Pelaksanaan progress atau terjadinya pada waktu bersamaan concurrent delay

1. Permasalahan yang terjadi pada proyek tersebut. 2. Perencanaan pekerjaan kontraktor dan skedulnya critical path. 3. Persyaratan kontrak selanjutnya. 4. Kendala dalam proyek seperti bagaimana merealisasi pelaksanaan penyebab keterlambatan proyek. 5. Adanya input untuk pekerjaan penyelesaian pelaksanaan proyek dari pandangan praktisi ahli.

2.1.1.6 Pelaksanaan progress atau terjadinya pada waktu bersamaan concurrent delay

Al-Najjar 2008 mengatakan bahwa hal ini terjadi jika ada satu faktor penyebab keterlambatan pelaksanaan proyek. Umumnya diantara kedua faktor tersebut adalah waktu dan uang. Akan tetapi yang lebih kompleks kemajuan progress skedul critical path method CPM. Penyebab keterlambatan waktu pelaksanaan proyek khususnya lebih spesifik adalah lebih dari satu faktor penyebab keterlambatan proyek sekaligus terjadi pada waktu bersamaan atau tumpang tindih overlapping pada kemajuan progress skedul critical path method CPM. Ini mengakibatkan pemilik owner dan kontraktor yang bertanggung jawab pada keterlambatan proyek ini. Jika keterlambatan pekerjaan proyek tersebut sulit diselesaikan dan tidak juga dapat di perbaiki recover, maka ini ada kaitannya dengan pihak yang terlibat yaitu pemilik. Sehingga kemajuan progress skedul critical path method CPM berbeda Universitas Sumatera Utara antara pemilik dan kontraktor. Tetapi hanya kontraktor mendapat efeknya terhadap perbedaan progress skedul critical path method CPM. Jika ditinjau penjelasan diatas, keterlambatan pelaksanaan proyek concurrent delay terjadi dengan adanya kedua belah pihak terkait yang bertanggung jawab, kontraktor dan pemilik owner. Hal kemungkinan terjadi jika keterlambatan proyek tersebut sulit diselesaikan, yang disebabkan adanya kemungkinan terjadi pergantian progress critical path method. Dengan adanya concurrent delay menurut Abdullah et al. 2010 berpendapat bahwa keterlambatan ini kemungkinan dapat mengakibatkan terjadinya perselisihan antara kontraktor dan pemilik, sehingga kontraktor hanya mendapat tambahan waktu pelaksanaan pekerjaan atau kompensasi pada keterlambatan proyek kategori excusable delay. Akan tetapi penalti atau denda pada kategori non excusable delay. Untuk lebih jelasnya penjelasan diatas tentang jenis-jenis keterlambatan proyek dapat di gambarkan secara skematik pada Gambar 2.1: Non excusable delay Non concurrent Concurrent Non critical Critical Non compensable Compensable Excusable delay Gambar 2.1 Kategori keterlambatan Proyek Vitalis et al. dalam Al- Najjar, 2008 Universitas Sumatera Utara 2.2 Klasifikasi Penyebab Keterlambatan Proyek ditinjau dari Aspek Manajemen dalam Pelaksanaan Proyek Konstruksi Terdapat 2 jenis aspek manajemen pelaksana proyek konstruksi yaitu: aspek manajemen proyek dan aspek manajemen konstruksi. Karena kedua aspek manajemen tersebut sangat berpengaruh dalam menentukan variabel dan sub faktor penyebab keterlambatan pelaksanaan proyek. Seperti penjelasan diatas, maka penulis merangkumnya didalam menentukan variabel penelitian disamping aspek-aspek lain yang dikombinasi, Definisi manajemen proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan koordinasi suatu proyek dari awal gagasan hingga berakhirnya proyek untuk menjamin pelaksanan proyek secara tepat waktu, tepat biaya dan tepat mutu Ervianto, 2005. Manajemen konstruksi construction management menurut Ervianto 2005 adalah bagaimana agar sumber daya yang terlibat dalam proyek konstruksi dapat diaplikasikan oleh manajer proyek secara tepat. Sumber daya dalam proyek konstruksi dapat dikelompokkan menjadi manpower, material, machines, money, method. Disisi lain, Proboyo mengklasifikasikan penyebab keterlambatan berdasarkan aspek manajemen yang diambil sesuai definisi manajemen proyek, manajemen konstruksi dan dokumen kontrak. Kraiem dan Dickman dalam Proboyo 2009 mengatakan bahwa terdiri 45 jenis penyebab keterlambatan dan diklasifikasikan dalam aspek manajemen yang diambil 6 aspek kajian dalam penelitian antara lain: Universitas Sumatera Utara A. Aspek Perencanaan dan Penjadwalan Pekerjaan antara lain: 1. Penetapan jadwal proyek yang amat ketat oleh pemilik. 2. Tidak lengkapnya identifikasi jenis pekerjaan yang harus ada. 3. Rencana urutan kerja yang tidak tersusun dengan baikterpadu. 