. Excusable delays
dikenal dengan keterlambatan force majeure dan umumnya disebut Acts of God. Oleh karena itu yang terjadi ini bukan tanggung jawab dari pihak-pihak terlibat.
Umumnya pada kontrak mengizinkan kontraktor mendapat tambahan waktu untuk penyelesaian proyek, akan tetapi tidak untuk tambahan uang Alaghbari et al. dalam
Al-Najjar 2008.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Wei 2010 bahwa standar umumnya berkaitan dengan general provisions suatu badan agensi spesifikasi publik. Wei juga mengatakan bahwa
keterlambatan proyek dapat dimaafkan yang penyebab terjadinya antara lain: 1.
Pemogokan pekerja. 2.
Kebakaran. 3.
Banjir. 4.
Keterlambatan yang tidak terduga acts of God. 5.
Perubahan regulasi, seperti spesifikasi dari pemilik. 6.
Salah, kelalaian, tak dicantumkan didalam perencanaan tentang spesifikasi. 7.
Perbedaan kondisi lokasi lapangan site dengan kondisi yang berbeda dari perencanaan.
8. Keadaan cuaca yang tidak lazim unsually severe weather.
9. Intervensi dari luar pemerintahan government.
10. Kurangnya inspeksi, kontrol dari pemilik.
Terjadinya keterlambatan proyek yang dapat dimaafkan excusable delay dengan konsuekensi bahwa kontraktor menerima pembayaran tambahan untuk waktu
pelaksanaan proyek. Sehingga peristiwa ini terjadi jika pemilik telah menunda perjanjian dalam dokumen kontrak yang telah disepakati pada pelaksanaan proyek
Ahmed et al. 2002.
Universitas Sumatera Utara
2.1.1.2 Keterlambatan proyek yang tidak dapat dimaafkan non excusable delay
Selama proyek berlangsung, kontraktor dapat mengikuti progress proyek yang sudah dijadwalkan atau meleset progressnya, tergantung dari kontraktor tersebut.
Wei 2010 berpendapat bahwa keterlambatan ini terjadi, apakah kontraktor dapat mengontrol pelaksanaan proyek atau sebaliknya. Karena keterlambatan pelaksanaan
proyek ini mengakibatkan kontraktor tidak memperoleh apapun tambahan waktu pelaksanaan dan juga kompensasi ganti rugi. Sedangkan menurut Ahmed et al.
2002 bahwa kontraktor memperoleh sanksi akibat keterlambatan proyek tersebut.
2.1.1.3 Keterlambatan proyek yang layak mendapat ganti rugi compensable delay