Hasil Uji Asumsi Klasik

56 Tabel 6.10. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Alpha Batasan Keterangan Produk X 1 0,695 0,60 Reliabilitas Baik Harga X 2 0,701 0,60 Reliabilitas Baik Tempat X 3 0,667 0,60 Reliabilitas Baik Promosi X 4 0,612 0,60 Reliabilitas Baik Orang X 5 0,707 0,60 Reliabilitas Baik Pend_Fisik X 6 0,651 0,60 Reliabilitas Baik Proses X 7 0,684 0,60 Reliabilitas Baik Keputusan Wisatawan Y 0,633 0,60 Reliabilitas Baik Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS, 2012 Berdasarkan Tabel 6.10. semua variabel yang digunakan adalah reliabel, dan dinyatakan baik, artinya semuanya pertanyaan reliabelberkesinambungan karena memiliki nilai alpha diatas 0,60. Nilai ini menunjukan bahwa variabel yang digunakan mempunyai ketepatan, keakuratan, kestabilan atau konsistensi yang tinggi.

6.4. Hasil Uji Asumsi Klasik

Pada penelitian ini uji asumsi klasik terdiri dari Uji Normalitas dan Uji Multikolinearitas, serta Uji Heterokedastisitas. 1. Uji Normalitas Untuk mengecek apakah hasil pengamatan menyebar normal atau tidak, dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti dengan uji Histogram, uji Normal P Plot, uji Chi Square, Skewness dan Kurtosis atau uji Kolmogorov Smirnov Situmorang dkk, 2008. Pada penelitian ini normalitas data dilakukan dengan uji Histogram dan uji Normal P Plot. Hasil dari output SPSS dengan menggunakan uji Histogram dapat dilihat pada Gambar 6.11. yang menunjukkan grafik Histogram menunjukkan pola distribusi normal sebab memperlihatkan grafik mengikuti sebaran kurva normal ditunjukkan dengan kurva berbentuk lonceng. Universitas Sumatera Utara 57 Grafik Normal Probability Plot pada Gambar 6.12. menunjukkan pola distribusi normal di mana data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Gambar 6.11. Hasil Uji Normalitas Histogram Gambar 6.12. Hasil Uji Normalitas P Plot Universitas Sumatera Utara 58 2. Uji Multikolinearitas Uji asumsi klasik berikutnya adalah uji multikolinearitas, digunakan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas, yaitu adanya hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Pada riset ini akan dilakukan uji multikolinearitas dengan melihat nilai Variance Inflation Factor VIF pada model regresi. Menurut Santoso 2001, pada umumnya jika VIF lebih besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 6.13. Tabel 6.13. Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant .052 .090 1.106 .272 Produk .340 .123 .358 2.246 .035 .690 1.449 Harga .104 .094 .106 2.104 .033 .938 1.066 Tempat .314 .102 .347 3.075 .003 .678 1.476 Promosi .073 .103 .078 .704 .483 .704 1.421 Orang .014 .140 .014 2.102 .029 .439 2.276 Pendukung Fisik .013 .088 .014 .148 .883 .949 1.054 Proses .170 .103 .178 1.657 .102 .747 1.339 a. Dependen Variable: Keputusan Wisatawan Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS, 2012 Dari Tabel 6.13. terlihat bahwa nilai pada kolom VIF di bawah, variabel Produk 1,449, variabel Harga 1,066, variabel Tempat 1,476, variabel Promosi 1,421, variabel Orang 2,276, variabel Pendukung Fisik 1,054, serta Universitas Sumatera Utara 59 variabel Proses 1,339. Semua variabel independen memiliki nilai Variance Inflation Factor VIF lebih kecil dari 5, sehingga dapat disimpulkan bahwa antar variabel tersebut tidak terjadi persoalan multikolinearitas. 3. Uji Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas, yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas. Pengujian apakah terdapat gejala heteroskedastisitas, yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada gambar hasil output SPSS Situmorang dkk, 2008. Selanjutnya, pengujian dengan pengambilan keputusan didasarkan pada: a. Apabila ada pola tertentu, seperti titik-titik point-point yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka telah terjadi heteroskedastisitas; dan b. Apabila tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Pada Gambar 6.14. dapat dilihat hasil uji heterokedastisitas. Universitas Sumatera Utara 60 Gambar 6.14. Hasil Uji Heterokedastisitas Dari Gambar 6.14. terlihat tidak ada pola yang jelas, titik-titik juga menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

6.5. Hasil Analisis Data