4. Penentuan durasi waktu kerja yang tidak seksama. 5. Rencana kerja pemilik yang sering berubah-ubah. 6. Metode konstruksipelaksanaan kerja yang salah atau tidak tepat. B. Aspek lingkup dan dokumen pekerjaan kontrak antara lain: 1. Perencanaan gambarspesifikasi yang salah atau tidak lengkap. 2. Perubahan desaindetail pekerjaan pada waktu pelaksanaan. 3. Perubahan lingkup pekerjaan pada waktu pelaksanaan. 4. Proses pembuatan gambar kerja oleh kontraktor. 5. Proses permintaan dan persetujuan gambar kerja oleh pemilik. 6. Ketidak sepahaman aturan pembuatan gambar kerja. 7. Ada banyak sering pekerjaan tambah. 8. Adanya permintaan perubahan atas pekerjaan yang telah selesai. C. Aspek system organisasi, koordinasi dan komunikasi antara lain: 1. Keterbatasan wewenang personil pemilik dalam pengambilan keputusan. 2. Kualifikasi personilpemilik yang tidak professional dibidangnya. 3. Cara inspeksi dan kontrol pekerjaan yang birokratis oleh pemilik. Universitas Sumatera Utara 4. Kegagalan pemilik mengkoordinasi pekerjaan dari banyak kontraktorsub kontraktor. 5. Kegagalan pemilik mengkoordinasi penyerahanpenggunaan lahan. 6. Keterlambatan penyediaan alatbahan dll yang disediakan oleh pemilik. 7. Kualifikasi dan teknis manajerial yang buruk dari personil-personil dalam organisasi kerja kontraktor. 8. Koordinasi dan komunikasi yang buruk antar bagian-bagian dalam organisasi kerja kontraktor. 9. Terjadinya kecelakaan kerja. D. Aspek kesiapanpenyiapan sumber daya antara lain: 1. Mobilisasi sumber daya bahan, alat, tenaga kerja yang lambat. 2. Kurangnya keahlian dan ketrampilan serta motivasi kerja para pekerja- pekerja yang langsung di lapangan. 3. Jumlah pekerja yang kurang memadaisesuai dengan aktifitas pekerjaan yang ada. 4. Tidak tersedianya bahan yang secara cukup pastilayak sesuai kebutuhan. 5. Tidak tersedianya alatperalatan kerja yang cukup memadaisesuai kebutuhan. 6. Kelalaianketerlambatan oleh pekerjaan sub kontraktor. 7. Pendanaan kegiatan proyek yang tidak terencana dengan baik kesulitan pendanaan di kontraktor. Universitas Sumatera Utara 8. Tidak terbayarnya kontraktor secara layak sesuai haknya. kesulitan pembayaran oleh pemilik. E. Aspek sistem inspeksi, kontrol dan evaluasi pekerjaan antara lain: 1. Pengajuan contoh bahan oleh kontraktor yang tidak terjadwal. 2. Proses permintaan dan persetujuan contoh bahan oleh pemilik yang lama. 3. Proses pengujian dan evaluasi uji bahan dari pemilik yang tidak relevan. 4. Proses persetujuan ijin kerja yang bertele-tele. 5. Kegagalan kontraktor melaksanakan pekerjaan. 6. Banyak hasil pekerjaan yang harus diperbaikidiulang karena cacattidak benar. 7. Proses tata cara evaluasi kemajuan pekerjaan yang lama dan lewat jadwal yang disepakati. F. Aspek lain-lain aspek diluar kemampuan pemilik dan kontraktor antara lain: 1. Kondisi dan lingkungan tapak ternyata tidak sesuai dengan dugaan. 2. Transportasi ke lokasi proyek yang sulit. 3. Terjadi yang hal-hal yang tidak terduga seperti kebakaran, banjir, badaiangin ribut, gempa bumi, tanah longsor, cacat amat buruk. 4. Adanya pemogokan buruh. 5. Adanya huru harakerusuhan, perang. Universitas Sumatera Utara 6. Terjadinya kerusakanpengerusakan akibat kelalaian atau perbuatan pihak ketiga. 7. Perubahan situasi atau kebijaksanaan politikekonomi pemerintah. Kraiem dan Dickman dalam Proboyo 2009 menentukan 45 jenis faktor-faktor penyebab keterlambatan karena yang menjadi objek penelitiannya adalah proyek konstruksi bangunan gedung. Sedangkan peneliti melakukan penelitian adalah proyek konstruksi jembatan yang berlokasi di Sumatera Utara dan Aceh. Dengan demikian peneliti mengambil sumber kajian jenis penyebab keterlambatan berdasarkan peneliti- peneliti researches sebelumnya yaitu: 1. Kraiem dan Dickman dalam Proboyo 2009. 2. Vidalis et al dalam Al-Najjar 2008. 3. Theodore dalam Wei 2010. 4. Ahmed et al 2002. Dengan sumber kajian berdasarkan peneliti-peneliti researches sebelumnya, maka peneliti menentukan sebanyak 61 jenis faktor-faktor penyebab keterlambatan proyek jembatan di Sumatera Utara dan Aceh. Namun selanjutnya enam puluh satu 61 jenis faktor-faktor penyebab keterlambatan proyek jembatan ini akan dijelaskan pada bab tiga metodologi, apa saja jenis faktor-faktor tersebut. Universitas Sumatera Utara

