5.
Jika angka koefesien korelasi sama dengan -1, maka kedua variabel mempunyai hubungan linier sempurna negatif.
2.6.4 Teori tentang Koefisien Korelasi Rank Spearman
Teori korelasi digunakan untuk menganalisis ada atau tidaknya hubungan antara variabel, jika ada hubungan maka berapa besar pengaruhnya. Peneliti
memastikan validitas dari kuesioner, maka dilakukan uji statistik, yaitu tes Spearman. Seperti diketahui korelasi rangking Spearman adalah tes non parametrik, yang
digunakan untuk mengetahui adanya variabel faktor-faktor penyebab keterlambatan proyek terhadap pemilik, kontraktor. Teknik yang digunakan untuk mengetahui
hubungan 2 variabel antara faktor-faktor penyebab keterlambatan pelaksanaan proyek jembatan X terhadap pihak-pihak yang terlibat Y{kontraktor Y
1
dan pemilik Y
2
Dengan kata lain, dapat diketahui variabel faktor-faktor penyebab keterlambatan proyek jembatan terhadap variabel pihak-pihak yang terlibat Y {kontraktor Y
}
1
dan pemilik Y
2
}. Digunakan statistik R
s
- Koefisien korelasi +1 mempunyai pengaruh positif. Dinyatakan berpengaruh
antara ─1 dan +1 yang menyatakan
mempunyai hubungan tidak berpengaruh atau berpengaruh.
- Sedangkan koefisien korelasi
─1 mempunyai berpengaruh negatif. Dinyatakan tidak berpengaruh.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Sallah 2009 bahwa arti nilai R
s
1. Jika nilai R
pada korelasi rank Spearman adalah;
s
2. Diantara
─1 dan ─0.5 adalah korelasi negatif kuat. adalah
─1, maka ini korelasi negatif.
3. Untuk
─0.5 dan 0 maka korelasi negatif lemah. 4.
Sedangkan nilai 0, maka tidak ada korelasi. 5.
Jika nilai 0 dan 0.5 maka korelasi positif lemah. 6.
Dan jika 0.5 dan 1, maka korelasi positif kuat. 7.
Sedangkan jika 1 maka terdapat korelasi positif.
Madjid 2006 menyatakan bahwa koefisien korelasi rangking Spearman adalah pengukuran asosiasi hubungan 2 variabel antara faktor-faktor penyebab
keterlambatan pelaksanaan proyek jembatan X terhadap pihak-pihak yang terlibat Y {kontraktor Y
1
dan pemilik Y
2
}. Agar penentuan korelasinya yang signifikan dalam suatu faktor rangking keterlambatan pelaksanaan proyek konstruksi jembatan
dalam persfektif kontraktor Y
1
dan pemilik Y
2
r
, maka korelasi rank Spearman Sheskin dalam Madjid, 2006, dihitung dengan menggunakan rumus:
s
Dimana: r 2.2
s
d=Perbedaan Rangking antara kontraktor dan pemilik =Koefisien korelasi rank Spearman
N=Jumlah variabel total responden sebanyak 71 orang
Universitas Sumatera Utara
Diperoleh besarnya koefisien korelasi spearman r
s
1. Jika, nilai r 0, artinya telah terjadi hubungan yang linear positif, yaitu
makin besar nilai variabel X faktor-faktor penyebab keterlambatan proyek jembatan maka besar pula nilai variabel Y {kontraktor Y
bervariasi yang memiliki batasan-batasan antara -1 r 1, interprestasi dan nilai koefisien korelasinya
adalah:
1
dan pemilik Y
2
} atau makin kecil nilai variabel X faktor-faktor penyebab keterlambatan proyek jembatan maka makin kecil pula nilai variabel
Y{kontraktor Y
1
dan pemilik Y
2
2. Jika, nilai r 0, artinya telah terjadi hubungan yang linear negatif, yaitu
makin kecil nilai variabel X faktor-faktor penyebab keterlambatan proyek jembatan, maka makin besar nilai variabel Y {kontraktor Y
}.
1
dan pemilik Y
2
} atau makin besar nilai variabel X faktor-faktor penyebab keterlambatan proyek jembatan, maka makin kecil pula nilai variabel Y
{kontraktor Y
1
dan pemilik Y
2
3. Jika, nilai r = 0, artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variabel X
faktor-faktor penyebab keterlambatan proyek dengan variabel Y {kontraktor Y
}.
1
dan pemilik Y
2
4. Jika, nilai r = 1 atau r = -1 adalah telah terjadi hubungan linear sempurna,
berupa garis lurus, sedangkan untuk nilai r yang semakin mengarah ke angka 0 maka garis makin tidak lurus.
}.
Universitas Sumatera Utara
Dalam hubungan antara rangking kontraktor Y
1
dan pemilik Y
2
dimana Z = r diverifikasi
dengan asumsi oleh tes hipotesis pada signifikan 95.
s
Agar supaya diketahui faktor-faktor yang sangat berpengaruh penyebab keterlambatan proyek dan tidak berpengaruh faktor-faktor penyebab keterlambatan
proyek antara dua grup responden, kontraktor Y
1
dan pemilik Y
2
- Hipotesis nol null hypothesis H dalam faktor
rangking, maka diperlukan tes hipotesis, yaitu: = Tidak ada pengaruh hubungan faktor-faktor
penyebab keterlambatan proyek jembatan didalam rangking terhadap kontraktor Y
1
dan pemilik Y
2
- Hipotesis Alternatif H .
1
penyebab keterlambatan proyek jembatan didalam rangking terhadap pemilik Y
= Ada pengaruh hubungan faktor-faktor
2
dan kontraktor Y
1
.
Korelasi Spearman dalam pengujian statistik dapat dilakukan menurut pendapat Setiawan 2005 menyatakan bahwa merupakan ukuran kadar
asosiasirelasihubungan antara 2 variabel antara faktor-faktor penyebab keterlambatan pelaksanaan proyek jembatan X terhadap pihak-pihak yang terlibat
kontraktor dan pemilik yang didasarkan atas rangking faktor-faktor penyebab
Universitas Sumatera Utara
keterlambatan proyek jembatan dengan data berupa ordinal. Dengan perhitungan dan pengujiannya didalam penelitian yakni:
1. Diberikan rangking pada variabel X dan Y, jika ada rangking kembar buat
rata-ratanya. 2.
Hitung harga d
i
=X
i
─Y
i
3. Dibuat kuadrat masing-masing d
.
i
d
i
² dan jumlahkan ∑d
i
4. Tidak ada rangking berangka maka digunakan rumus:
².
r
s
5. Dilakukan uji signifikansi
2.3
Jika 4 ≤n≤30, digunakan tabel P Siegel, 1997 uji satu sisi. Dan jika p
≤α, maka H
Jika n30, dihitung dengan menggunakan rumus: ditolak.
t
I
2.4
2.6.5 Teori tentang Koefisien Korelasi Rank Kendall τ