2.1.1.2 Keterlambatan proyek yang tidak dapat dimaafkan non excusable delay
Selama proyek berlangsung, kontraktor dapat mengikuti progress proyek yang sudah dijadwalkan atau meleset progressnya, tergantung dari kontraktor tersebut.
Wei 2010 berpendapat bahwa keterlambatan ini terjadi, apakah kontraktor dapat mengontrol pelaksanaan proyek atau sebaliknya. Karena keterlambatan pelaksanaan
proyek ini mengakibatkan kontraktor tidak memperoleh apapun tambahan waktu pelaksanaan dan juga kompensasi ganti rugi. Sedangkan menurut Ahmed et al.
2002 bahwa kontraktor memperoleh sanksi akibat keterlambatan proyek tersebut.
2.1.1.3 Keterlambatan proyek yang layak mendapat ganti rugi compensable delay
Keterlambatan proyek terjadi yang disebabkan oleh kelalaian atau kesalahan pemilik proyek owner. Adanya keterlambatan pekerjaan proyek tersebut, maka
pihak pelaksana kontraktor mendapat tambahan waktu pelaksanaan proyek. Selain itu memperoleh juga kompensasi ganti rugi. Sedangkan Wei 2010 menyatakan
bahwa apakah keterlambatan proyek itu mendapat ganti rugi, tergantung kontrak awal yang terjadi. Umumnya dengan adanya kontrak proyek, maka dapat memberikan
spesifikasi jenis keterlambatan pelaksanaan proyek yang terjadi.
Universitas Sumatera Utara
2.1.1.4 Keterlambatan proyek yang tidak layak mendapat ganti rugi non compensable delay
Keterlambatan proyek yang tidak layak mendapat ganti rugi non compensable delay, yakni keterlambatan proyek yang disebabkan oleh tindakan,
kelalaian atau kesalahan kontraktor. Menurut Wei 2010 bahwa kontrak awal memberikan kategori spesifikasi,
apakah keterlambatan proyek tersebut layak mendapat ganti rugi atau sebaliknya. Tentu saja hal ini tergantung dari kontrak awal. Jika terjadi keterlambatan proyek
kategori non compensable delay, maka pihak yang terlibat adalah kontraktor. Kontraktor tidak menerima apapun tambahan uang. Akan tetapi kemungkinan
diizinkan untuk mendapatkan tambahan waktu penyelesaian pekerjaan proyek.
2.1.1.5 Keterlambatan proyek yang kritis critical delays
Menurut Wei 2010, keterlambatan proyek yang berakibat pada perubahan waktu pelaksanaan proyek. Hal ini mengakibatkan terjadinya perpanjangan waktu
pelaksanaan dalam milestone, dan ini umumnya disebut dengan critical delays. Sedangkan keterlambatan proyek yang tidak mempunyai pengaruh adanya perubahan
pelaksanaan atau milestone dan disebut non critical delays. Sementara itu jika kegiatan pelaksanaan proyek mengalami keterlambatan, maka kegiatan ini dapat
dikontrol dengan adanya perpanjangan waktu pelaksanaannya antara lain dengan mengakibatkan:
Universitas Sumatera Utara
1. Permasalahan yang terjadi pada proyek tersebut.
2. Perencanaan pekerjaan kontraktor dan skedulnya critical path.
3. Persyaratan kontrak selanjutnya.
4. Kendala dalam proyek seperti bagaimana merealisasi pelaksanaan
penyebab keterlambatan proyek. 5.
Adanya input untuk pekerjaan penyelesaian pelaksanaan proyek dari pandangan praktisi ahli.
2.1.1.6 Pelaksanaan progress atau terjadinya pada waktu bersamaan concurrent delay