2.3 Hal-hal yang berkaitan dengan Pelaksanaan Proyek Konstruksi Jembatan

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Proyek Konstruksi Jembatan Di Sumatera Utara Dan Aceh

8 86 172

ANALISIS PERBANDINGAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PEKERJAAN PROYEK KONSTRUKSI ANALISIS PERBANDINGAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PEKERJAAN PROYEK KONSTRUKSI DI PROPINSI D.I. YOGYAKARTA DAN PAPUA.

0 4 13

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI PEMERINTAH DAN SWASTA DI TIMOR LESTE.

0 4 12

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK KONSTRUKSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK KONSTRUKSI DI TIMOR LESTE.

0 3 13

ANALISIS PERBANDINGAN FAKTOR - FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PENGERJAAN PROYEK KONSTRUKSI DI ANALISIS PERBANDINGAN FAKTOR - FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PENGERJAAN PROYEK KONSTRUKSI DI PROVINSI JATENG DAN DIY.

0 2 13

Analisis Faktor-faktor Penyebab Keterlambatan Penyelesaian Proyek Konstruksi di Wilayah Kota Denpasar.

0 0 33

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keterlambatan Proyek - Analisis Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Proyek Konstruksi Jembatan Di Sumatera Utara Dan Aceh

1 11 56

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI JEMBATAN DI WILAYAH SUMATERA UTARA DAN ACEH TESIS

1 5 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keterlambatan Proyek - Analisis Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Proyek Konstruksi Jembatan di Wilayah Sumatera Utara dan Aceh

0 4 56

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI JEMBATAN DI WILAYAH SUMATERA UTARA DAN ACEH TESIS

0 0 15